Smartphone Lumia Berikutnya Akan Pakai Nama Microsoft

Pasca diakusisi oleh Microsoft, nantinya tidak akan ada lagi smartphone yang menyandang nama Nokia.

oleh Dewi Widya Ningrum diperbarui 04 Sep 2013, 16:41 WIB
Tragis! Mantan raja ponsel dunia, Nokia akhirnya harus rela nasib divisi ponselnya diambil oleh Microsoft dan meninggalkan dunia smartphone untuk selama-lamanya.

Pasca diakusisi Microsoft, nantinya tidak akan ada lagi smartphone yang menyandang nama Nokia, meski Nokia dulu dipandang sebagai simbol kualitas dan kehandalan. Keputusan itu dibuat setelah Nokia diakuisisi oleh Microsoft senilai $ 7,1 milyar, yang cukup mengagetkan banyak pihak.

Sesuai kesepakatan antara Microsoft dan Nokia yang dipaparkan di situs Nokia, merek dagang Asha dan Lumia sekarang menjadi milik Microsoft. Karena itu setiap ponsel yang dibuat dengan platform Windows Phone dan platform Symbian akan menyandang nama Microsoft sebagai pembuatnya, bukan Nokia.

Namun demikian, merek Nokia akan tetap menjadi milik perusahaan asal Finlandia itu berdasarkan perjanjian lisensi 10 tahun Microsoft dan Nokia. Ini berarti, ponsel fitur (feature phone) yang diproduksi oleh Nokia masih boleh menyandang nama Nokia.

Foto dok. Liputan6.com



Pencetus Tren Smartphone Warna-warni

Bagaimanapun, Nokia adalah pencetus inovasi tren smartphone warna-warni lewat smartphone seri Lumia. Kesuksesan Nokia membuat vendor ponsel lain mulai mengikuti tren ponsel kaya warna, tidak hanya warna standar hitam, putih dan silver.

Tak ada yang membantah bahwa Symbian adalah ponsel pertama yang dibawa Nokia ke pasar konsumen dengan konsep telepon lebih dari sekedar alat komunikasi. Nokia terus membangun kesuksesan itu sampai akhirnya iPhone datang pada tahun 2007. Sejak itu Nokia harus berjuang keras untuk berkompetisi dengan kompetitornya.

Meskipun sistem operasi Symbian kini sudah dianggap usang karena lahirnya sistem operasi yang lebih keren seperti iOS dan Android, faktanya Symbian masih menjadi bagian dari warisan smartphone dan digunakan.

Akuisisi Nokia oleh Microsoft juga menimbulkan banyak pertanyaan, terutama berkenaan dengan masa depan CEO Nokia Stephen Elop dengan Microsoft. Elop, sebagaimana yang tertuang dalam perjanjian, akan turun jabatan dari CEO Nokia dan menjadi executive vice president divisi Device and Services yang kini menjadi milik Microsoft.

Elop merupakan kandidat kuat pengganti CEO Steve Ballmer yang akan pensiun dari Microsoft dalam 12 bulan mendatang. Mampukah akuisisi ini membantu mendorong Windows Phone untuk bersaing dengan raja-raja smartphone saat ini? Kita lihat saja nanti.

Ingin mengontrol Perangkat Windows Phone

Akuisisi Nokia oleh Microsoft juga sedikit berbeda dengan Google yang membeli Motorola. Microsoft membeli divisi ponsel yang mendominasi platform Windows Phone, sedangkan Google tidak. Saat Google membeli Motorola, sistem operasi Android tak langsung dimonopoli oleh Motorola namun bebas dipakai oleh Samsung dan produsen handset Android lain.

Namun pada akuisisi Microsoft-Nokia, dalam satu gerakan Microsoft tampaknya ingin mengontrol sistem operasi itu beserta dengan perangkat kerasnya. Sejarah telah menunjukkan bahwa model seperti ini nantinya bisa menjadi bumerang layaknya BlackBerry dan iOS Apple.

Menurut Anda, apakah aneh mendengar nama Microsoft Lumia sebagai nama merek ponsel? Sampaikan melalui komentar di bawah. (dew)


Baca juga:

Resmi, Microsoft Akuisisi Nokia Senilai Rp 79 Triliun
Akuisisi Divisi Ponsel Nokia, Microsoft Tetap Setia ke Mitra Lain
8 Fakta Penting dari Akuisisi Microsoft-Nokia
Setelah Nokia, Microsoft Akan Akuisisi BlackBerry?
Microsoft Bangun Data Center di Kampung Halaman Nokia

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya