Sukses

ESDM Sebut Nuklir Dapat Jadi Opsi Penyediaan Listrik di Masa Depan

Indonesia terus berupaya untuk mengakselerasi pengembangan EBT agar target 23% EBT pada bauran energi nasional tahun 2025 tercapai

Liputan6.com, Jakarta Dalam upaya adaptasi terhadap transformasi energi di Indonesia memprioritaskan akselerasi pengembangan energi bersih berbasis energi baru dan energi terbarukan (EBT). Pemerintah pun meyakini bahwa transisi energi perlu dilakukan komprehensif guna menyelaraskan akselerasi perkembangan teknologi yang semakin kompetitif dengan energi fosil. 

Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan, Harris pada Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir mengatakan bahwa hal yang mendorong transformasi energi antara lain perubahan iklim, peningkatan kesejahteraan, keadilan energi, tren biaya EBT yang terus menurun, upaya peningkatan kualitas udara, dan peningkatan ketahanan energi.

"Dalam proses transformasi ini, Indonesia terus berupaya untuk mengakselerasi pengembangan EBT agar target 23% EBT pada bauran energi nasional tahun 2025 tercapai," ujar Harris pada Rabu (18/11).

Harris menjelaskan rencana penambahan PLT EBT sampai 2035 ditargetkan mencapai 37,30 GW. Oleh karena itu, Pemerintah mengembangkan EBT dengan strategi seperti implementasi Peraturan Presiden tentang Harga PLT EBT, pengembangan REBID melalui PLTA dan PLTP skala besar yang terintegrasi dengan industri.

Juga pengembangan PLTS Skala Besar, pengembangan REBED untuk memacu perekonomian wilayah termasuk daerah 3T, pengembangan biomassa melalui kebun/hutan energi, limbah pertanian dan sampah kota, penambahan jaringan transmisi, menjadikan NTT sebagai lumbung energi (PLTS), serta peningkatan kualitas data dan informasi panas bumi melalui program eksplorasi panas bumi oleh Pemerintah.

Mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024, pengembangan energi nuklir dipersiapkan menjadi opsi penyediaan listrik di masa depan dan program pengembangannya melibatkan Kemenristek, Kementerian ESDM dan BATAN.

"Opsi penyediaan listrik untuk masa depan dalam RPJM salah satunya adalah pengembangan PLTN di Kalimantan Barat, kemudian peningkatan penguasaan teknologi sebagai garda terdepan dalam hal ini aspek teknis tentunya, yang dikoordinir oleh teman-teman Batan. Lalu ada kerjasama luar negeri dan research power house project," jelas Harris.

Langkah yang sudah tercantum dalam RPJM 2020-2024 yaitu langkah penelitian, pengembangan, mendorong penguasaan teknologi, membangun kerja sama, melakukan analisis multi kriteria dan menyusun roadmap nuklir.

Diketahui sampai dengan 2024 belum ada pembangunan disana tetapi diharapkan bahwa nuklir menjadi satu opsi penyedia listrik yang sangat baik ke depan.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.