Sukses

Pendapatan KAI Anjlok, Tiap Rangkaian Kereta Cuma Isi 15 Orang

Untuk menyiasati turunnya kinerja keuangan, KAI berupaya menegosiasi relaksasi pinjaman yang jatuh tempo.

Liputan6.com, Jakarta - Pendapatan PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI yang bersumber dari penumpang merosot tajam. Hal tersebut terjadi karena  adanya kebijakan pembatasan social distancing dan juga pelarangan mudik untuk menghambat penyebaran virus Corona.

Direktur Utama KAI Edi Sukmoro menyebutkan, pada 2 Februari 2020 secara menyeluruh KAI mengantongi pendapatan per hari Rp 39 miliar. Namun pendapatan itu anjlok menjadi hanya Rp 4 miliar pada 31 Maret 2020.

“Dari sisi pendapatan penumpang ini kalau kita bandingkan dari 2 Februari 2020 itu secara menyeluruh per hari Rp 39 miliar, Maret jadi Rp 4 miliar,” katanya dikutip dari Antara, Rabu (29/4/2020).

Penurunan pendapatan KAI itu seiring dengan penurunan penumpang, terutama setelah kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) terbit dan keluarnya Peraturan Menteri Nomor 25 Tahun 2020 Pengendalian Transportasi Selama Masa Mudik Idul Fitri 1441 H Dalam Rangka Pencegahan Penyebaran COVID-19.

“Memang penumpang berkurang jauh apalagi setelah keluar PM 25, tidak jadi mudik itu lebih turun lagi tapi mulainya di April 2020. Kemudian puncak harian yang kami capai hanya 11 persen tapi kalau dirata-ratakan kurang lebih pendaparan di 31 Maret hanya 21 persen dari rata-rata,” katanya.

Jumlah penumpang KAI harian rata-rata kuartal I 2020 sebanyak 1,2 juta penumpang, yang terdiri dari 775.501 penumpang KRL, 208.210 penumpang kereta api jarak jauh, dan 5.891 penumpang bandara.

Sementara itu, pada 31 Maret 2020 jumlah penumpang harian hanya menyisakan 275.827 penumpang.

Rinciannya, 226.625 penumpang KRL, 48.773 penumpang kereta api jarak jauh, dan 429 penumpang kereta bandara.

“Secara kasar sebenarnya jika akhir pandemi ini di bulan Juni maka KAIsudah rugi di laba rugi tahun berjalannya. Di bulan Agustus lebih besar meruginya dan Desember lebih besar,” katanya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Cuma Diisi 15 Orang

Bahkan, lanjut Edi, di KA jarak jauh okupansi hanya 15-20 orang dalam satu rangkaian.

Ia menambahkan pihaknya juga harus mengembalikan bea tiket (refund) sebesar 100 persen bagi penumpang yang membatalkan seiring keluarnya PM 25/2020.

“Pengembalian tiket sampai hari ini sudah kami lakukan, semula 900.000 sekarang tinggal 300.000 pengembalian tiket. Mereka diizinkan kembali tiket dengan 100 persen,” katanya.

Untuk menyiasati turunnya kinerja keuangan, KAI berupaya menegosiasi relaksasi pinjaman yang jatuh tempo.

“Kami berupaya mendekati pinjaman jatuh tempo, supaya dilakukan relaksasi kepada KAI. Kami juga meminta penurunan bunga atas investasi demi menjaga KAI bisa berjalan dengan baik,” katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini