Sukses

Ekonomi Indonesia Harus Tumbuh Positif di Kuartal III agar Lepas dari Jerat Resesi

Pertumbuhan kuartal II-2020 diharapkan akan menjadi satu-satunya titik terendah, sehingga Indonesia tidak masuk ke jurang resesi.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah mengupayakan agar pertumbuhan ekonomi dapat tumbuh positif pada kuartal III-2020. Dengan cara itu, Indonesia dapat keluar dari jeratan resesi ekonomi yang terjadi akibat dampak dari pandemi Covid-19.

Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara, mengatakan pertumbuhan kuartal II-2020 diharapkan akan menjadi satu-satunya titik terendah.

Di mana pertumbuhan diproyeksikan terkontraksi minus mencapai 4,3 persen. Namun, pemulihan diharapkan akan terjadi di kuartal III-2020.

"Kita berharap bahwa kuartal III yaitu sekarang kita sedang jalani bulan Juli Agustus dan September, Indonesia itu bisa naik tidak lagi negatif pertumbuhannya tapi bisa mengarah kepada positif," kata dia dalam sebuah diskusi di Jakarta, Rabu (29/7).

Dia menambahkan, jika kuartal III bisa tumbuh positif maka Indonesia bisa menghindari dari situasi resesi. Mengingat periode tersebut sudah ada kegiatan ekonomi yang berkembang. Tentu saja, hal itu tidak terlepas dari pelonggaran kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

"Di kuartal keempat nanti kita (harapkan) tutup tahun 2020 ini dengan pertumbuhan ekonomi yang positif untuk Indonesia," jelas dia.

Suahasil melanjutkan, untuk mengejar ketertinggalan atau pemulihan ekonomi pemerintah telah fokus mengkombinasikan antara kegiatan ekonomi dengan protokol kesehatan.

Mengingat, masalah Covid-19, kata dia, adalah dimulai dari faktor kesehatan. Di samping itu, obat atau vaksin daripada virus tersebut juga belum ditemukan.

"Karena itu yang paling pertama memang benar-benar harus kita lakukan adalah menjaga supaya kita semua tetap sehat alias kita berusaha menurunkan penyebaran virus tersebut menurunkan infeksinya dan ketika kita melakukan itu kita tetap melakukan kegiatan ekonomi sehingga kegiatan ekonomi dengan protokol kesehatan itu menjadi sesuatu yang sangat mandatory," jelas dia.

Reporter: Dwi Aditya PutraSumber: Merdeka.com

Saksikan video di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Berbagai Dampak Lanjutan Jika Indonesia Masuk Jurang Resesi

Indonesia terancam masuk jurang resesi. Hal tersebut karena adanya pandemi Corona Covid-19 yang membuat perekonomian mandek akibat kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). 

Jika Indonesia masuk jurang resesi, maka akan ada sejumlah dampak yang ditimbulkan. Lapangan pekerjaan akan semakin sempit dan angka pengangguran juga akan membengkak.

"Kondisi ini berimplikasi pada angka kemiskinan yang bertambah," kata Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad dalam diskusi Indef bertajuk Mempercepat Geliat Sektor Riil dalam mendukung Pemulihan Ekonomi: Peranan BUMN dalam mendukung pemulihan Ekonomi, Jakarta, Selasa (28/7/2020).

Kehidupan sosial keluarga juga akan terganggu jika resesi terjadi. Mulai dari gaya hidup dan pendidikan karena tidak sedikit orang yang kehilangan pendapatan dan pekerjaan. Rencana investasi juga akan terganggu karena dana yang ada dialokasikan untuk mempertahankan kebutuhan konsumsi.

Nilai real estate juga akan turun. Hal ini disebabkan banyak rumah tangga yang menurunkan niatnya untuk menyewa atau membeli real estate. Namun di sisi lain pinjaman dan utang akan semakin meningkat.

"Pinjaman dan utang akan semakin meningkat karena keluarga akan mencari sumber pinjaman baru," kata dia.

Untuk mengatasi ancaman dari resesi ini pemerintah harus mengatasi secara serius dan tegas dalam menangani pademi Covid-19. Efektivitas program Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) harus dilakukan

"Pemerintah harus serius dan tegas dalam melakukan tracing, testing, isolating dan curing," kata dia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.