Sukses

OPEC Mulai Pangkas Produksi, Harga Minyak Melonjak 5 Persen

Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) melonjak 4,99 persen ke USD 19,78 per barel.

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak AS bergerak naik pada perdagangan Jumat (Sabtu waktu Jakarta). Hal ini didorong oleh upaya OPEC dan sekutunya yang memulai pemotongan produksi untuk mengatasi kelebihan pasokan karena krisis virus corona.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (2/5/2020), harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) melonjak 4,99 persen atau 94 sen ke USD 19,78 per barel, setelah naik di atas USD 20 pada awal sesi.

Sedangkan harga patokan internasional, Brent berjangka untuk Juli turun 7 sen atau 0,6 persen menjadi USD 26,31. Kontrak Juni berakhir pada Kamis di level USD 25,27.

Harga minyak Brent telah turun sekitar 60 persen sepanjang 2020 dan mencapai level terendah dalam hampir 21 tahun pada bulan lalu ketika pandemi menekan permintaan serta OPEC dan produsen lain memompa minyak sebanyak-banyaknya, sebelum mencapai kesepakatan pasokan baru yang dimulai pada hari Jumat.

Setelah tiga minggu berturut-turut mengalami kerugian, harga minyak Brent berada di jalur untuk kenaikan lebih dari 20 persen sementara WTI menuju kenaikan sekitar 16 persen.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak, Rusia dan produsen lainnya, yang dikenal sebagai OPEC+ telah sepakat untuk memangkas produksi sebesar 9,7 juta barel per hari mulai 1 Mei.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Stok Minyak

Beberapa negara dan wilayah, termasuk provinsi China, Hubei, tempat virus korona baru pertama kali terdeteksi, sedang mengurangkan penguncian (lockdown).

"Stok minyak bumi global kemungkinan memuncak pada bulan April karena permintaan minyak menyusut hampir 25 juta barel per tahun dari tahun ke tahun," menurut aporan BofA Global Research.

"Sekarang, negara-negara muncul dari penguncian (lockdown), meningkatkan permintaan hanya ketika pemotongan OPEC+ dimulai dan produsen di tempat lain memangkas produksi," lanjut laporan tersebut.

Sebuah survei Reuters pada hari Kamis menunjukkan bahwa sebelum penurunan produksi baru, OPEC dengan tajam meningkatkan produksi ke level tertinggi sejak Maret 2019, menambah kelebihan pasokan yang sudah ada di pasar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini