Sukses

Wall Street Bangkit Ditopang Penguatan Saham Keuangan

Wall Street menguat ditopang sektor keuangan yang menghentikan penurunan beruntun lima hari karena imbal hasil obligasi AS stabil di atas posisi terendah 15 bulan.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street naik pada hari Selasa (Rabu pagi WIB), dengan sektor keuangan menghentikan penurunan beruntun lima hari karena imbal hasil obligasi AS stabil di atas posisi terendah 15 bulan.

Dikutip dari Reuters, Rabu (27/3/2019), indeks keuangan S&P 500 naik 1,1 persen dan mencatat kenaikan persentase harian terbesar sejak 15 Februari. Patokan imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun stabil tetapi di atas level yang dicapai Senin, yang merupakan terendah sejak Desember 2017.

Keuntungan S&P 500 datang setelah dua sesi penurunan, dipicu oleh kekhawatiran tentang melambatnya pertumbuhan ekonomi global dan inversi dari bagian yang diamati dari kurva yield Treasury.

Sekadar informasi, inversi yield adalah terbaliknya besaran yield antara obligasi bertenor pendek dan panjang. Inversi yield terutama antara obligasi bertenor tiga bulan dan 10 tahun sering dipandang sebagai indikator penting terjadinya resesi. 

Jika terus berlanjut, inversi kurva imbal hasil dilihat sebagai indikator bahwa kemungkinan resesi dalam satu hingga dua tahun. 

“Ada stabilisasi di pasar obligasi. Apa yang tidak ingin Anda lihat adalah inversi yang berkelanjutan. Pasar sedang menunggu hasil, tidak ada keraguan tentang hal itu, "kata Quincy Krosby, Kepala Strategi Pasar di Prudential Financial di Newark, New Jersey.

Juga membantu saham, indeks energi S&P melonjak 1,5 persen, memimpin kenaikan persentase di antara sektor-sektor, karena harga minyak naik dipicu pengurangan pasokan OPEC dan ekspektasi persediaan AS yang lebih rendah.

Dow Jones Industrial Average naik 140,9 poin atau 0,55 persen menjadi 25.657,73, S&P 500 naik 20,1 poin atau 0,72 persen menjadi 2.818,46 dan Nasdaq Composite menguat 53,98 poin atau 0,71 persen menjadi 7.691,52.

Saham Apple Inc berakhir turun 1 persen, membalikkan kenaikan awal, setelah hakim perdagangan AS merekomendasikan Qualcomm Inc memenangkan larangan penjualan pada beberapa model iPhone Apple yang mengandung chip yang dibuat oleh Intel Corp dalam satu dari dua sengketa paten.

Investor juga mencerna angka kepercayaan konsumen yang lemah untuk bulan Maret, serta data perumahan yang menunjukkan pembangunan kembali AS turun lebih dari yang diharapkan pada bulan Februari. Carnival Corp anjlok 8,7 persen setelah operator kapal pesiar terbesar di dunia memangkas perkiraan laba tahunannya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Saham Apple Tekan Indeks S&P 500

S&P 500 yang merupakan indeks acuan utama di bursa saham Amerika Serikat (AS) tertekan pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta). Pelemahan ini karena masih adanya kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan karena penurunan saham Apple Inc setelah perusahaan teknologi tersebut meluncurkan layanan streaming video.

Mengutip Reuters, Selasa (26/3/2019), S&P 500 kehilangan 2,35 poin atau 0,08 persen menjadi 2.798,36. Untuk Nasdaq Composite turun 5,13 poin atau 0,07 persen menjadi 7.637,54. Kebalikannya, Dow Jones Industrial Average naik 14,51 poin atau 0,06 persen menjadi 25.516,83. 

Selama perdagangan, indeks S&P 500 terombang-ambing antara zona positif dengan negatif di saat investor terus memantau imbal hasil surat utang pemerintah AS berjangka waktu 10 tahun. Imbal hasil obligasi tersebut turun ke level terendah Sejak Desember 2017.

Para analis melihat bahwa adanya kurva pembalikan imbal hasil surat utang tersebut menjadi salah satu indikator resesi. "Kami khawatir tentang imbal hasil tersebut dan sekarang selain masalah imbal hasil juga terdapat masalah suku bunga," jelas Eric Kuby, chief investment officer, North Star Investment Management Corp, Chicago.

Sedangkan untuk indeks Dow Jones mampu menguat dibantu oleh kenaikan saham Boeing setelah perusahaan pembuat pesawat tersebut mengatakan bahwa mereka berencana untuk memperbaharui perangkat lunah dan pelatihan bagi pilot yang akan menerbangkan 737 MAX. Ethiopian Airlines dan Qatar Airways menyatakan kepercayaan pada Boeing meskipun kecelakaan fatal baru-baru ini.

Saham Apple turun 1,2 persen dan merupakan hambatan terbesar pada indeks. Perusahaan pembuat iPhone inin merilis layanan streaming konten asli Apple TV + yang sudah ditunggu cukup lama dan layanan berlangganan Apple TV Channels. Apple mulai bergabung di pasar yang memberikan layanan streaming.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini