Sukses

Carrefour Tak Peduli UKM, Ini Konsekuensinya

Carrefour diharapkan dapat memasarkan 80% produk lokal dan mewajibkan pelaku UKM buat produk berkualitas.

Liputan6.com, Jakarta - Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia (Wali) mengimbau kepada PT Trans Retail Indonesia (Carrefour) untuk memikirkan masa depan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di kompleks Gedung Smesco. Pasalnya ritel raksasa milik Chairul Tanjung alias CT ini berencana membangun gerai di jantung UKM tersebut.

Ketua Dewan Pembina Wali, Amir Karamoy menanggapi positif pembangunan gerai Carrefour di pusat UKM Smesco, Jakarta. Namun ritel modern ini harus memberikan dampak positif bagi pengembangan UKM unggulan lokal.

"Carrefour kan punya CT, ya diharapkan bisa jadi wadah bagi UKM untuk memasarkan produk-produknya. Saya sih ngelihatnya positif saja," terang dia saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, seperti ditulis Minggu (1/6/2014).

Hal itu, sambung dia, merupakan kewajiban Carrefour apabila memilih Smesco sebagai salah satu lokasi pembukaan gerainya di tahun ini. Dari sini, kata Amir, Carrefour dapat memasang kriteria atau syarat bagi produk UKM yang tertarik menyerbu ritel tersebut.

"Syaratkan kualitas tinggi, sehingga pengusaha makin semangat membuat produk unggulan yang berkualitas dan kompetitif," tutur Amir.

Carrefour, tambah Amir, juga diwajibkan menjual produk-produk lokal dengan porsi 80% sesuai Peraturan Menteri Perdagangan. "Ya kan sudah ada payung hukumnya, jadi ritel modern harus memuat 80% produk lokal," saran dia.

Dia bilang, Carrefour dan pengelola Smesco serta pemerintah mesti bekerja sama melakukan pembinaan, pelatihan dan bimbingan bagi UKM di samping membantu pemasaran produk. "Kalau itu semua nggak dilakukan Carrefour, maka tendang saja dari Smesco," tutup Amir.

Sebelumnya Head of Corporate Affairs Trans Retail Indonesia, Satria Hamid Ahmadi menegaskan masuknya Carrefour ke kompleks Smesco bukan tanpa alasan. Hal ini seiring dengan komitmen perusahaan untuk menjembatani produk-produk unggulan UKM agar dapat meringsek masuk ke pusat ritel modern.

"Selama ini kesulitan UKM nggak bisa kompetisi dengan produk lain. Apalagi sebentar lagi akan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Jadi kami punya niat baik memberi ruang nyata bagi UKM supaya bisa jualan produknya di Carrefour dan membantu peningkatan usaha," tutur Satria.

Seiring dengan rencana pembangunan gerai di semester II 2014, kata Satria, pihaknya bersama pengelola Smesco sedang menggodok program pengembangan UKM di seluruh nusantara.

"Jadi kami buat semacam inkubator atau laboratorium untuk mengembangkan UKM.Program itu berupa pelatihan, pendampingan, memberi displai khusus bagi produk UKM unggulan di Smesco," ujar Satria.

Program tersebut, diharapkan dia dapat mulai berjalan di tahun ini. Dan tak tanggung-tanggung, manajamen Trans Retail bersama Kementerian Perdagangan, Kementerian Koperasi dan UKM serta Kementerian Pertanian blusukan untuk mensortir produk UKM yang dapat melakukan penetrasi ke pasar modern.

"UKM juga harus berbenah diri supaya bisa tahu maunya ritel modern seperti apa dengan produk kita, yakni yang punya izin edar, kemasan bagus, keamanan pangan dan sebagainya," ucap Satria.

Dia menyebut, saat ini Carrefour milik Chairul Tanjung (CT) telah menjual  produk UKM dengan porsi 70% di seluruh gerai Carrefour di Indonesia. Dari angka itu, sebanyak 95% merupakan produk lokal dan 5% sisanya adalah produk impor.

"Potensi UKM Indonesia sangat baik, tapi perlu peningkatan kerja keras dan suistanable supaya produk UKM dapat terus berkembang," tukas Satria. (Fik/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini