Sukses

Di Depan Milenial, Menhub Akui Sering Dapat Rapor Merah saat SMA

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menjadi narasumber dalam Talkhshow We The Youth.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menjadi narasumber dalam Talkhshow We The Youth. Di hadapan ratusan anak muda, kedua Menteri Kabinet Kerja besutan Presiden Joko widodo (Jokowi) ini memberikan kiat sukses dan tips keberhasilan dalam hidup.

"Ada satu pelajaran baik untuk adik-adik, satu kita dianugrahkan oleh Tuhan apa saja, ada yang pintar, kurang pintar, dan biasa. Ada satu yang harus dilakukan adalah kita harus mempunyai kemauan kuat," kata Budi Karya, di XXI Epicentrum, Setia Budi, Jakarta, Sabtu (21/7/2018).

Budi bercerita, ketika di usia muda dirinya pun sama seperti anak-anak muda pada umumnya yang masih berkeinginan untuk main-main. Namun, ketika dirinya memutuskan untuk meneruskan kuliah di Yogyakarta dirinya semakin sadar, bahwa hidup bukan hanya sekedar bermain.

"Jujur saya waktu SMA tukang main. Rapor banyak merah. Begitu saya masuk di Yogja saya sadar. Karena dorongan untuk masuk saya berkompetensi dengan anak anak pintar lain. Apapun yang kita lakukan harus punya kemauan," imbuhnya.

"Kaya main gitar tadinya saya tidak bisa. Ini juga mainset bahwa kalau kita biasa saja kita tidak bisa berorientasi satu upaya yang kita harus lakukan. Upaya kerja keras itu penting buat saya," tambahnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Menteri PUPR

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono pun turut menuturkan, dalam mencapai sesuatu keberhasilan perlu adanya keseriusan dari dalam diri. Hal itu dibuktikan olehnya ketika mengejar S3-nya di negeri Paman Sam.

"Paling sangat mengingat waktu saya kuliah S3 di Amerika. Saya dikirim oleh PU untuk S2. Saya lulus S2 dengan IP 3,87. Saya ingin sekolah terus karena di PU belum ada. Saya ingin sekolah, saya nguli, saya nganter koran tiap pagi. Hanya untuk hidup nyari beasiswa lagi. Karena kalau tidak saya harus pulang. Intinya kemauan kita harus ada dan jangan lupa berdoa," sebutnya.

Basuki menekankan, di dalam di dalam kehidupan perlu adanya pertarungan.

"Saya ingin anda tahu bahwa hidup itu fight anda berteman padahal nanti kalian bersaing. Masing-masing berkompetensi. Terpenting harus fight itu yang saya didikan ke anak anak saya," kata Basuki.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.