Sukses

Investor Paling Minati 3 Sektor Ini untuk Investasi di Yogyakarta

Kepala Kantor Perwakilan BI Yogyakarta Arif Budi menuturkan, DI Yogyakarta perlu meningkatkan investasi untuk antisipasi ekonomi melambat.

Liputan6.com, Yogyakarta - Ekonomi global dan nasional mempengaruhi ekonomi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Ini terbukti dari ekonomi DIY tumbuh sebesar 4,68 persen pada kuartal III 2016 dari periode kuartal III 2015 di kisaran 5,3 persen.

Kepala Kantor Perwakilan BI Yogyakarta Arif Budi Santoso mengatakan perlambatan ekonomi ini dipengaruhi kontraksi konsumsi pemerintah dan kinerja ekspor luar negeri.

Selain itu penghematan anggaran yang dilakukan pemerintah pusat berdampak pada pengetatan anggaran pemerintah daerah (Pemda). Di sisi lain perlambatan kinerja ekspor luar negeri lantaran lemahnya permintaan global. Ia menuturkan, perlu dioptimalkan investasi untuk menumbuhkan ekonomi DIY.

"Komponen utama pendorong ekonomi DIY adalah konsumsi dengan kontribusi mencapai 70 persen dari total PDRB DIY. Perlu didorong investasi. Kontribusi investasi terhadap PDB DIY sebesar 30 persen, terbesar kedua setelah konsumsi," ujar dia di Hotel Ambarukmo Senin (28/11/2016).

Ia menuturkan, nilai investasi yang masuk ke DIY masih relatif kecil dibandingkan Bali dan Jawa. Hingga September 2016, jumlah investasi dalam negeri yang masuk ke DIY sebesar Rp 937 miliar. Angka ini meningkat dari realisasi 2015 sebesar Rp 362 miliar.

Namun jumlah investasi asing yang masuk justru menurun dari US$ 89 juta pada 2015 menjadi US$ 18 juta.

"Turunnya jumlah investasi asing ini merupakan salah satu indikasi masih lemahnya perbaikan ekonomi global. Di sisi lain menunjukkan bahwa perekonomian saat ini mampu tumbuh dengan kuatnya perekonomian dalam negeri," ujar dia.

Arif mengatakan, ada beberapa sektor yang diminati oleh investor untuk investasi. Investor dalam negeri berminat di sektor perumahan, hotel, dan restoran, industri tekstil dan perdagangan.

Tak jauh berbeda dengan investor dalam negeri, investor asing sangat berminat di sektor perdangangan, industri kertas, industri tekstil dan hotel restoran. Sektor perdagangan, industri tekstil dan hotel serta restoran paling diminati kedua investor tersebut.

"Ini meyakinkan kita bahwa pariwisata yang diwakili sektor hotel dan restoran serta perdagangan merupakan sektor yang berpotensi untuk terus dikembangkan," ujar dia. (Yanuar H)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.