Sukses

Dahlan Dorong Bank BUMN Ikuti Jejak BRI Miliki Satelit

Menteri BUMN Dahlan Iskan mengisyaratkan bank lain dapat memiliki satelit seperti BRI untuk mengembangkan layanan bank di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) kemarin secara resmi mencanangkan pembuatan satelit untuk meningkatkan kapasitasnya sebagai bank mikro terbesar di kawasan.

Menyambut positif langkah bank milik pemerintah tersebut, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengisyaratkan akan ada sebuah tim besar yang ke depan akan berkonsentrasi menangani persoalan satelit ini.

"Kita punya satu ahli, tapi kan satu ini harus satu tim besar yang sangat ahli ya, dan saat ini masih menjadi tim di BRI itu sangat ahli satelit dan dipercaya oleh internasional, tapi ini kan harus tim yang kuat bukan hanya satu orang," kata Dahlan saat ditemui di kantornya, Selasa (29/4/2014).

Namun saat dikonfirmasi apakah tim tersebut nantinya akan berbentuk perseroan terbatas atau sebatas tim independen, Dahlan belum mau menjelaskannya. "Belum, belum, nanti saja," tegas Dahlan.

Di sisi lain, mantan Direktur Utama PLN itu menilai sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, ke depan seharusnya Indonesia memiliki banyak satelit untuk menghubungkan informasi dan mengembangkan layanan perbankan hingga ke berbagai pelosok daerah di Indonesia.

"Kalau di RRC atau India itu tidak perlu, karena dia daratan, semua bisa diatasi dengan fiber optik,ini kepulauan begini besar," kata Dahlan.

Dengan dicanangkan kemarin, satelit yang dinamakan BRIsat ini ditargetkan akan mulai mengorbit pada Juni 2016. Dengan begitu nantinya akan menjadikan BRI satu-satunya perbankan pertama di Indonesia yang memiliki satelit pribadi.

Seperti diketahui, nilai investasi untuk membangun satelit berkapasitas 45 transponder dengan berat sekitar 3.500 kilogram sebesar US$ 250 juta atau setara dengan Rp 2,5 triliun.

Proses desain final dan pembuatan BRIsat akan dilaksanakan di pabril SSL, Palo Alto California oleh Space System/Lorel yang diperkirakan akan memakan waktu 24 bulan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.