Sukses

Kemampuan Kerja Bukan Alasan Utama Karyawan Dipecat

Bukan rahasia lagi, banyak karyawan kehilangan pekerjaan karena kemampuannya dirasa tidak mampu memenuhi ekspektasi perusahaan

Liputan6.com, Jakarta - Bukan rahasia lagi, banyak karyawan kehilangan pekerjaan karena kemampuannya dirasa tidak mampu memenuhi ekspektasi perusahaan. Awalnya, CEO Karir.com Dino Martin menjelaskan, dia juga berpikir bahwa rendahnya kemampuan kerja seorang karyawan merupakan alasan utama untuk memecat.

Dia menceritakan pertemuannya dengan beberapa teman-klien, saat di mana dia melontarkan pertanyaan yang sangat sensitif tentang pemecatan karyawan.

Apa yang menjadi alasan terbesar mereka saat memecat seorang karyawan?.

"Awalnya saya berpikir, lemahnya kompetensi karyawan yang menjadi alasan utama. Tapi bagi mereka, alasan terbesar untuk memecat seorang karyawan justru adalah sikap pribadinya," ungkap Dino seperti dikutip dari keterangannya, Jumat (6/2/2015).

Karyawan dengan sikap yang buruk jarang sekali bisa sukses dalam pekerjaan apapun. Sikap negatif tak akan pernah mampu menambah pengaruh dan meningkatkan kemampuannya dalam memimpin.

"Anda dapat mengembangkan kompetensi karyawan, tapi bisakah Anda memperbaiki sikap para karyawan?" pungkasnya.

Bagi sebagian orang, sikap positif dapat muncul secara alami. Tapi bagi siapa saja yang bermimpi bisa memimpin dengan sukses, sikap baik merupakan sebuah keharusan.

Dino menerangkan, sikap positif dapat terlihat dalam berbagai bentuk, dari karakter aslinya hingga kemampuannya melihat celah positif di tengah situasi sulit. Tapi hati-hati, sikap positif bukan berarti Anda menolak kenyataan.

Bersikap positif berarti Anda bisa menemukan banyak hal terbaik bahkan di tengah kondisi terburuk. Sikap positif akan membantu Anda mengubah situasi negatif menjadi tampak lebih baik.

Sikap tersebut lebih seperti sepasang kacamata yang mampu fokus pada peluang dan berbagai kemungkinan dalam hidup, bahkan di waktu terburuk sekalipun.

"Itulah kenapa ayah saya pernah berkata, kamu bisa melihat sikap asli seseorang saat dia berada di masa masa paling sulit dalam hidupnya," ujar Dino.

"Bagaimana Anda bereaksi saat gagal?" ujarnya.

Dia mengatakan, misalnya Anda terjatuh dari kursi di tengah restoran yang ramai pengunjung. Tubuh Anda pasti cepat-cepat bangkit demi menahan rasa malu.

Karena Anda sering tiba-tiba bangkit dalam kondisi sulit, Anda tak bisa belajar atau mengambil hikmah dari kejadian tersebut. Anda bahkan akhirnya tidak tahu mengapa Anda bisa terjatuh.

"Pelajaran terpenting adalah saat kita terjatuh, pastikan ada hikmah yang bisa diambil. Belajarlah dari kegagalan tersebut," katanya.

Lagipula, perbedaan terbesar antara orang berprestasi dan orang biasa adalah cara mereka memandang dan menghadapi kegagalan. "Jadi, jenis `kacamata` mana yang Anda pakai sekarang? Apakah Anda butuh kacamata baru agar bisa bersikap lebih positif?" tandas dia. (Sis/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini