Hari Diabetes Nasional 18 April, Bila Tak Terkontrol Berujung Komplikasi

Diabetes disebut juga sebagai mother of disease. Bila tak terkendali bisa berujung komplikasi. Di hari Diabetes Nasional ketahui fakta-fakta soal penyakit gula ini.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 18 Apr 2024, 18:00 WIB
Hari Diabetes Nasional diperingati setiap 18 April (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Setiap 18 April diperingati sebagai Hari Diabetes Nasional yang diresmikan oleh Kementerian Kesehatan RI. 

Tujuan ada Hari Diabetes Nasiolan adalah untuk menyadarkan masyarakat menjaga kesehatan agar terhindar dari penyakit diabetes.

Untuk diketahui Indonesia menduduki peringkat kelimat dengan jumlah tertinggi diabetes atau diabetes mellitus (DM) di dunia.

Penyakit yang disebut juga dengan sillent killer dan mother of disease ini menyebabkan komplikasi dan penyebab kematian utama di Indonesia seperti disampaikan dokter spesialis penyakit dalam Cindya Klarisa Simanjuntak dari RSUD Tamansari Jakarta.

Saat seseorang terkena diabetes yang tak terkontrol itu bisa berujung pada komplikasi.

"Mulai dari jantung koroner, penyakit ginjal kronik, kerusakan saraf, masalah kesehatan mulut, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, gangguan pembuluh darah, hingga gangguan mental," kata Cindya dalam pesan teks yang diterima Health Liputan6.com.

Faktor Risiko Diabetes Tipe 2

Dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu menuturkan bahwa ada beberapa faktor risiko diabetes melitus tipe dua yaitu:

1. Berat badan

Populasi dengan indeks masa tubuh (IMT) berlebih, lebih berisiko menjadi diabetes. IMT merupakan indikator sederhana dengan membagi berat badan (dalam kilogram) dengan tinggi badan (dalam meter kuadrat). Untuk populasi asia, IMT >= 24 kg/m2 sudah dikategorikan overweight.

2. Rendahnya aktivitas fisik

3. Asupan diet

Tingginya konsumsi makanan cepat saji dan makanan/minuman yang tinggi gula dan pemanis meningkatkan risiko diabetes.

 

 

2 dari 4 halaman

Faktor Risiko Diabetes Lainnya

4. Riwayat keluarga

Studi menunjukkan keturunan pasien DM tipe 2 berisiko 30-70% berkembang menjadi DM tipe 2

5. Berat badan lahir rendah atau kelahiran prematur

Berat badan lahir rendah dan bayi yang lahir prematur memiliki risiko lebih besar berkembang menjadi DM tipe 2.

6. Kurang menerapkan pola hidup sehat setiap hari.

 

3 dari 4 halaman

Mengenali Tanda dan Gejala Diabetes

Mengenali tanda dan gejala diabetes:

  • Gejala klasik DM yaitu: cepat merasa haus (polidipsi), sering buang air kecil (poliuri), dan cepat merasa lapar (polifagi) / 3P.
  • Penurunan berat badan yang tidak diketahui penyebabnya.
  • Pandangan mata kabur.
  • Luka yang tidak kunjung sembuh.

Untuk menegakkan diagnosis DM memerlukan pemeriksaan darah yang memenuhi kriteria sebagai berikut"

  • Kadar glukosa darah puasa >= 126 mg/dl
  • HbA1c >= 6.5%
  • Kadar glukosa darah 2 jam pasca tes toleransi glukosa oral >= 200mg/dl
  • Adanya gejala klasik DM disertai kadar glukosa darah sewaktu >= 200mg/dl.

 

4 dari 4 halaman

Populasi yang Mesti Tes Diabetes

Pemeriksaan gula darah (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Mengobati lebih dini lebih baik daripada terlambat seperti disampaikan Cindya.

"Deteksi dan tatalaksana sejak dini akan menurunkan komplikasi," katanya.

PERKENI (Perkumpulan Endokrin Indonesia) merekomendasikan populasi berikut untuk pemeriksaan penyaring segera:

1. Individu dengan indeks masa tubuh >= 23kg/m2 disertai aktivitas kurang, adanya orang tua dengan DM, penderita hipertensi dan hiperkolesterolemia, obesitas, wanita dengan sindrom polikistik ovarium, riwayat penyakit jantung.

2. Individu berusia lebih dari 45 tahun dengan atau tanpa risiko tersebut.

3. Mereka yang berisiko tinggi dengan hasil pemeriksaan glukosa plasma normal, sebaiknya diulang setiap 3 tahun. Mereka kelompok prediabetes, sebaiknya diperiksa ulang tiap 1 tahun.

Infografis Journal_ Fakta Mengenai Risiko Diabetes Melitus (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya