Sukses

Otoritas China Audit Aset Pendiri Real Estate Raksasa Evergrande

Otoritas China sedang mengaudit aset pengembang real estate Evergrande, yang menghadapi utang besar.

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas China sedang mengaudit aset pengembang real estate terbesar negara itu, yaitu Evergrande dan pendirinya Hui Ka Yan. 

Dikutip dari laman Business Insider, Kamis (16/12/2021) audit terhadap Hui Ka Yan ini bertujuan untuk menentukan nilai aset dan mengungkap aset tersembunyi.

Langkah tersebut juga akan memungkinkan otoritas China memutuskan apakah Evergrande akan memerlukan bantuan dana yang melibatkan entitas milik negara.

Diketahui bahwa pemerintah China telah turun tangan untuk mengawasi krisis utang Evergrande setelah raksasa real estate itu mengumumkan awal bulan ini bahwa "tidak ada jaminan" untuk memenuhi pembayaran utang.

Pekan lalu, Fitch Ratings telah memangkas peringkat Evergrande dan mengatakan pihaknya menganggap raksasa properti itu telah default atau gagal bayar utang setelah melewati pembayaran dengan investor internasional.

Regulator telah berusaha untuk meyakinkan pasar bahwa masalah Evergrande dapat dikelola - tetapi pemerintah China juga telah mengisyaratkan tidak akan ada bailout langsung untuk raksasa real estat itu.

Pasar sekarang mengharapkan restrukturisasi jangka panjang yang mencerminkan krisis tingkat tinggi yang telah ditangani Beijing di masa lalu.

Selain itu, otoritas China juga telah meminta perusahaan milik pemerintah dan pengembang properti yang didukung negara untuk membeli beberapa aset Evergrande.

Dan Evergrande telah mendivestasikan beberapa bisnis untuk mengumpulkan uang, termasuk platform streaming China HengTen dan pembuat motor listrik asal Belanda, e-Traction.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pendiri Evergrande Berusaha Bayar Utang dengan Aset Pribadi

Sementara itu, pendiri Evergrande Hui Ka Yan, dilaporkan telah menjual dan menjaminkan asetnya untuk mempertahankan perusahaan tersebut setelah pemerintah China menginstruksikannya untuk menggunakan harta pribadi untuk membayar utang perusahaan.

Hal itu diungkapkan laporan kantor berita Bloomberg, dari sumber yang enggan disebutkan namanya, pada bulan Oktober.

Pekan lalu, Hui terpaksa menjual 277,8 juta saham Evergrande yang dijanjikan setelah pihak ketiga yang tidak disebutkan namanya memberlakukan "kepentingan keamanan".

Hui Ka Yan kini masih memiliki sekitar 60 persen aset dari perusahaan dan bernilai sekitar USD 6 miliar, menurut Bloomberg Billionaires Index.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.