Sukses

Pengusaha Konstruksi Ingin Pasokan Bahan Baku Tetap Aman

Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia meminta pemerintah menjaga ketersediaan pasokan bahan baku konstruksi sepanjang tahun.

Liputan6.com, Jakarta Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) meminta pemerintah untuk menjaga ketersediaan pasokan bahan baku konstruksi sepanjang tahun. Hal ini lantaran setiap tahunnya selalu terjadi kenaikan harga bahan baku konstruksi terutama menjelang akhir tahun.

Ketua Umum BPP Gapensi, Iskandar Z. Hartawi mengatakan, kenaikan perbandingan harga bahan baku konstruksi seperti aspal, baja, keramik dan semen pada awal tahun dan akhir tahun rata-rata bisa mencapai 15%-20%.

"Kita membicarakan masalah ketersediaan material konstruksi sampai ke daerah supaya benar-benar harganya terjangkau, karena harga bahan baku ini pada naik. Jadi kami sampaikan supaya jangan sampai harga awal tahunnya standar, kemudian pada akhir tahun naik," ujar Iskandar, usai bertemu dengan Menteri Perindustrian MS Hidayat, di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan, Selasa (4/3/2014).

Dia mencontohkan, harga semen yang normalnya sebesar Rp 45 ribu per sak pada saat tanda tangan tender pengerjaan sebuah proyek dilakukan antara Maret-Mei, namun harga bisa melonjak tajam menjadi Rp 250 ribu per sak pada akhir tahun.

"Di Papua malah bisa mencapai Rp 800 ribu. Di Jawa terjadi kelangkaan aspal, itu belum lagi curah hujan tinggi November-Desember sehingga aspal langka jadi naik. Begitu juga dengan keramik yang sesuai kontrak ada tetapi akhirnya tahun malah kosong," tutur Iskandar.

Menurut Iskandar, biasanya kenaikan ini terjadi mulai dari September-Oktober tiap tahun. Kenaikan harga  dipicu karena meningkatnya permintaan sedangkan pada akhir tahun berbagai proyek pembangunan harus digenjot selesai, sehingga banyak pedagang selalu menaikkan harga.

"Kita mau tidak mau harus menyelesaikan proyeknya. Karena per 31 Desember harus tutup anggaran, kalau tidak sesuai kontraknya maka kena denda dan lain-lain. Kelangkaan ini terjadi ditingkat trader, bukan produsen," lanjutnya.

Dia juga mengatakan bahwa kenaikan bahan baku ini juga berpotensi memicu kecurangan penyediaan anggaran dengan menurunkan kualitas bahan baku yang harganya lebih murah.

"Intinya kami minta supaya pemerintah menjaga kestabilan harga satuan (bahan baku) itu dari mulai awal kontrak hingga selesai kontrak. Intinya harus ada ketegasan pemerintah. Pak Menteri katanya akan memerintahkan Dirjennya untuk mengecek tersedian material untuk akhir tahun," tandas Iskandar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.