Sukses

Korsel Undang Jokowi Hadiri Second Meeting P4G

Korsel menilai proses SDG's di Indonesia sudah bagus dan bisa menjadi contoh.

Liputan6.com, Jakarta - Korea Selatan (Korsel) mengundang Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk menghadiri second meeting P4G Summit. Perhelatan tersebut akan digelar di Seoul pada Juni 2020. Hal tersebut disampaikan Menteri Lingkungan Hidup Republik Korea Cho Myung-Rae saat bertemu Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

"Mengundang second meeting P4G di Seoul, mengundang Bapak Presiden," kata Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa usai melakukan pertemuan bersama Menteri Lingkungan Hidup Republik Korea Cho Myung-Rae dan Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat.

Dia menjelaskan P4G adalah insiasi dua negara, yaitu Denmark dan Belanda dalam rangka mempercepat percapaian SDG's khususnya di bidang food dan agriculture, air, kemudian energi, kota yang berkelanjutan serta ekomi berkelanjutan.

"Beberapa negara dan 6 lembaga internasional dan beberapa NGO internasional bergabung dalam rangka percepatan SDG's. Indonesa jadi salah satu anggota dari 20 negara tersebut," kata Suharso.

Dia menjelaskan Korsel menilai proses SDG's di Indonesia sudah bagus dan bisa menjadi contoh. Walaupun kata dia rangking masih rendah.

"Tapi mereka senang karena kita concern pencapaian SDG's itu. Negara-negara ini membantu mempercepat beberapa sektor SDG's tadi yang saya sebutkan," ungkap Suharso.

Reporter: Intan Umbari Prihatin

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Indonesia Jadi Tuan Rumah P4G 2022

Suharso juga menjelaskan nantinya Indonesia akan jadi tuan rumah P4G pada 2022.Hal tersebut seiring pencapaian SGD's yang didapat.

"Memberitahukan Indonesia akan jadi tuan rumah untuk P4G pada tahun 2022," ungkap Suharso.

Sebelumnya dikatahui Saat ini P4G telah mendukung sejumlah kemitraan di Indonesia, termasuk lima Scale-up Partnerships dan dua Start-up Partnerships.

Pertama, The Energy Efficiency Alliance for Industry, inisiatif ini menggabungkan demand aggregation model, kemitraan dengan perusahaan manufaktur, serta akses pendanaan dan penyelarasan kebijakan dalam mengatasi hambatan bagi sektor swasta untuk berinvestasi dalam efisiensi energi.

Kedua, PlusPlus, yaitu kemitraan untuk memberikan akses pendanaan kepada Usaha Kecil Menengah (UKM) baik di sektor pertanian maupun pangan dengan menyediakan platform online crowdfunding.

Ketiga, 3R Initiative, yaitu kemitraan untuk membangun crediting mechanism terkait upaya pengurangan dan daur ulang sampah plastik sehingga mendorong investasi.

Keempat, Sustainable Sourcing at Scale, kemitraan ini mengimplementasikan konsep Verified Sourcing Areas untuk mempercepat proses sertifikasi budidaya pertanian berkelanjutan.

Kelima, Clean Energy Investment Accelerator, untuk meningkatkan akses dan mendorong investasi pada energi baru dan terbarukan melalui tiga pilar, yaitu purchasers, pipeline, dan policies.

Keenam, Food Delivery Companies for SDGs 12, kemitraan ini bekerja sama dengan perusahaan makanan dan minuman untuk mengembangkan kebijakan mengurangi penggunaan plastik dalam kegiatan usahanya.

Ketujuh, Indonesia Food Loss and Waste Partnership, yaitu kemitraan untuk membangun program lintas sektor untuk mengurangi food loss and waste di Indonesia sebanyak 50 persen pada 2030.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.