Liputan6.com, Jakarta: Simpang siur penetapan awal Ramadan atau ibadah puasa tahun ini akhirnya terjawab. Dalam Sidang Isbat di Jakarta, Sabtu (25/10) malam, pemerintah menetapkan 27 Oktober 2003 sebagai 1 Ramadan 1424 Hijriah. Dengan begitu, kaum muslim di seluruh Tanah Air akan memulai ibadah salat Tarawih mulai Ahad malam. Dasar keputusan yang dipakai adalah hisab (perhitungan matematis), dan pemantauan secara rukyat (melihat bulan dengan mata telanjang). Selain perwakilan organisasi massa Islam, sidang yang berlangsung selama 15 menit ini juga diikuti duta besar negara-negara sahabat.
Menurut Menteri Agama Said Agil Husein al-Munawar, berdasarkan perhitungan hisab, ijtima atau posisi akhir bulan sebelumnya jatuh pada 25 Oktober sekitar pukul 19.51 WIB. Sedangkan berdasarkan pemantauan rukyat, posisi bulan baru (hilal) di 41 lokasi masih berada di bawah ufuk dan menyebabkan tak bisa dilihat lagi. Dengan begitu, awal pelaksanaan ibadah puasa jatuh pada Senin besok.
Penetapan awal puasa yang jatuh pada Senin besok sebenarnya sempat diungkapkan Menag beberapa hari silam. Namun, penetapan resmi baru dapat diputuskan dalam Sidang Isbat hari ini. Penetapan itu juga berdasarkan dengan perhitungan hisab dan rukyat [baca: Ramadan Ditetapkan 27 Oktober 2003].(ORS/Syaiful Halim dan Satya Pandia)
Menurut Menteri Agama Said Agil Husein al-Munawar, berdasarkan perhitungan hisab, ijtima atau posisi akhir bulan sebelumnya jatuh pada 25 Oktober sekitar pukul 19.51 WIB. Sedangkan berdasarkan pemantauan rukyat, posisi bulan baru (hilal) di 41 lokasi masih berada di bawah ufuk dan menyebabkan tak bisa dilihat lagi. Dengan begitu, awal pelaksanaan ibadah puasa jatuh pada Senin besok.
Penetapan awal puasa yang jatuh pada Senin besok sebenarnya sempat diungkapkan Menag beberapa hari silam. Namun, penetapan resmi baru dapat diputuskan dalam Sidang Isbat hari ini. Penetapan itu juga berdasarkan dengan perhitungan hisab dan rukyat [baca: Ramadan Ditetapkan 27 Oktober 2003].(ORS/Syaiful Halim dan Satya Pandia)
