Sukses

Harga Telur Kembali Normal di Angka Rp 23 Ribu per Kg

Melansir dari laman Info Pangan DKI Jakarta per 3 September 2018, harga telur berada di posisi Rp 23.469 ribu per kg.

Liputan6.com, Jakarta - Harga telur telah berangsur turun dan mulai stabil. Saat ini, harga telur berada di kisaran Rp 23 ribu per kilogram (kg). Sebelumnya harga telur sempat menyentuh angka RP 35 ribu per kg. 

Berdasarkan pantauan Liputan6.com, Senin (03/9/2018), harga telur ayam ras atau telur biasa mengalami penurunan. Dua toko atau agen menyebutkan harga telur ayam negeri sebesar Rp 23 ribu per kg. Sebelumnya, harga telur ayam sempat menyentuh Rp 35 ribu per kg.

"Telur harganya beragam ya, beda sama daging ayam yang pasti sama harganya ketika turun atau naik. Yang pasti kita sekarang jual Rp Rp 23 ribu, turun dari 2 hari lalu," tutur Herman (30) saat berbincang dengan Liputan6.com.

Pedagang lain, Teguh (38) juga senada dengan Herman. Teguh pada hari ini membanderol komoditas telur ayam ras di harga Rp 23 ribu per kg.

Namun, masih ada penjual telur yang tercatat menjual telur di harga Rp 25 ribu. Ini berarti harga telur mengalami kenaikan sebesar Rp 2 ribu per kg. "Masih naik, Rp 25 ribu per kg," ujar Mifthaludin (19).

Melansir dari laman Info Pangan DKI Jakarta per 3 September 2018, harga telur berada di posisi Rp 23.469 ribu per kg.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kemendag Akui Belum Mampu Kembalikan Harga Telur ke Level Normal

Sebelumnya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan harga ayam dan telur terus turun usai melonjak tajam setelah Idul Fitri.

Namun demikian, Kemendag mengakui belum mampu membuat harga telur dan ayam tersebut kembali ke level normal.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Tjahja Widjayanti mengatakan, kenaikan harga ayam dan telur usai Lebaran di luar perkiraan pemerintah. Bahkan kenaikan ini hingga menjadi pemicu inflasi pada Juli 2018 yang sebesar 0,28 persen. 

"Inflasi bulan Juli dipicu oleh kenaikan harga daging ayam dan telur. Dan memang ini di luar ekspentasi kami. Karena kami menyangka setelah Lebaran harga ayam dan telur akan turun, tetapi ternyata naiknya luar biasa," ujar dia pada 8 Agustus 2018. 

Menurut Tjahja, sebenarnya saat ini harga ayam dan telur di tingkat peternak telah menurun. Sebagai contoh, harga telur di peternak berada di kisaran Rp 17 ribu per kg. Namun sayangnya harga telur di pasaran saat ini masih berada di harga Rp 25 ribu per kg.

"Harga telur sebenarnya saat ini sudah turun di farm gate sebesar Rp 17 ribu. Harga acuannya sekitar Rp 18 ribu, harga batas bawah (di peternak) sekitar Rp 17 ribu, batas atasnya Rp 19 ribu. ‎Dan sampai saat ini kami belum bisa menurunkan secara signifikan, bahkan sampai harga acuan sekalipun. Jadi harga masih di atas harga acuan," ujar dia.

Sedangkan kondisi saat ini, lanjut Tjahja, ada dua pendapat di kalangan pelaku usaha perunggasan. Ada yang menyatakan jika mereka masih merugi, namun ada juga yang mengatakan sudah mendapatkan untung dengan level harga saat ini.

"Mereka sudah teriak-teriak. Karena harga faktor produksinya naik, harga DOC-nya naik, harga jagung naik. Kemarin kami juga sudah panggil industri pakan dan DOC,” ujar dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.