Liputan6.com, Jakarta Bank Dunia berjanji untuk mengusulkan adanya pendanaan darurat senilai USD 25 miliar (Rp 367,5 triliun) bagi negara-negara miskin di dunia, guna untuk membantu melawan krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Presiden Bank Dunia David Malpass menyatakan ini kepada menteri keuangan dan para petinggi bank dari negara-negara G-20, beberapa waktu lalu.
Baca Juga
Rencananya hal tersebut akan disampaikan kepada deputi IDA ( Asosiasi Pembangunan Internasional) pada akhir bulan ini, seperti melansir laman Republic World.
Advertisement
Malpass menyatakan bahwa inisiatif ini, merupakan bentuk keresahan akan kemampuan debitor negara-negara miskin dunia dalam membayar utang nasionalnya.
Dia mengungkapkan keprihatinan meningkatnya risiko gagal bayar yang tertunda di antara negara-negara kelompok berpenghasilan rendah.
Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) telah membuat rencana aksi bersama untuk membantu negara-negara IDA yang paling banyak berutang.
Usaha kerjasama dari Bank Dunia dan IDA, diharapkan mampu memberikan solusi terbaik kepada negara-negara dengan krisis utang nasionalnya, mengingat bahwa ekonomi global saat ini sedang mengalami kontraksi terparah dalam 8 dekade terakhir.
Â
Â
Â
* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Pendanaan Vaksin Covid-19
Grup Bank Dunia pada 13 Oktober menyetujui dana USD 12 miliar bagi negara-negara berkembang untuk mendanai pembelian dan distribusi vaksin COVID-19 bagi warganya.
Pembiayaan tersebut merupakan bagian dari paket keseluruhan senilai USD 160 miliar yang direncanakan Bank Dunia untuk dirilis tahun depan untuk negara-negara berkembang.
Bank Dunia dengan pembiayaannya juga bertujuan untuk memberikan pengobatan penyakit dan meningkatkan kapasitas pengujian negara, selain dari pembelian vaksin COVID-19.
Advertisement
Tujuan utamanya adalah memperkuat sistem penanggulangan pandemi di negara berkembang. Pembiayaan ini juga akan fokus pada pembangunan rantai pasokan dan manajemen logistik yang lebih efisien untuk penanganan penyimpanan vaksi.
Kemudian pemberi vaksin terlatih, dan komunikasi skala besar dan kampanye penjangkauan untuk menjangkau masyarakat dan rumah tangga.
Kemudian melalui Korporasi Keuangan Internasional (IFC), Bank Dunia Grup juga menginvestasikan USD 4 miliar dalam perusahaan manufaktur vaksin untuk meningkatkan produksi vaksin potensial dan memastikan bahwa pasar berkembang mendapatkan akses ke obat yang tersedia.
Vaksin COVID-19 belum masuk ke pasar untuk penggunaan skala besar. Namun, beberapa obat di seluruh dunia sedang dalam tahap pengujian terakhir. Para ahli percaya bahwa pengobatan akan tersedia tahun depan.
Â
Reporter: Yoga Senjaya Putra
Advertisement
Saksikan video di bawah ini:
Infografis Indonesia Negara Berkembang Pengutang Terbesar ke-6
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Advertisement