Inalum Seksi, Jepang Mati-matian Perpanjang Kontrak Inalum

Jepang melalui Nippon Asahan Aluminium (NAA) bersikukuh untuk memperpanjang kontrak kepemilikan Inalum.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 30 Okt 2013, 23:58 WIB
Ketika pemerintah Indonesia sibuk berdebat dengan anggota parlemen terkait nasib PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), Jepang melalui Nippon Asahan Aluminium (NAA) justru bersikukuh untuk memperpanjang kontrak kerja sama menjadi pemegang mayoritas saham di perusahaan aluminium terbesar di Indonesia itu.

"Sekarang ini masalahnya cuma kita mau ambil atau tidak? Sebab mereka (Jepang) akan mati-matian memperpanjang kontrak (master agreement). Apakah kita mau dipermainkan terus menerus," tegas Menteri Keuangan Chatib Basri di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (30/10/2013).    
Chatib menilai, niat menyambung kerjasama tersebut dikarenakan Jepang melihat potensi bisnis yang sangat menggiurkan dari Inalum. "Mereka sampai memilih opsi arbitrase dan menyewa lawyer besar untuk mempertahankan Inalum. Kalau mereka  memilih seperti itu, tandanya Inalum menguntungkan bagi mereka," tambahnya.

Keinginan kuat Jepang untuk kembali memiliki Inalum juga disampaikan Dirjen Kerja Sama Internasional Kementerian Perindustrian Agus Tjahjana. NAA, lanjutnya, bahkan mendiskusikan persoalan Inalum ini sampai tingkat kepala negara. Hal ini seolah  menjadi bukti  keseriusan Jepang memperpanjang kontrak Inalum.    

"Saat ini volume produksi aluminium mencapai 250 ribu ton per tahun. Kalau hanya bermain di bauksit harganya cuma US$ 40 per ton. Inalum juga menyerap ribuan tenaga kerja. Jadi Jepang akan mempertahankan Inalum habis-habisan," paparnya.  (Fik/Shd)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya