Sukses

Ini Alasan Perusahaan RI Sulit Pertahankan Karyawan Asing

Upah yang kompetitif merupakan alasan utama mengapa perusahaan Indonesia sulit untuk merekrut kandidat internasional profesional.

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan konsultan rekrutmen profesional Robert Walters menyatakan 56 persen kandidat profesional internasional meninggalkan perusahaan Asia disebabkan tidak menerima cukup peluang dalam hal pelatihan profesional dan juga jalur pengembangan karir pribadi yang dipandang kurang jelas.

Human Resource Manager Robert Walters Rachmi Fauzie menjelaskan, untuk di Indonesia, alasan utama profesional pindah ke perusahaan internasional karena perusahaan tempatnya bekerja tidak memberikan kesempatan untuk pelatihan dan pengembangan pribadi yang cukup.

"Selain itu juga tidak ada kesempatan untuk direlokasi ke kantor di luar negeri dan citra atau reputasi dari merek perusahaan yang kurang menarik, dibandingkan dengan perusahaan barat," tutur Rachmi Fauzie di Jakarta, Kamis (05/7/2018).

Selain itu, upah yang kompetitif merupakan alasan utama mengapa perusahaan Indonesia sulit untuk merekrut kandidat internasional profesional.

"80 persen perusahaan Indonesia percaya bahwa lebih sulit untuk merekrut talenta internasional dibandingkan dengan talenta tanpa pengalaman kerja internasional. Salah satu tantangan terbesar adalah bahwa kandidat akan mengharapkan gaji jauh lebih tinggi dari anggaran yang dialokasikan," tegasnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Saran

Merespon hal tersebut, Rachmi menyarankan beberapa saran bagi perusahaan Indonesia yang ingin meng-hire kandidat profesional internasional.

"Pertama membangun proposisi perusahaan untuk menarik kandidat dengan menyediakan kisaran gaji yang kompetitif dan menyorot strategi ekspansi masa depan perusahaan, kemudian membangun budaya perusahaan yang unik dan kolaboratif dengan membina hubungan dekat di dalam internal perusahaan di semua tingkatan," ujar dia.

Selain itu, kata Rachmi, hal ini bisa diwujudkan dengan memberikan pelatihan terstruktur dan program pengembangan karir yang dapat membantu membentuk karir profesional karyawan.

"Atau bisa juga dengan opsi untuk menerapkan program rotasi pekerjaan agar karyawan dapat memperoleh ikhtisar bisnis dan berbagai keterampilan yang dapat membantu mendorong bisnis," tandas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.