PKPU Mendirikan Posko Peduli Banjir Way Ela

Tim rescue Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) merespon cepat kejadian banjir yang mengakibatkan jebolnya Dam Way Ela, Maluku Tengah.

oleh Liputan6 diperbarui 03 Agu 2013, 09:24 WIB
Citizen6, Maluku: Tim rescue Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) merespon cepat kejadian banjir yang mengakibatkan jebolnya Dam Way Ela, Maluku Tengah, pada Kamis 25 Juli 2103.  
 
Segera setelah kejadian, tim rescue PKPU langsung melakukan aksi di lapangan. Hasil survai dan assesment menyatakan, kondisi pengungsi di Desa Negeri Lima, Pulau Ambon, Maluku Tengah, masih dalam kondisi ketidakpastian. Pengungsi masih sangat membutuhkan bantuan, mulai dari bahan makan pokok, rumah darurat, dan perangkat kebutuhan keluarga (family kit).

Tim Rescue Disater Risk Manajemen (DRM) PKPU sendiri sudah diturunkan sejak minggu lalu.  Mereka mendirikan posko peduli korban banjir bandang Way Ela di di Desa Negeri Lima, Komplek Soa Nau, Kabupaten Maluku Tengah. Selain mendirikan dapur air yang menyediakan susu, kopi, teh, susu, makanan bayi, diapers, dan pembalut, tim DRM PKPU juga melakukan evakuasi dan trauma healing bagi anak-anak korban banjir.

Peristiwa jebolnya Dam Way Ela mengakibatkan sebanyak 470 bangunan rumah serta fasilitas sosial rata dengan tanah.

Subur Rohjinawi, selaku koordinator Tim Rescue DRM PKPU di lapangan mengungkapkan, hingga kini pemerintah daerah belum menentukan titik relokasi untuk warga. Hal itu disebabkan kondisi curah hujan masih cukup tinggi. Bahkan di beberapa titik di sekitar lokasi telah terjadi
longsor sehingga menyebabkan beberapa jalan tertutup.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, longsor dan banjir di Kota Ambon, Maluku, pada Selasa 30 Juli 203, menelan 12 orang korban jiwa.

"Korban banjir dan tanah longsor Kota Ambon bertambah menjadi 12 orang tewas," kata Sutopo di Jakarta, pada Rabu 31 Juli 2013 malam.

Atas jebolnya Bendungan Way Ela di Desa Negeri Lima ini, Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu menetapkan tanggap darurat selama 14 hari, pada Kamis 25 Juli 2013. Berdasarkan informasi yang dihimpun menyebutkan, meluapnya bendungan terjadi secara ilmiah, tidak terjadi
sekaligus.

Way Ela sempat memberikan tanda-tanda akan meluap sejak Rabu 24 Juli 2013 malam. Hal ini juga diartikan sebagai isyarat agar warga di sekitarnya dapat menyelamatkan diri. Keganasan Dam Way Ela akhirnya ditunjukkan dengan meluap pada Kamis 25 Juli 2013, sekitar pukul 09.30 WIT, yang mengakibatkan Mercu Spillway kolaps alias penuh dan tumpah hingga mencari jalan keluar. Alhasil tanggul Way Ela yang meluncur dari ketinggian menyapu bersih  527 unit rumah warga. (Mohamad Sukismo/Mar)

Mohamad Sukismo adalah pewarta warga yang bisa dihubungi lewat email: kismo_ok@yahoo.com

Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, Ramadan atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media, kuliner dan lainnya ke citizen6@liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya