Sukses

Kebijakan Menteri Susi Bikin Takut Nelayan Thailand

Kebijakan penenggelaman kapal ini juga berimbas kepada kesejahtetaan para nelayan Natuna.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kabupaten Natuna Kepulauan Riau mengakui bahwa kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam menenggelamkan kapal pencuri ikan atau kapal yang melakukan illegal fishing ampuh meredam kehadiran kapal-kapal asing. Setidaknya, melalui kebijakan ini, kapal berbendera luar kini sudah jera memasuki perairan Indonesia khususnya di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau.

"Sekarang dengan kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, saya menilai itu sangat tepat. Bukan gertakan tapi betul-betul membuat takut," kata Bupati Kabupaten Natuna, Hamid Rizal saat ditemui di Natuna, Selasa (8/10/2019).

Hamid mengisahkan setelah beberapa kali kebijakan ini digulirkan salah satu negara tetangga seperti Thailand bahkan tidak berani lagi untuk mencuri ikan di perairan Natuna. Lantaran para bos-bos perikanan perusahaan di Thailand takut untuk kembali melancarkan niat jahatnya.

"Saya kebetulan berada di Thailand. Tempat di mana para pencuri ikan di sana. Saya berhadapan dengan bos kapal ikan di sana. Tahu-tahu dia ngomong ada kapal saya yang diledakan (ditenggelamkan) di lautan Indonesia Natuna, dia bilang ngeri juga," ceritanya.

Berkaca atas kebijakan tersebut, cerita Hamdid, kapal-kapal asing Thailand yang tadinya sudah siap memasuki perairan Indonesia diminta berputar balik untuk tidak melakukan pencurian ikan di laut Indonesia.

"Jadi kapal-kapal di sana yang tadinya sudah muat es ada puluhan kapal yang mau berangkat ke Natuna itu dibatalkan semua. Para bos kapal kapal ikan melarang jangan keluar bahaya itu jangan keluar darurat. Mereka masuk di bom (ditenggelamkan) terus. Itu adalah satu tindakan pertama yang betul betul membuat merasa takut merasa jera apabila itu dilakukan terus menerus," jelas dia.

Di sisi lain, Hamid mengatakan kebijakan penenggelaman kapal ini juga berimbas kepada kesejahtetaan para nelayan Natuna. Mengingat, mereka dapat lebih leluasa bahkan kini bisa mendapatkan hasil tangkapan lebih banyak ketimbang sebelumnya.

"Mudah mudahan kebijakan ini terus berlanjut. Kami mendoakan agar ibu susi lanjut terus agar sejahtera. Itu doa kami," harap Hamid.

Sebagai informasi saja, sejak Oktober 2014 secara keseluruhan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Susi Pudjiastuti tercatat telah menenggelamkan kapal berbendera luar sebanyak 556 kapal. Adapun dari total tersebut terbanyak dari Vietnam dengan berjumlah 321 kapal.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Cerita Menteri Susi Jatuh Cinta pada Natuna

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Natuna, Provinsi Riau. Selain meresmikan operasional Sentra Kelautan Perikanan Terpadu (SKPT) yang berada di Selat Lampa pada Senin kemarin, Menteri Susi juga melakukan penenggalam empat kapal pencuri ikan (illegal fishing) asal Vietnam di perairan Natuna.

Dalam kunjungan kerja tersebut, Menteri Susi beberapa kali memberikan isyarat perpisahan kepada masyarakat sekitar. Seolah menandakan bahwa dirinya tak lagi menjabat dan masuk ke kursi Pemerintahan Jokowi Jilid II.

"Bapak ibu sekalian ini barangkali kunjungan saya sebagai menteri terakhir mungkin saya tidak bisa berkunjung lagi sampai tanggal 20 Oktober 2019," kata Menteri Susi seperti ditulis, Selasa (8/10/2019).

Tak luput, Menteri Susi juga mengucapkan terimakasih sebesar besarnya kepada Pemerintah Kabupaten Natuna serta pada masyarakat sekitar yang menerima kedatangannya dengan baik selama melakukan kunjungan kerja ke Natuna. Bahkan dirinya mengaku tertarik dan jatuh cinta dengan Natuna. 

"Jadi kalau saya sudah tidak lagi jadi menteri datang ke sini iya tolong bapak dan ibu tetap ramah saja kepada saya. Boleh toh Pak Bupati? Iyaa karena saya senang lautnya," kata dia.

Meski mengaku cinta dengan kondisi laut Natuna, namun ada beberapa hal yang membuat dirinya bersedih. Itu dikarenakan ekosistem di bawah laut yang semakim hari tergerus akibat penangkapan-penangkapan ikan dilakukan dengan cara terlarang. Baik itu dengan pengeboman hingga alat tangkap yang dapat merusak ekosistem bawah laut lainnya.

"Saya sedih kalau snorkling tidak ada isinya pak. Itu aja. Begitu berenang liat ke bawah gak ada apa apanya sedih pak," keluh Menteri Susi.

Melihat kondisi tersebut, dirinya pun meminta para petugas di lapangan untuk terus berkomitmen dalam menjaga kedaulatan laut di Indonesia, utamanya menindak tegas para pencari ikan yang melakukan penangkapan secara terlarang.

"Dan saya berharap seluruh petugas di sini akan terus komitmen dan terus teguh menjaga kedaulatan laut untuk menjaga keberadaan dari natuna ini. Natuna sangat penting dan strategis untuk Indonesia," tandasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.