Sukses

Bank Mandiri Salurkan Dana PEN Rp 26,9 Triliun hingga 13 Agustus 2020

Secara keseluruhan, penyaluran KUR Bank Mandiri sampai dengan Juni 2020 telah mencapai Rp 7,03 triliun.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk telah menyalurkan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) senilai Rp 26,9 triliun hingga 13 Agustus 2020. Jumlah tersebut sekitar 88 persen dari target penyaluran kredit Rp 30 triliun.

Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar mengatakan, pihaknya yakin mampu menyalurkan kredit hingga Rp 30 triliun. Dana tersebut bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus penyerapan tenaga kerja di tengah pandemi Covid-19.

"Adapun realisasi penyaluran kredit PEN per tanggal 13 Agustus 2020 telah mencapai Rp 26,9 triliun kepada 50.596 debitur. Dari jumlah tersebut, sebanyak 33.828 debitur atau 66,9 persen diantaranya merupakan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)," jelasnya dalam sesi teleconference, Rabu (19/8/2020).

Dalam penyalurannya, Royke mengungkapkan, Bank Mandiri tidak hanya menyasar debitur eksisting, namun juga debitur baru.

"Bahkan dapat kami sampaikan bahwa seluruh debitur penerima pembiayaan PEN untuk segmen KUR (Kredit Usaha Rakyat) merupakan debitur baru," sambungnya.

Secara keseluruhan, penyaluran KUR Bank Mandiri sampai dengan Juni 2020 telah mencapai Rp 7,03 triliun, atau 39,7 persen dari target penyaluran tahun ini yang mencapai Rp 17,7 triliun, dengan jumlah penerima sebanyak 84.500 debitur.

Dengan demikian, lanjut Royke, outstanding KUR Bank Mandiri sejak 2015 hingga saat ini mencapai Rp 31,5 triliun kepada 1,65 juta debitur.

"Kami juga telah mensosialikan ke 1.748 jaringan Mandiri mikro di seluruh Indonesia terkait kebijakan KUR 0 persen bagi ibu rumah tangga dan pegawai yang PHK untuk memulai usaha," katanya.

Di samping itu, ia meneruskan, Bank Mandiri juga telah melakukan restrukturisasi kredit kepada 324.085 debitur UMKM dengan nilai outstanding Rp 32,6 triliun per 13 Agustus 2020. Itu dimaksudkan untuk mendukung keberlangsungan usaha.

"Secara keseluruhan, total kredit yang direstrukturisasi sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 11/POJK.03/2020 mencapai Rp 119,3 triliun dari 545.692 debitur. Adapun skema restrukturisasi yang diberikan adalah penundaan pembayaran tagihan serta pembebasan bunga," tuturnya.

 

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bank Mandiri Catat Laba Bersih Rp 10,3 Triliun di Semester I 2020

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mencatatkan laba bersih Rp 10,293 triliun pada semester I 2020. Jumlah tersebut turun 23,93 persen secara year on year (YoY) dari periode yang sama tahun sebelumnya, yakni sebesar Rp 13,531 triliun.

Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar mengatakan, Bank Mandiri saat ini fokus kepada penyaluran kredit dalam mendukung program pemulihan ekonomi nasional (PEN) akibat pandemi Covid-19. Restrukturisasi kredit tersebut diberikan kepada debitur yang terdampak pandemi virus corona.

 

"Yang kedua, menerapkan efisiensi biaya, dengan fokus pada peningkatan produktivitas kerja dan penurunan biaya operasional, dimana secara kuartal biaya operasional mengalami penurunan sebesar 8,7 persen," ujarnya dalam sesi teleconference, Rabu (19/8/2020).

Terkait angka pertumbuhan kredit Bank Mandiri, Royke menjelaskan, terjadi pertumbuhan YoY 4,38 persen atau Rp 817,7 triliun pada semester I 2020, naik dari Rp 835,1 triliun pada periode sama tahun sebelumnya.

Sementara dana pihak ketiga (DPK) perbankan juga tumbuh 15,82 persen menjadi Rp 976,6 triliun hingga kuartal II tahun ini.

"Dengan kualitas portofolio terjaga, non-performing loan (NPL) gross Bank Mandiri berada di 3,28 persen dengan NPL nett 0,85 persen," sambung Royke.

Berdasarkan laporan keuangan Bank Mandiri, pendapatan operasional perseroan tercatat sebesar Rp 43,372 triliun, naik 2,63 persen dari semester I 2019 yang senilai Rp 42,260 triliun.

Angka tersebut didukung oleh pendapatan bunga bersih (net interest income) yang naik 0,10 persen menjadi Rp 29,778 triliun dari Rp 29,748 triliun pada semester I 2019. Fee based income perusahaan juga tumbuh secara tahunan 8,64 persen, dari Rp 12,513 triliun di semester I 2019 menjadi Rp 13,594 triliun.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.