Sukses

Vale Indonesia Serahkan Bandara Sorowako ke Pemprov Sulsel

PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menyerahkan Bandar Udara (Bandara) Sorowako dan pengelolaan kebandarudaraan kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.

Liputan6.com, Jakarta - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menyerahkan Bandar Udara (Bandara) Sorowako dan pengelolaan kebandarudaraan kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. Dengan penyerahan aset bandara ini dharapkan akan bisa mendukung pariwisata.

Penyerahan Bandara Sorowako dan pengelolaan kebandarudaraan dilakukan langsung oleh Presiden Direktur sekaligus Chief Executive Officer (CEO) PT Vale Indonesia Tbk, Febriany Eddy kepada Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman.

“Alhamdulillah, ini jadi kabar baik khususnya untuk masyarakat Luwu Raya. Setelah perjuangan bertahun-tahun, PT Vale akhirnya menyerahkan Bandara Sorowako kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan,” kata Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman dikutip dari Antara, Kamis (12/5/2022).

Ada tiga objek yang diserahkan PT Vale, yakni lahan seluas 25,4 hektar (ha), barang bergerak berupa aset-aset yang berfungsi sebagai sarana dan prasana yang mendukung pengoperasian Bandara Sorowako, serta pengelolaan jasa kebandarudaraan atas Bandar Udara Sorowako di Luwu Timur.

Penyerahan bandara ini juga menjadi bagian dari upaya besar Andi Sudirman untuk mendorong terus menerus perusahaan multinasional dan nasional yang beroperasi di Sulsel untuk secara signifikan memberikan kontribusi bagi masyarakat Sulsel.

Andi Sudirman menyampaikan terima kasih dan apresiasi PT Vale Indonesia atas dedikasi dan kontribusinya untuk masyarakat Sulawesi Selatan.

“PT Vale sebagai perusahaan Multinasional Nasional hari menunjukkan niat baik untuk terus berkontribusi bagi masyarakat Sulsel dan Luwu Raya pada khususnya. Mudah-mudahan komitmen ini akan terus berlanjut khususnya komitmen untuk membantu kemajuan daerah Luwu Timur dan Sulsel,” ujar dia.

Ia pun berharap, dengan dibukanya layanan umum di Bandara Sorowako akan mendukung pariwisata, dan mendatangkan wisatawan mancanegara maupun domestik dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Luwu Timur.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Vale Indonesia Investasi Proyek Nikel Rp 27,7 Triliun di Morowali

PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) bersama mitra dari China menanamkan investasi USD 1,94 miliar untuk penambangan dan pengolahan bijih atau smelter nikel di Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng).

CEO PT Vale Indonesia Tbk Febriany Eddy mengungkapkan alasan berinvestasi pada proyek smelter nikel di Desa Bahodopi tersebut, karena dinamika bisnis nikel di Indonesia yang kian maju sangat pesat dalam 8 tahun terakhir.

"Hal tersebut membuat PT Vale semakin mantap mengambil posisi dalam peta industri nikel Tanah Air sebagai operator nikel yang mengedepankan praktik-praktik penambangan berkelanjutan," jelas dia seperti melansir Antara, Selasa (25/5/2021),

Saat ini wilayah konsesi Vale Indonesia di Sulteng mencakup area kontrak karya seluas 22.699 hektare di Blok 2 dan Blok 3 Deda Bahodopi.

"Proyek pengembangan kami di blok tersebut terdiri atas dua bagian utama, yaitu tambang dan pabrik atau yang biasa kita sebut smelter," ujarnya.

Kegiatan penambangan, lanjutnya, akan dioperasikan dengan nilai investasi pembukaan tambang sebesar USD 140 juta.

3 dari 3 halaman

Dirikan Anak Usaha

Sementara untuk kegiatan pengolahan bijih nikel, pihaknya berencana membangun smelter dengan nilai investasi sebesar USD 1,8 miliar.

"Untuk pembangunan smelter, PT Vale Indonesia Tbk telah mendirikan badan usaha baru, yaitu PT Bahodopi Nickel Smelting Indonesia (BNSI) yang saat ini telah memperoleh Izin Usaha Industri (UII). Pabrik ini rencananya akan dibangun dan dioperasikan bersama mitra kami dari Tiongkok," ujarnya pula.

Febriany menyebut proyek Bahodopi telah diajukan sebagai bagian dari proyek strategis nasional untuk tahun 2021. Kegiatan penambangan PT Vale di Blok Bahodopi akan menyerap sekitar 900 tenaga kerja.

"Sementara untuk kegiatan di smelter, kami memperkirakan kebutuhan tenaga kerja mencapai 11.400 orang pada periode konstruksi, dan sekitar 3.700 orang ketika smelter sudah beroperasi," ujarnya pula.

Ia berharap kehadiran PT Vale di Sulteng pada umumnya dan di Morowali pada khususnya dapat berkontribusi terhadap peningkatan perekonomian warga sekitar dan daerah.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.