Sukses

BRI Peduli Pemberdayaan Kaum Perempuan: Kelompok Wanita Kota Pala Jadi Percontohan di Bali

BRI ikut ambil bagian mewujudkan perempuan berdikari, melalui Bantuan Pemberdayaan Kelompok Perempuan.

Liputan6.com, Denpasar - Pemberdayaan menjadi kunci mengangkat peran perempuan agar mampu berkarya dan berdikari. Keterlibatan perempuan dalam berbagai bidang kehidupan memiliki fungsi antara lain, mencapai kesetaraan dalam segala bidang serta meningkatkan kapasitas perempuan untuk memperoleh akses terhadap sumber daya.

Ini demi tujuan untuk meningkatkan kompetensi perempuan sehingga perempuan tersebut dapat lebih baik dalam bidang ekonomi, sosial, politik dan budaya.

Mengingat luasnya aspek pemberdayaan perempuan, membutuhkan peran dari berbagai pihak. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk atau BRI ikut ambil bagian mewujudkan perempuan berdikari, melalui Bantuan Pemberdayaan Kelompok Perempuan. Bantuan program berupa pemberian pelatihan dan peralatan usaha bagi Komunitas Perempuan di satu wilayah.

Salah satu bukti nyata Bantuan Pemberdayaan Kelompok Perempuan BRI adalah Kelompok Wanita Tani (KWT) Kota Pala yang berlokasi di Jalan Ratna, Dauh Peken, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan, Bali.

KWT Kota Pala ini mendulang juara Pertama program Bantuan Pemberdayaan Kelompok Perempuan BRI yang diikuti 18 KWT lain dari berbagai daerah di Indonesia.

Andriana, Pendamping KWT Kota Pala, menceritakan KWT Kota Pala berdiri resmi pada 2019, yang fokus pada pemenuhan ketahanan pangan. Lokasi KWT yang berada di daerah urban, mendasari inisiasi kelompok ini masuk ke bidang penanaman hidroponik. Keterbatasan lahan di Desa Dajan Peken juga jadi pertimbangan.

“Walaupun hidup di lingkungan urban dengan daerah perkotaan, sudah padat dengan bangunan dan penduduk tapi kita tetap bisa bertani. Saya menginisiasi Hidroponik supaya ibu-ibu di sini tuh walaupun sudah tidak punya lahan, nggak punya halaman yang untuk bisa bercocok tanam,” kata Andriana kepada Liputan6.com, Jumat (7/1/2022).

Seiring berjalannya waktu, jumlah anggota KWT Kota Pala terus bertambah menjadi 25 orang. Para anggota memiliki tugas masing-masing.

Sebanyak 6 orang mengurusi bagian produksi produk turunan dari tanaman hidroponik seperti bayam, pokcoy, dan sebagainya. Sementara sisanya bertugas merawat kebun.

Setelah beberapa lama berdiri, KWT Kota Pala mulai mendapatkan perhatian dari desa setempat. Bantuan dari program desa berupa prasarana bertanam di halaman kantor Desa tersedia. Namun, hal itu tidak mencukupi sehingga para anggota masih mencari jalan agar terus berkembang.

Suatu saat muncul kabar BRI yang memberikan bantuan kepada kelompok Wanita di daerah perkotaan, berupa sarana dan prasarana Urban farming.

Dari sini, KWT Kota Pala mendaftarkan diri. Diawali proses survei oleh pihak BRI yang kemudian dianggap memenuhi kriteria, KWT Kota Pala direstui mendapatkan bantuan dari CSR BRI Peduli senilai Rp 100 juta.

Saat dana di tangan, KWT Kota Pala membangun rencana. Bantuan Rp 100 juta digunakan untuk membangun Green House di samping halaman kantor desa.

Selain itu, dipakai membiayai pengembangan Teknik penanaman vertical culture, yaitu kebun vertikal dalam rangka menghemat lahan tanam.

“Kita membangun Green House, tapi karena kan tanahnya harus di fasilitas umum ya. Jadi kita membangunnya Green House di samping kantor di halaman kantor desa. Selain itu kita juga ada verticalculture jadi tanamannya kita atur ke atas untuk menghemat lahan,” ucapnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Jadi Percontohan

Perempuan berusia 39 tahun ini mengaku senang karena KWT Kota Pala kemudian bisa menjadi percontohan bagi warga sekitar.

Bercocok tanam itu tidak melulu harus memiliki lahan yang luas. Tanah yang sempit pun masih bisa menghasilkan pangan melalui teknik hidroponik yang bebas pestisida.

Tak langsung senang dengan kondisi yang ada, di mana hasil panen tanaman hidroponik KWT Kota Pala tidak banyak, Andriana berinisiatif untuk mengelola hasil panen menjadi produk turunan. Tujuannya agar bisa lebih menjangkau masyarakat.

“Kalau kita panen bayam hasilnya sedikit, maksudnya nggak yang kayak kalau di kebun. Biasanya panen satu kali instalasi paling 5 kg. Kalau kita jual itu kan nggak seberapa dan kita juga bukan tidak mampu jadi supplier ke supermarket,” ujarnya.

Memutar otak, akhirnya produk turunan diracik dari tanaman yang didapat demi mendapat hasil lebih besar. Seperti tanaman bayam diolah menjadi sosis bayam, stik keju bayam, dan lain sebagainya. Kabar baiknya, usai melihat kekompakan KWT Kota Pala, akhirnya kelompok yang dipimpin Andriana dipercaya untuk mengerjakan program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk posyandu setiap bulan oleh pihak Desa.

“Biasanya PMT sebatas kacang hijau dan telur, kita bikin menunya bakso ayam bayam dan lainnya,” ucapnya.

 

3 dari 3 halaman

Bantuan Lanjutan BRI

Melihat perkembangan KWT Kota Pala yang cukup baik, BRI memberikan bantuan tahap kedua untuk pengembangan industri inkubasi bisnis senilai Rp 100 juta.

Sebesar 30 persen dana digunakan untuk workshop inkubasi bisnis, sedangkan 70 persen untuk pengadaan alat-alat produksi makanan.

Tak hanya itu, BRI menjadikan KWT Kota Pala sebagai klaster. KWT Kota Pala mendapatkan pendampingan langsung serta dibina secara industri ekonominya berupa konsultasi penentuan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk produk turunan.

“Kita dijadikan klaster oleh BRI, kelompok kita pendampingannya BRI kita bisa dibantu dibina secara industri ekonomi, berupa konsultasi HET untuk produk turunan yang kami buat,” katanya.

Manfaat lain yang didapatkan KWT Kota Pala dari BRI, yakni para anggota yang berjumlah 25 orang tersebut bisa mengajukan kredit maksimal Rp 10 juta hanya dengan bunga 3 persen pertahun tanpa jaminan.

“Jaminannya adalah anggota KWT Kota Pala. Secara perekonomian secara pribadi dan juga secara kelompok sangat terbantu,” kata Andriana.

Andriana pun berharap, kedepannya KWT Kota Pala bisa menginspirasi warga sekitar dan masyarakat secara luas.

“Berharap bisa menginspirasi ke warga desa kami, sesuatu yang kita kerjakan dengan tulus pasti kita akan mendapatkan hasil yang tidak pernah kita sangka sebelumnya, kita tidak menyangka bisa mendapat bantuan dari BRI 2 kali dan menjadi juara nasional,” tutup Andriana.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.