Sukses

Iim Fahima, Wanita Asal RI yang Masuk Young World Changer di WEF 2019

Pendiri komunitas @queen_rides, Iim Fahima, masuk menjadi salah satu dari sembilan Young World Changer atau pemimpin muda pengubah dunia di World Economic Forum (WEF).

Liputan6.com, Jakarta - Pendiri komunitas @queen_rides, Iim Fahima, masuk menjadi salah satu dari sembilan Young World Changer di World Economic Forum (WEF). Iim terpilih bersama pemimpin muda pengubah dunia lainnya.

Iim Fahima saat ini telah berada di Davos, Swiss, untuk menghadiri WEF Annual Meeting 2019 yang berlangsung pada 22-25 Januari 2019. Dalam kesempatan ini, terdapat lebih dari 3.000 pemimpin dari berbagai belahan dunia.

Kanselir Jerman Angela Merkel dijadwalkan hadir dalam WEF, sementara pada hari pertama Iim telah sempat berbincang dengan Ilham Aliyev, Presiden Azerbaijan, Profesor Klaus Schwab, pendiri WEF yang merupakan ekonom Jerman, dan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Rudiantara.

Forum ini memang juga dikenal menjadi tempat bagi para pemimpin muda, pejuang demokrasi hingga pendidik untuk berbagi ide dan menemukan cara baru untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik.

Bagi Iim Fahima, konsep dunia yang baik adalah ketika semua orang mendapatkan kesempatan, fasilitas seperti kesehatan, sanitasi, pendidikan dan banyak hal lain yang sama pada setiap orang.

"Yang diharapkan dunia lebih baik dan bersahabat pada orang-orang yang lemah, kepada disabilitas, perempuan, anak-anak, kelompok-kelompok yang selama ini terpinggirkan. Mereka mendapatkan kesempatan yang sama," kata Iim dalam keterangn tertulisnya.

Hal itu seiring dengan keputusannya mendirikan Queenrides pada 2016 yang memang berangkat dari fakta angka kecelakaan perempuan yang begitu tinggi dan belum adanya satu institusi di dunia yang memberikan perhatian khusus pada pengendara perempuan, karena industri otomotif maupun transportasi adalah industri yang sangat maskulin.

Di World Economic Forum di Davos, Iim akan berbicara tentang masa depan transportasi dunia dan industri otomotif di era 4th Industrial Revolution. "Di mana tren dunia saat ini berbicara tentang autonomous vehicle, mobil otonom, atau driverless car. Nah, yang akan dibicarakan di sini adalah aspek-aspek apa yang harus dipenuhi oleh mobil otonom agar bisa diaplikasikan di masyakakat."

Iim juga sudah memprediksi adanya tantangan dari sisi keamanan bisa masuk ke negara-negara yang masih berkembang. "Artinya di negara-negara berkembang kan infrastrukturnya masih belum tertata dengan baik. Nah itu hal-hal yang akan saya sampaikan di WEF bersama para pakar otomotif dunia."

Iim akan berada dalam satu forum bersama dengan Michelle Avary, Project Head, Autonomous and Urban Mobility, Jean Todt, President, Fédération Internationale de l'Automobile (FIA) dari Prancis, Andreas Renschler, Member of the Board of Management, Volkswagen, dari Jerman, Raphael Gindrat, Co-Founder, Chief Executive Officer, Bestmile dari Swiss, Cynthia Breazeal, Associate Professor, Media Arts and Sciences, Massachusetts Institute of Technology (MIT) dari USA, dan Tim Brown, Chief Executive Officer, IDEO, juga dari USA.

Grup perusahaan teknologi digital reality asal Indonesia yang berskala global WIR Group juga hadir dalam kesempatan yang sama untuk mendampingi tim BKPM dan beberapa Kementerian terkait dalam rangkaian acara WEF.

Tentu saja Iim juga memberikan dukungan untuk mereka yang pada saat ini sedang unjuk gigi di Indonesia Pavilion pada 22-25 Januari 2019. Mereka dengan percaya diri membawa nama Indonesia mempertunjukkan dan memukau para peserta WEF dengan teknologi Digital Reality yang diciptakan oleh WIR Group.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.