Sukses

Hong Kong Ingin Jembatani Hubungan Dagang dan Investasi RI-China

Hong Kong melalui Hong Kong Trade Development Council (HKTDC) ingin berperan dalam menjembatani kerjasama perdagangan dan investasi antara Indonesia dan China.

Liputan6.com, Jakarta Hong Kong ingin ikut berperan dalam menghubungkan Indonesia dalam bidang perdagangan dan investasi dengan China serta negara ASEAN lainnya. Caranya dengan mendorong para pebisnis Hong Kong dan China untuk berinvestasi di Indonesia serta menyediakan layanan puntuk memuluskan kerja sama investasi kedua belah pihak.

Apalagi saat ini, di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Indonesia melakukan pembangunan infrastruktur dan maritim dengan skala besar. Ini turut menggandeng pihak dari negara lain.

Pada saat yang sama, sebagai salah satu mitra erat perdagangan Indonesia, Tiongkok juga meluncurkan Belt and Road Initiative pada 2013.

Inisiatif ini merupakan agenda pembangunan jangka panjang yang bertujuan untuk meningkatkan konektivitas di bidang infrastruktur, sumber daya, pembangunan, kerja sama industri, integrasi finansial, dan sektor-sektor lain di negara-negara yang masuk dalam rencana besar Belt and Road Initiative ini.

Hong Kong melalui Hong Kong Trade Development Council (HKTDC) ingin berperan dalam menjembatani kerja sama perdagangan dan investasi antara Indonesia dan China. 

Mengutip keterangan HKTDC, Selasa (24/4/2018), ada lima alasan mengapa Hong Kong berperan penting sebagai fasilitator kerja sama bisnis antara Indonesia dan Tiongkok.

Pertama, lebih dari 60 persen foreign direct investment (FDI) atau investasi ke luar negeri Tiongkok disalurkan melalui Hong Kong. Pada saat yang sama, Hong Kong juga bergerak sebagai perantara bagi 2/3 dari seluruh FDI yang mengalir ke Tiongkok. Hal ini yang menjadikan Hong Kong sebagai fasilitator yang tepat untuk menjembatani investasi dari Tiongkok ke Indonesia, ataupun perusahaan-perusahaan Indonesia yang ingin memasuki pasar Tiongkok.

Kedua, di bawah skema “Satu Negara, Dua Sistem”, Hong Kong memiliki arus bebas modal dan pelabuhan bebas-pajak, sistem hukum dan teknologi informatika (TI) yang efektif, serta lembaga keuangan kelas dunia.

Karena itulah, investor dari Tiongkok bisa berinvestasi ke sektor-sektor strategis di Indonesia, sementara Hong Kong bisa mendukung di sektor-sektor lain, seperti pembiayaan proyek, manajemen proyek, desain arsitektur, manajemen risiko, logistik, dan layanan hukum.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Hong Kong Jadi Fasilitator RI-Tiongkok

 

Ketiga, Hong Kong dapat menjadi fasilitator transfer teknologi dari Tiongkok ke Indonesia. Melalui “Belt and Road Initiative”, perusahaan-perusahaan teknologi raksasa di Tiongkok seperti Tencent dan Alibaba telah mulai berinvestasi di Indonesia.

Investasi ini akan mendorong adanya transfer teknologi dari Tiongkok ke Indonesia, di mana Hong Kong menjadi jembatan dalam hal pendanaan di antara kedua belah pihak.

Keempat, di Hong Kong, para investor global bisa leluasa mengakses pasar konsumen Tiongkok, sekaligus mendapatkan kepastian hukum dan regulasi bisnis. Hal ini disebabkan Hong Kong merupakan negara yang sangat ketat menerapkan ketaatan hukum.

Dengan keunggulan ini, para pelaku bisnis di Indonesia bisa melakukan penetrasi ke pasar Tiongkok dengan lebih mudah. Selain itu, Hong Kong juga terhubung dengan negara-negara yang termasuk dalam Belt and Road Initiative. Secara akumulatif, negara-negara ini menyumbang 30 persen GDP global dan 30 persen dari total perdagangan dunia.

Kelima, selain memfasilitasi hubungan bisnis dua arah antara Tiongkok dan Indonesia, Hong Kong sendiri merupakan investor besar di Indonesia. Menurut data dari BKPM pada tahun 2017, Hong Kong merupakan investor terbesar keempat di nusantara, setelah Singapura, Jepang, dan Tiongkok. Total investasinya mencapai USD 2,1 miliar di tahun lalu.

Sementara itu, Indonesia menempati peringkat 22 sebagai pasar ekspor terbesar Hong Kong pada 2017, di mana ekspor Hong Kong ke Indonesia meningkat 7,2 persen year-on-year.

3 dari 3 halaman

Acara Hong Kong-Shanghai Investment Mission di Jakarta

Untuk mewujudkan peran sebagai fasilitator sekaligus menggali kesempatan bisnis, HKTDC akan menggelar Hong Kong-Shanghai Investment Mission di Jakarta, dari 25 hingga 27 April 2018. Acara ini hasil bekerja sama dengan Shanghai Federation of Industry and Commerce, atau yang juga dikenal sebagai Shanghai General Chamber of Commerce.

Delegasi dari Hong Kong akan dipimpin oleh Vincent HS Lo, ketua dari HKTDC dan Dr. Jonathan Choi, selaku ketua dari Chinese General Chamber of Commerce, Hong Kong and Co-mission Leader, dan terdiri dari 40 delegasi lebih dari Hong Kong dan Tiongkok.

Acara ini akan menghadirkan tokoh bisnis dan investasi terkemuka di Indonesia, seperti Thomas Lembong, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM); Dato Sri Tahir, pendiri Mayapada Group; Chairul Tanjung, pendiri dan pemimpin CT Corp; Rosan P. Roeslani, ketua KADIN, dan Shinta Widjaja Kamdani, wakil kepala KADIN dan CEO Sintesa Group, dan masih banyak lagi.

Selain itu, acara ini juga akan membahas dan mengeksplorasi peluang di bidang investasi, pembiayaan, infrastruktur, tenaga profesional, dan lain-lain.

Dalam seminar ini, juga akan dibahas bagaimana investor Hong Kong dan Tiongkok dapat bekerja sama dengan Indonesia dalam berbagai proyek infrastruktur, di tengah Indonesia yang sedang giat-giatnya membangun.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.