Merpati Butuh Rp 200 Miliar untuk Bayar Biaya Operasional

PT Merpati Nusantara Airlines memiliki beban utang besar sehingga tak mampu membayar biaya operasional dalam dua bulan.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 06 Feb 2014, 10:57 WIB
Manajemen PT Merpati Nusantara Airlines membutuhkan dana sekitar Rp 200 miliar untuk membayar biaya operasional selama dua bulan. Hingga kini, biaya operasional belum dapat dibayar karena beban utang begitu berat sehingga menekan perseroan.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan mengungkapkan, saat ini Merpati masih menunggak biaya operasional selama dua bulan termasuk gaji karyawan yang belum dibayarkan.

"Merpati sudah dua bulan tidak bayar operasi, uang yang diperlukan itu untuk biaya operasi selama dua bulan, ya sekitar Rp 200 miliar," ungkap Dahlan saat ditemui di Kantor Perum Peruri, Jakarta, Kamis (6/2/2014).

Untuk itu, Dahlan mengusulkan kepada Merpati untuk membuat anak usaha baru demi menjalin kerjasama operasional (KSO) dengan perusahaan lain.

"Jadi Merpati tidak punya uang untuk operasi, seperti terbangkan pesawat, gaji karyawan, karena itu perlu KSO. Tidak ada partner yang mau, makanya Merpati bentuk anak perusahaan," tutur Dahlan.

Hingga saat ini Merpati sudah membentuk anak usaha baru yang dinamakan PT Merpati Aviation Service dan telah mendapatkan kerjasama dengan dua perusahaan.

Dengan adanya anak usaha baru tersebut Merpati juga menjual dua anak perusahaannya yaitu PT Merpati Maintenance Service dan PT Merpati Training Centre ke perusahaan BUMN lainnya yaitu PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA).

Pembelian dua anak perusahaan tersebut diungkapkan Dahlan bukan dari dana pengajuan ke Penyertaan Modal Negara (PMN) melainkan dari dana Revitalisasi dan Restrukturisasi.

"Saya tidak tahu PPA sudah mnta izin ke Menkeu atau belum (untuk beli anak usaha Merpati), semestinya sudah. Lalu kapan mengembalikannya, ya dari hasil KSO itu," pungkas mantan Direktur Utama PLN itu.

PT Merpati Nusantara Airlines kali ini sudah tak sanggup lagi menerbangkan pesawatnya mengingat tak mampunya perusahaan dalam membayar biaya operasional.

Tidak hanya membayar biaya operasional, hutang Merpati yang hampir mencapai Rp 7 triliun juga menjadikan beban yang sangat berat bagi perusahaan untuk kembali bangkit. (Yas/Ahm)


Baca juga:

Merpati Dinilai Tak Layak Lagi Sandang Maskapai Perintis

Merpati Stop Terbang Tak Pengaruhi Iklim Penerbangan RI

Kesalahan-kesalahan yang Bikin Nasib Merpati di Ujung Tanduk



POPULER

Berita Terkini Selengkapnya