Sukses

Nusa Dua Bisa Jadi Contoh Kawasan Wisata Terpadu di RI

Kementerian PUPR menyatakan infrastruktur menjadi kunci bangun Bali baru. Salah satu contoh pengembangan Nusa Dua di Bali.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) turut mendukung pengembangan 10 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) atau disebut sebagai 10 Bali Baru guna mencapai target kunjungan 20 juta wisatawan asing hingga 2019. 

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, menyatakan optimistis terhadap tercapainya target tersebut, lantaran Indonesia memiliki alam dan kekayaan budaya yang bisa dikembangkan sebagai daya tarik wisata. 

"Dari target 20 juta wisatawan ke Indonesia hingga tahun 2019, masih didominasi oleh kunjungan ke Bali. Pemerintah saat ini mengembangkan sepuluh kawasan wisata sebagai Bali baru. Saya yakin targetnya dapat tercapai," ujar dia dalam keterangan tertulis, Kamis (11/10/2018).

Dukungan yang diberikan Kementerian PUPR dalam bentuk pembangunan infrastruktur PUPR berupa jalan akses menuju lokasi wisata, jalan di lokasi wisata, air baku, sanitasi, drainase dan persampahan. Kementerian PUPR juga membangun ruang-ruang publik termasuk rest area, parkir, pedestrian, dan penataan kawasan untuk mendukung kegiatan produktif sektor pariwisata. 

Basuki mengatakan, Nusa Dua di Bali bisa menjadi contoh sebagai kawasan wisata terpadu yang juga bisa dikembangkan di destinasi lainnya di Indonesia.

"Nusa Dua adalah proyek pembangunan kawasan pariwisata terpadu pertama oleh komunitas internasional di Indonesia pada tahun 1971. Kita ingin ada kawasan seperti Nusa Dua di KSPN Mandalika, Labuan Bajo, Borobudur, dan Danau Toba," kata dia. 

 

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pentingnya Kawasan Wisata Terpadu

Dia menyampaikan, pengembangan kawasan wisata secara terpadu amat penting karena ada beragam aspek yang saling berkaitan. Danau Toba, misalnya, kunjungan wisatawan masih terkendala karena kurangnya akses transportasi, meski minat wisatawan asing ke Danau Toba cukup tinggi. 

"Karena itu kami membangun jalan tol Trans Sumatra dari Medan - Kualanamu - Tebing Tinggi yang akan dilanjutkan hingga Parapat, serta dukungan akses bandar udara Silangit dan Sibisa. Kami juga mengundang investor untuk membangun hotel, restoran, dan tempat peristirahatan di sekitar wilayah tersebut." kata Basuki. 

Selain itu, ia juga menyoroti perlunya pendekatan budaya dalam membangun infrastruktur di kawasan-kawasan wisata, seperti dengan menggunakan gaya arsitektur daerah setempat. Demikian pula dalam melatih sumber daya manusia lokal agar menjadi tamu yang baik dan ramah bagi para pendatang. 

"Sektor pariwisata sangat potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Kita memiliki keindahan alam dan ragam budaya yang begitu kaya dan tidak dimiliki banyak negara lain di dunia," ujar dia. 

Dia menyampaikan, pengembangan kawasan wisata secara terpadu amat penting karena ada beragam aspek yang saling berkaitan. Danau Toba, misalnya, kunjungan wisatawan masih terkendala karena kurangnya akses transportasi, meski minat wisatawan asing ke Danau Toba cukup tinggi. 

"Karena itu kami membangun jalan tol Trans Sumatra dari Medan - Kualanamu - Tebing Tinggi yang akan dilanjutkan hingga Parapat, serta dukungan akses bandar udara Silangit dan Sibisa. Kami juga mengundang investor untuk membangun hotel, restoran, dan tempat peristirahatan di sekitar wilayah tersebut." kata Basuki. 

Selain itu, ia juga menyoroti perlunya pendekatan budaya dalam membangun infrastruktur di kawasan-kawasan wisata, seperti dengan menggunakan gaya arsitektur daerah setempat. Demikian pula dalam melatih sumber daya manusia lokal agar menjadi tamu yang baik dan ramah bagi para pendatang. 

"Sektor pariwisata sangat potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Kita memiliki keindahan alam dan ragam budaya yang begitu kaya dan tidak dimiliki banyak negara lain di dunia," ujar dia. 

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.