Sukses

Cerita Irfan Setiaputra Diminta Jadi Dirut Garuda: Deg-degan Tapi Menarik

Irfan Setiaputra pernah menduduki jabatan sejenis di PT INTI pada Maret 2009.

Liputan6.com, Jakarta Irfan Setiaputra ditunjuk Menteri BUMN Erick Thohir sebagai Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero). Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pun menyetujui usulan tersebut.

Irfan bukan orang baru di lingkaran perusahaan negara. Sebelum ditunjuk jadi Dirut Garuda yang baru, Irfan pernah menduduki jabatan sejenis di PT INTI pada Maret 2009. Kala itu dia juga ditunjuk Menteri BUMN Sofyan Djalil.

Pernah berkarier di perusahaan plat merah, hal itu tak membuat Irfan melewati proses penilaian (assesment). Dia mengaku, tetap melewati proses tersebut untuk dinilai kualitasnya.

"Apakah saya masih seperti dulu atau enggak, yang jelas sudah beda tapi pas jadi sudah baguslah," tutur Irfan di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (24/1/2020).

Dia mengaku antusias saat diminta Erick Thohir bergabung di maskapai penerbangan nasional itu. Biasanya, kata Ifran jika datang tawaran adalah sesuatu yang menyenangkan atau lebih baik.

Namun, saat yang ditawarkan bergabung dengan Garuda muncul rasa cemas. Apalagi telah banyak pemberitaan miring terhadap Garuda yang menyita perhatian publik.

"Deg-degan iya, tapi menariklah," ungkap Irfan.

Pengalaman bekerja di berbagai perusahaan membuat dia mantap bisa mengatasi berbagai masalah yang ada di Garuda. Terlebih dia mengklaim sudah banyak mempelajari banyak hal dari Garuda.

Dia meyakini banyak profesional di Garuda yang memiliki potensi terbaik dan mampu membawa Garuda menjadi lebih baik. Mereka juga bisa diajak kerja sama untuk kemajuan Garuda.

"Teman-teman di dalamnya juga top talent," kata Irfan.

Irfan menambahkan, banyak perusahaan negara yang memiliki aset berpotensi. Jika dikelola dengan baik, bisa meningkatkan perekonomian Indonesia.

"Negara dan juga akan lebih baik," imbuhnya.

 

Reporter: Anisya Alfaqir

Sumber: Merdeka.com

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dirut Garuda Tak Permasalahkan Banyak Orang Lama Jadi Bawahan

Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Irfan Setiaputra tak mempermasalahkan masih adanya 'orang lama' di tubuh direksi yang baru. Apalagi pemilihan jajaran direksi dilakukan oleh para pemegang saham.

Dia meyakini mempertahankan direksi yang lama pasti melalui sejumlah diskusi serius. "Mohon dipahami direksi itu yang memilih pemegang saham dan tentu perlu banyak diskusi," kata Irfan di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (24/1/2020).

Dari enam jajaran direksi Garuda yang baru setidaknya ada 5 nama lama yang masih menjabat sebagai direktur. Mereka adalah Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko: Fuad Rizal, Direktur Operasi: Tumpal Manumpak Hutapea, Direktur Human Capital: Aryaperwira Adileksana, Direktur Teknik: Rahmat Hanafi, dan Direktur Niaga dan Kargo: M. Rizal Pahlevi

Mantan Dirut PT Inti ini menyebut keberadaan orang lama tetap dibutuhkan karena perusahaan membutuhkan keberlanjutan.

Memang dia tak mau menutup mata dengan berbagai kesalahan yang pernah terjadi. Tetapi itu bukan satu-satunya penilaian tunggal.

Terlepas dari itu semua, dia melihat para direksi lama adalah orang-orang terbaik yang dimiliki Garuda. Mereka juga memiliki kecintaan pada maskapai penerbangan negara ini. "People old make mistake in old life. Mereka ingin Garuda maju kok," kata dia.

Selain itu, dia juga berkomitmen untuk mempertahankan posisi direktur tetap diisi oleh internal Garuda. Sebab jika mendatangkan orang baru dari luar Garuda, dia khawatir akan mematikan motivasi karyawan yang meniti karier dari bawah.

"Kalau di perusahaan kan anda harus kuliah dan suatu hari bertekad jadi dirut," katanya.

Sebagai CEO dia mengatakan harus melihat ke depan. Tidak selalu menengok ke belakang. Masa lalu dilihat cukup seperti kaca spion.

"Pengalaman hidup saya mengatakan kalau lihat ke belakang itu suka jatuh, makanya saya mau lihat ke deoan aja," jelas dia.

Reporter: Anisyah Alfaqir

Sumber: Merdeka.com

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.