Sukses

Faktor Politik Jadi Kambing Hitam Perlambatan Kinerja Industri

"Banyak investor yang lebih wait and see, karena kita memasuki tahun politik," jelas Menteri Perindustrian Saleh Husin.

Liputan6.com, Jakarta - Kinerja industri Indonesia pada 2014 melambat dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu. Pada periode Januari-September 2014, pertumbuhan industri hanya sebesar 5,30 persen atau melambat dibanding periode sama tahun sebelumnya yang mencapai 6,33 persen.

Menteri Perindustrian Saleh Husin menyatakan, melambatnya pertumbuhan industri karena lantaran pada tahun ini merupakan tahun politik dimana berlangsung pemilihan umum (pemilu). Hal ini menyebabkan banyak investor yang menunda investasinya di Indonesia.

"Kenapa pada 2014 agak sedikit menurun? Karena banyak investor yang lebih wait and see, karena kita memasuki tahun politik. Banyak yang tidak terlalu begitu gencar melakukan investasi karena situasi politik," ujarnya di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan, Senin (22/11/2014) .

Dia menjelaskan, cabang industri yang mengalami pertumbuhan tertinggi pada periode Januari-September 2014  barang lainnya yang mencapai 10,77 persen, diikuti oleh industri makanan, minuman dan tembakau yang mencapai 8,80 persen.

Selanjutnya yaitu industri barang kayu dan hasil hutan pada periode tersebut sebesar 7,27 persen, serta industri kertas dan barang cetakan sebesar 5,12 persen.

"Tetapi pada 2015 kami sangat yakin akan ada peningkatan pertumbuhan dengan berbagai langkah yang kami lakukan," lanjutnya.

Meski demikian, menurut Saleh, pertumbuhan industri pada periode ini lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi yang hanya sebesar 5,11 persen. Dimana peran sektor industri terhadap PDB nasional mencapai 20,65 persen dengan kontribusi terbesar disumbangkan oleh industri makanan, minuman dan tembakau sebesar 36,85 persen.

"Kemudian juga diikuti oleh cabang industri alat angkut, mesin dan peralatannya sebesar 27,80 persen, dan cabang industri pupuk, Kimia dan Barang dari karet sebesar 11,65 persen," tandasnya. (Dny/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.