Sukses

Inflasi Januari 2022 Cetak Rekor Tertinggi Sejak Awal Pandemi

BPS mengumumkan inflasi secara tahunan (year on year/YoY) sebesar 2,18 persen pada Januari 2021

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi secara tahunan (year on year/YoY) sebesar 2,18 persen pada Januari 2021. Secara bulanan juga terjadi inflasi 0,56 persen dibanding Desember 2021.

Kepala BPS Margo Yuwono mengutarakan, angka inflasi pada Januari 2022 lalu tercatat jadi yang tertinggi sejak masa awal pandemi Covid-19, tepatnya sejak Mei 2020.

"Kalau kita lihat garis panjangnya, inflasi Januari 2022 yang secara year on year sebesar 2,18 persen, ini merupakan angka tertinggi sejak Mei 2020. Dimana saat itu terjadi inflasi sebesar 2,19 persen," terangnya dalam sesi teleconference, Rabu (2/2/2022).

Menurut kelompok pengeluaran, Margo menyebut kelompok makanan/minuman dan tembakau beri andil terbesar untuk inflasi Januari 2022, dengan andil inflasi sebesar 0,30 atau sebesar 1,17 persen.

Kemudian diikuti oleh kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, yang memberikan andil inflasi di Januari sebesar 0,10 persen. Diikuti kelompok pengeluaran perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rumah tangga, dimana berikan andil pada inflasi 0,01 persen.

"Untuk kelompok makanan/minuman dan tembakau, komoditas penyumbang terbesar berasal dari daging ayam ras. Itu berikan andil 0,07 persen. Diikuti ikan segar sebesar 0,06 persen, kemudian beras dengan andil 0,03 persen," tuturnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Harga LPG

Pada kelompok pengeluaran kedua yakni perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, andil terbesar berasal dari bahan bakar rumah tangga yang berikan andil inflasi di bulan Januari sebesar 0,06 persen.

"Ini disebabkan kenaikan harga pada LPG non-subsidi," ujar Margo.

"Kelompok ketiga, pengeluaran perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rumah tangga. Inflasi ini disebabkan karena kenaikan harga sabun deterjen yang cair maupun upah asisten rumah tangga. Keduanya berikan andil inflasi 0,01 persen," tandasnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.