Sukses

BI Bakal Turunkan Suku Bunga Acuan Lagi?

Menko Perekonomian Darmin Nasution memperkirakan Bank Indonesia mempunyai peluang untuk kembali menurunkan suku bunga acuannya

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyebutkan kebijakan The Fed menurunkan suku bunga acuannya akan mempengaruhi arah kebijakan Bank Indonesia (BI) ke depannya. Apalagi penurunan suku bunga AS kali ini merupakan yang pertama sejak 2008 lalu.

Mantan Gubernur BI tersebut membenarkan bahwa penurunan suku bunga The Fed dapat menjadi stimulus BI dalam menentukan suku bunga acuannya.

"Tidak bisa terisolasi bikin sendiri maunya gimana (suku bunga)," kata dia saat ditemui, di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Kamis (1/8/2019).

Selain itu, dia mengungkapkan beberapa hal lainnya yang menjadi pertimbangan BI dalam menentukan arah suku bunga acuannya.

"Tentu saja kalau tingkat bunga itu ya penentunya ada beberapa satu inflasi di dalam negeri, kedua globalnya gimana. Kita harus lihat satu inflasi kita bagus gak, kedua dunia ini gimana arahnya ya," ujarnya.

Sebagai informasi, Bank Sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve (the Fed) akhirnya menurunkan suku bunga untuk pertama kalinya sejak resesi hebat pada 2008.

The Fed menurunkan suku bunga acuannya 25 basis poin ke kisaran 2 persen hingga 2,25 persen. Penurunan suku bunga The Fed ini merupakan langkah bank sentral AS tersebut membantu mencegah kemungkinan penurunan ekonomi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Penurunan Suku Bunga The Fed Redam Tekanan Ekonomi Global

Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed) akhirnya menurunkan suku bunga untuk pertama kalinya sejak resesi hebat pada 2008. Penurunan suku bunga ini merupakan langkah The Fed membantu mencegah kemungkinan penurunan ekonomi.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, penurunan suku bunga acuan The Fedmembuat tekanan global semakin menurun terutama bagi negara berkembang. Penurunan suku bunga ini juga menandakan Amerika Serikat sedang mengubah arah kebijakan moneternya.

"Penurunan bunga ini kan berarti tanda bahwa mereka berubah arah dari kebijakan moneternya menjadi lebih loose lagi, lebih rileks lagi. Dan itu berarti juga mengurangi tekanan terhadap negara berkembang," ujar Sri Mulyani di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Kamis (1/8).

Selama ini kebijakan moneter Amerika Serikat sudah membuat pasar global terguncang terutama pada pergerakan nilai tukar. Aliran dana juga bergerak keluar dari negara berkembang dan masuk ke Amerika Serikat apabila terjadi kenaikan suku bunga.

"Karena selama ini kalau ada kenaikan suku bunga dari The Fed yang muncul adalah, pertama capital flow bergerak keluar dari negara-negara berkembang dan juga kemudian memunculkan perubahan nilai tukar," kata Sri Mulyani.

3 dari 3 halaman

Pertama Sejak 2008, The Fed Pangkas Suku Bunga 25 Basis Poin

Bank Sentral Amerika Serikat atau tge Federal Reserve (the Fed) akhirnya menurunkan suku bunga untuk pertama kalinya sejak resesi hebat pada 2008. Penurunan suku bunga ini merupakan langkah the Fed membantu mencegah kemungkinan penurunan ekonomi.

Mengutip CNN, Kamis (1/8/3019), pembuat kebijakan yang dipimpin oleh Gubernur The Fed Jeroma Powel memberikan suara 8-2 untuk mendukung pemotongan suku bunga dengan tingkat yang kecil dahulu. Jerome berkomitmen bertindak sesuai untuk mempertahankan ekspansi ekonomi.

Suku bunga the Fed, yang mempengaruhi biaya pinjaman, kartu kredit dan juga hipotek, ditetapkan di kisaran 2 persen dan 2,25 persen.

Bank Sentral AS berharap penurunan suku bunga ini akan menjadi suntikan yang diperlukan untuk menjaga ekonomi AS tetap sehat.

The Fed juga mengumumkan rencana untuk mengurangi portofolio aset senilai USD 3,8 triliun yang akan berjalan efektif pada 1 Agustus, dua bulan lebih awal dari perkiraan sebelumnya.

Pasar saham anjlok setelah the Fed mengeluarkan pernyataan pada pukul 2 siang waktu setempat. Dow Jones Industrial Average, yang hampir di posisi flat sebelum pengumuman, turun hampir 300 poin sekitar satu jam kemudian, tepat saat Gubernur The Fed Jerome Powell mengadakan konferensi pers.

Investor nampak kecewa karena Powell menolak untuk mengatakan bahwa The Fed memperkirakan beberapa pemotongan suku bunga menyusul keputusan pada hari Rabu.

Beberapa jam setelah konferensi pers the Fed, Presiden AS Donald Trump menuliskan komentar di twitter: "Seperti biasa, Powell mengecewakan kita,"

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.