Sukses

Ini Keunggulan dan Kelemahan Angkutan Kereta Api

Satu kali perjalanan kereta api batu bara setara dengan 300 truk dengan kapasitas angkut 10 ton.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) membutuhkan dana investasi kurang lebih US$ 60 miliar untuk membangun sarana dan prasarana perkeretaapian hingga 2030 nanti. Langkah pemerintah melakukan investasi yang cukup besar ini karena alat transportasi tersebut memiliki banyak keunggulan dibanding dengan alat transportasi darat lainnya.

Sekretaris Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kemenhub, Imran Rasyid menjelaskan, daya angkut kereta api lebih besar jika dibandingkan dengan daya angkut bus. Ia pun memberi contoh, kereta api penumpang kelas ekonomi dengan tempat duduk penuh atau terisi semua bisa mengangkut 1.250 penumpang. Sedangkan satu bus hanya bisa mengakut kurang lebih 40 penumpang saja.  "Kesimpulannya 1 kali perjalanan kereta api penumpang setara dengan 31 bus," jelasnya seperti ditulis pada Senin (1/6/2015).

Imran melanjutkan, untuk kereta barang, kereta api batu bara dengan 60 gerbong bisa mengangkut kurang lebih 3 ribu ton batu bara. Berbeda dengan truk pengangkut batu bara yang hanya bisa mengangkut 10 ton batu bara saja.  "Jadi 1 kali perjalanan kereta api batu bara setara dengan 300 truk dengan kapasitas angkut 10 ton," tambahnya.

Namun memang, ada beberapa kelemahan dari alat transportasi kereta api yaitu biaya konstruksinya yang cukup tinggi. Selain itu, kereta api mempunyai keterikatan operasi pada sistem jalur yang tetap. Artinya, kereta api tidak bisa memberikan servis door to door.

Untuk diketahui, Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkeretaapian menargetkan jaringan kereta api nasional pada 2030 akan mencapai 12.100 kilometer (km) untuk pulau Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. "Termasuk di dalamnya jaringan kereta api perkotaan sepanjang 3.800 km," jelas Imran.

Selain itu, Ditjen Perkeretaapian juga menargetkan lokomotif untuk angkutan penumpang mencapai 2.805 unit dan gerbong kereta api penumpang sebanyak 27.960 unit. Sedangkan untuk angkutan barang, mereka inign jumlah lokomotif bisa mencapai 1.995 unit dan gerbong mencapai 39.655 unit.

Dengan berbagai penambahan tersebut, Ditjen Perkeretaapian berharap angkutan kereta api bisa menguasai market share 11 persen hingga 13 persen untuk angkutan penumpang dan 15 persen hingga 17 persen untuk angkutan barang. (Gdn/nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini