Sukses

Pengamat: Nasib Bandara Baru Yogyakarta Jangan Sampai Mirip Kertajati

Jalan akses ke Bandara Baru Yogyakarta yang relatif sempit dan rentan tersendat pada saat lalu lintas padat, bila terjadi kecelakaan atau ada suatu kendaraan besar mogok menjadi tantangan.

Liputan6.com, Jakarta - New Yogyakarta International Airport (NYIA) atau Bandara Baru Yogyakarta yang berlokasi di Kulon Progo akan beroperasi terbatas pada akhir April 2019. Rencananya, lapangan udara ini juga akan membuka jalur penerbangan ke luar Jawa dan internasional, dengan target beroperasi penuh pada Desember 2019.

Kendati begitu, terbangunnya bandara baru ini turut meninggalkan pertanyaan, apakah kehadirannya bakal menarik minat penumpang sehingga tidak minim pengunjung seperti di Bandara Kertajati?

Pengamat penerbangan yang juga anggota Ombudsman RI Alvin Lie menilai, pembangunan bandara baru selalu disertai oleh hadirnya beberapa tantangan yang harus diselesaikan pihak pengelola.

"Setiap bandara baru selalu menghadapi tantangan, yaitu taraf kesediaan dan ketertarikan pengguna jasa penerbangan (penumpang dan pemilik kargo) untuk menggunakan fasilitas bandara baru tersebut," ujar dia kepada  Liputan6.com, Kamis (25/4/2019).

Menurutnya, daya tarik suatu bandara sangat bergantung pada beberapa faktor. Antara lain, jalan akses, layanan transportasi publik dari dan ke bandara, fasilitas tambahan di sekitar bandara seperti tempat istirahat, makan, SPBU, dan sebagainya, hingga fasilitas dan layanan komersial di dalam kawasan bandara.

"Makin lengkap keempat unsur tersebut tersedia, makin atraktif bandara tersebut bagi pengguna jasa," ungkap dia.

Alvin Lie pun turut menyoroti tantangan-tantangan yang bisa berpotensi mengurangi daya tarik Bandara Baru Yogyakarta. Di antaranya, jarak yang cukup jauh dari pusat kota Yogyakarta, yakni 55 km dan membutuhkan waktu tempuh rata-rata sekitar 90 menit.

Selanjutnya, jalan akses tunggal, yaitu jalan raya Yogyakarta-Purworejo yang relatif sempit dan rentan tersendat pada saat lalu lintas padat, bila terjadi kecelakaan atau ada suatu kendaraan besar mogok.

"Kawasan di sekitas bandara juga belum berkembang. Belum ada hotel berbintang dan layanan komersial yang representatif serta berkapasitas besar. Kehandalan dan kepraktisan layanan transportasi publik ke dan dari bandara juga belum teruji," dia menambahkan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Bersaing dengan Bandara Solo

Di sisi lain, ia mencermati keberadaan Bandara Adi Sumarmo di Solo yang secara jarak lebih kurang setara dari pusat kota Yogyakarta. Namun, lanjutnya, jalan yang menghubungkan Yogyakarta dgn Solo sudah berkembang dengan berbagai fasilitas makan, belanja, istirahat dan sebagainya.

"Selain itu, juga ada layanan KA Yogyakarta-Solo, bahkan nantinya langsung ke bandara Adi Sumarmo. Tersedia pula banyak pilihan angkutan darat untuk rute tersebut," jelas dia.

Mencermati situasi ini, dia mengatakan, pengelola Bandara Baru Yogyakarta ditantang untuk menawarkan berbagai insentif dan daya tarik bagi pengguna jasa penerbangan agar memilih lapangan udara tersebut, dan bukan beralih ke Bandara Adi Sumarmo..

"Apabila animo pengguna jasa rendah, airlines juga akan mengurangi frekuensi penerbangannya sehingga makin mengurangi daya tarik bandara. Hal-hal tersebut perlu diantisipasi agar Bandara Baru Yogyakarta tidak mengalami nasib serupa dengan Bandara Kertajati," imbuhnya.

3 dari 3 halaman

Ingin ke Bandara Baru Yogyakarta? Cek Pilihan Moda Transportasinya

Sebelumya, PT Angkasa Pura I (Persero) dalam waktu dekat akan mengoperasikan bandara baru Yogyakarta, atau yang dinamakan Internasional Yogyakarta (Yogyakarta International Airport/YIA) yang berlokasi di Kabupaten Kulon Progo.

Sampai saat ini sejumlah operator angkutan darat di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) siap mendukung mobilitas calon penumpang dari dan menuju bandara.

Direktur Utama PT Angkasa Pura I Faik Fahmi mengatakan, operator transportasi darat yang telah menyatakan siap beroperasi antara lain Perum Damri, PT Keren Transindo Sejahtera (SatelQu), operator taksi Primkopau II, dan Organda DIY (2 perusahaan).

Selain itu, PT Kereta Api Indonesia (KAI) juga menyiapkan rute kereta api menuju Stasiun Wojo di Purworejo untuk menunjang mobilitas menuju YIA.

"Kami telah melakukan koordinasi dengan Dinas Perhubungan DIY dan operator angkutan darat di Provinsi DIY mengenai kesiapan moda transportasi bagi calon penumpang pesawat udara dari dan menuju YIA. Angkasa Pura I sangat mengapresiasi kesiapan beberapa operator angkutan darat yang akan mendukung mobilitas calon penumpang saat bandara beroperasi nantinya," ucap Faik dalam keterangan tertulis, Kamis (25/4/2019). 

Perum Damri menyiapkan 12 unit armadanya dan akan melayani empat trayek pada tahap awal, yaitu YIA - Yogyakarta (Kantor Damri Cabang Yogyakarta), YIA - Stasiun Wojo, YIA - Magelang (Candi Borobudur) dan YIA - Kebumen via Purworejo (Hotel Patra) pulang dan pergi.

Sedangkan SatelQu menyediakan sembilan unit bus yang akan melayani tiga rute, yaitu Banjarnegara - Wonosobo - Purworejo - YIA - Bandara Adisutjipto, Cilacap - YIA - Bandara Adisutjipto, dan Purwokerto - YIA - Bandara Adisutjipto pulang dan pergi.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.