Sukses

Menteri Jokowi Kumpul Bahas Kredit Usaha Rakyat

Sampai dengan akhir November 2014, bank nasional yang menyalurkan KUR sebanyak 7 bank.

Liputan6.com, Jakarta- Kementeriaan Koordinator Bidang Perekonomian menggelar rapat koordinasi (rakor) dengan jajaran menteri ekonomi hari ini. Agenda yang akan dibahas pada rakor kali ini adalah kebijakan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Dari jadwal Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil, rakor seharusnya mulai berlangsung pada pukul 16.00 WIB. Namun dari pantauan Liputan6.com, hingga pukul 16.00 WIB baru ada beberapa anggota komite yang hadir, diantaranya adalah Kepala BNP2TKI Nusron Wahid dan menyusul kemudian Menteri Koperasi Dan Usaha Kecil Menengah AA Gede Ngurah Puspayoga.

Ditanya soal topik apa saja yang bakal dibahas dalam rakor kali ini, Puspayoga belum mau membeberkannya. "Saya tidak bisa sendiri kan ada komite kebijakan," kata dia, Jakarta, Senin (3/3/2015).

Untuk diketahui, anggota komite kebijakan KUR antara lain adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Keuangan, Menteri Perindustirian, Menteri Pertanian, Menteri dan Perikanan, Menteri Kehutanan, Menteri Perdagangan, Menteri Negara Koperasi & UKM, Menteri BUMN, Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas, dan Kepala BPKP. Selain itu juga ada Kepala BNP2TKI.

Sampai dengan akhir November 2014, bank nasional yang menyalurkan KUR sebanyak 7 bank yaitu Bank Nasional Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri, Bank Tabungan Negara (BTN), Bank Bukopin, Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Bank Negara Indonesia Syariah (BNI Syariah).

BRI adalah penyalur KUR terbesar dengan total plafon mencapai Rp 115,6 triliun. Selain sektor ritel BRI juga menyalurkan KUR di sektor mikro yang masing-masing plafonnya sebesar Rp 20,6 triliun dan Rp 95 triliun.

Jumlah debitur tercatat 117.259 UMK dan 11.326.246 UMK, rata-rata kredit Rp 175,7 juta per debitur dan Rp 8,4 juta per debitur, serta NPL penyaluran masing-masing 2,9 persen dan 1,8 persen.

Menduduki peringkat kedua yaitu Bank Mandiri dengan total plafon sebesar Rp 17,4 triliun, debiturnya sebanyak 385.931 UMK, dengan rata-rata kredit Rp 45,3 juta per debitur serta nilai NPL sebesar 3,4 persen. (Amd/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini