Sukses

Jokowi Dorong Industri Lampu Listrik Jadi Tuan Rumah di RI

Dari sekitar 300 juta kebutuhan lampu listrik nasional per tahun, 80 persen dipenuhi dengan produk impor.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi skema padat karya yang diterapkan oleh industri lampu listrik nasional. Ia mengharapkan, industri ini menjadi tuan rumah di negara sendiri, tidak seperti saat ini yang 80 persen pasar lampu listrik dikuasai oleh pasar impor.

"Presiden tadi katakan dengan skema padat karya yang diterapkan ini diharapkan industri lampu mampu menjadi tuan rumah di negaranya sendiri," ujar Ketua Asosiasi Industri Perlampuan Listrik Indonesia (Aperlindo), John Manopo, seusai bersama jajaran pengurus organisasi yang dipimpinnya dan pengurus Asosiasi Produsen Peralatan Listrik Indonesia (APPI), seperti dikutip dari situs Setkab, Selasa (13/10/2015).

Ia menuturkan, dari sekitar 300 juta kebutuhan lampu listrik nasional setiap tahunnya, 80 persen dipenuhi dengan produk impor. Sementara lampu listrik produk lokal hanya mampu menguasai 20 persen pangsa pasar.

Padahal, John mengatakan, industri lampu merupakan industri padat karya yang mampu menyerap tenaga kerja. Mengenai tingginya, penguasaan pangsa pasar lampu oleh produk impor itu, John tidak memungkiri jika salah satu alasannya adalah karena pengenaan bea masuk impor lampu yang hanya 0 persen. Sementara produk lokal harus menanggung bea masuk komponen impor sebesar lima persen.

"Jadi buat apa membuat lampu di dalam negeri jika untuk membuat biayanya lebih mahal," kata  dia.

Ketua Aperlindo itu mengatakan, berdasarkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang perindustrian, seluruh instansi pemerintah harus menggunakan produk dalam negeri.

Ia meminta agar hal ini dimaksimalkan untuk meningkatkan pertumbuhan industri dalam negeri.Pihaknya juga berharap program pembangunan pembangkit listrik 35.000 Mega Watt (MW) akan memberikan dampak positif bagi industri lampu listrik dalam negeri. (Ahm/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.