Sukses

Media Asing Soroti Gonjang-ganjing Minyak Goreng Langka di Indonesia

Lebih mirisnya, kelangkaan minyak goreng terjadi di negara produsen kelapa sawit (CPO) terbesar dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Tak hanya di dalam negeri, masalah stok dan kelangkaan minyak goreng di Indonesia juga menjadi sorotan media asing.

Lebih mirisnya, kelangkaan minyak goreng terjadi di negara produsen kelapa sawit (CPO) terbesar dunia.

Media asal Inggris, yakni The Economist, menyoroti warga di Jawa Tengah hingga Kalimantan Timur yang harus mengantre untuk membeli minyak goreng sawit murah.

Dalam berita yang berjudul 'Out of the frying pan – Indonesia, the world’s biggest producer, has a palm-oil crisis' itu, The Economist mengungkapkan terjadinya kematian dua ibu rumah tangga saat mengantre untuk membeli minyak goreng.

"Di Kalimantan Timur, di Pulau Kalimantan, yang menghasilkan hampir dua perlima minyak sawit Indonesia, setidaknya dua ibu rumah tangga meninggal saat mengantre," demikian laporan The Economist, dikutip Senin (4/4/2022).

Diketahui bahwa pada Februari 2022, Pemerintah Indonesia mematok harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng menjadi Rp 14.000 per liter untuk minyak kemasan dan Rp 11.500 untuk minyak curah.

Dalam semalam, rak-rak di berbagai pasar dan ritel kosong di berbagai daerah di Indonesia.

Ketika stok minyak goreng sawit kosong, kebanyakan masyarakat Indonesia kehilangan akses karena minyak nabati impor merupakan produk mewah yang harganya cukup tinggi. 

Namun saat aturan HET dicabut, minyak goreng kemasan secara ajaib muncul kembali. Tetapi saat ini, harga naik lebih dari tiga kali lipat.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Komentar Fadli Zon

Artikel The Economist pun menarik perhatian politikus Partai Gerindra, Fadli Zon.

"Sudah menjadi berita internasional. Produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia n mengalami krisis minyak goreng. Radikal," demikian unggahan Fadli Zon di akun Twitter-nya, dikutip Senin (4/4/2022).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.