Sukses

Twin Peaks, Drama Pembunuhan Misterius yang Terinspirasi dari Kisah Nyata

Twin Peaks adalah serial drama televisi serta misteri yang pertama kali tayang pada tahun 1990 hingga 2017. Serial ini merupakan karya dari dua orang penggarap terkenal, yakni Mark Frost dan David Lynch.

Liputan6.com, Jakarta Twin Peaks adalah serial televisi drama serial misteri Amerika yang menjadi fenomena pada tahun 1990-an, dibuat oleh Mark Frost dan David Lynch. Serial ini mengikuti cerita pembunuhan Laura Palmer yang mengguncang kota bernama Twin Peaks. Kombinasi antara unsur drama, misteri dan supernatural, membuatnya menjadi salah satu serial paling ikonik dalam sejarah televisi. 

Dikisahkan bahwa Laura Palmer, karakter utama dalam Twin Peaks, ditemukan tewas terbungkus dalam kantung jenazah. Para penggemar diajak untuk memecahkan misteri di balik kematian Laura Palmer, sekaligus mengungkap sisi gelap dan tersembunyi yang ada di kota tersebut.

Twin Peaks tidak hanya dikenal karena ceritanya yang unik, tetapi juga karena penggunaan teknik sinematografi yang artistik dan simbolisme yang melimpah. Dalam setiap episode, unsur-unsur visual seperti cahaya, bayangan dan musik diciptakan dengan sangat indah dan memikat. 

Walaupun hanya berjalan selama dua musim, Twin Peaks tetap menyisakan kesan tak terlupakan dalam dunia televisi. Serial ini berhasil menciptakan penggemar yang fanatik dan bahkan setelah beberapa dekade berlalu, pengaruh Twin Peaks masih terasa dalam banyak produksi televisi penerusnya.

Berikut ini sekilas kisah dokumenter Twin Peaks yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (21/5/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kisah Pembunuhan yang Diproduksi Jadi Dokumenter

Seri televisi yang sangat terkenal di era 1990-an "Twin Peaks," merupakan salah satu karya paling ikonis dari sutradara visioner, David Lynch. Kisah misterius tentang pembunuhan seorang gadis muda bernama Laura Palmer dalam serial ini, ternyata didasari oleh sebuah kasus nyata yang mengguncang masyarakat pada masanya, yaitu misteri pembunuhan Hazel Drew di Sand Lake, New York pada tahun 1908. Kini, setelah lebih dari satu abad berlalu, misteri pembunuhan yang telah berusia 112 tahun ini dikabarkan akan diangkat kembali dalam bentuk sebuah dokumenter dan buku bergenre true crime.

Kasus pembunuhan Hazel Drew ini memberikan inspirasi yang mendalam bagi cerita dalam "Twin Peaks." Baik Laura Palmer maupun Hazel Drew adalah sosok gadis muda yang cantik dan mempesona, di mana menghilang secara misterius selama beberapa hari sebelum akhirnya ditemukan dalam kondisi tak bernyawa di sebuah danau. Proyek baru yang berjudul "Blonde, Beautiful, and Dead: The Murder Mystery That Inspired Twin Peaks," yang akan digarap oleh Metabook Entertainment, berencana untuk menggali lebih dalam berbagai rahasia gelap, korupsi, serta dinamika politik gender yang tersembunyi di kota kecil yang terpencil tersebut.

Dokumenter tentang kasus Hazel Drew ini akan disutradarai oleh Benjamin Alfonsi, yang sebelumnya dikenal melalui karyanya yang berjudul "Skeleton Boy." Sementara itu, versi buku "Blonde, Beautiful, and Dead: The Murder Mystery That Inspired Twin Peaks" akan ditulis oleh David Bushman dan Mark Givens, dua penulis yang memiliki reputasi yang baik dalam penulisan buku-buku non-fiksi. Buku ini juga akan menampilkan kata pengantar yang ditulis oleh Mark Frost, co-creator dari seri "Twin Peaks," yang akan memberikan pandangan mendalam dan personal mengenai hubungan antara kasus Hazel Drew dan penciptaan karakter Laura Palmer.

 

3 dari 3 halaman

Riview Film dari Season 1-3

Seri televisi yang sangat populer di era 1990-an "Twin Peaks," merupakan salah satu karya paling ikonis dari sutradara visioner, David Lynch. Cerita dalam serial ini dimulai dengan ditemukannya mayat seorang gadis bernama Laura Palmer, yang diduga menjadi korban pembunuhan. Kasus ini segera menggemparkan kota kecil "Twin Peaks," yang sebelumnya dikenal sebagai tempat yang damai dan tenang. Laura Palmer bukanlah gadis biasa. Dia adalah siswi SMA paling populer di kota itu dan juga sang “Homecoming Queen.” Misteri ini menarik perhatian seorang agen FBI bernama Dale Cooper, yang segera berkolaborasi dengan sheriff kota tersebut, Harry Truman, untuk memecahkan kasus pembunuhan tersebut dan mengungkap siapa pelakunya.

Sekilas, "Twin Peaks" mungkin tampak seperti drama kriminal investigasi prosedural biasa, mirip dengan serial seperti CSI. Namun, alur cerita "Twin Peaks" segera bergeser ke arah yang lebih supranatural setelah Dale Cooper mulai menerima berbagai visi dan petunjuk melalui cara-cara yang tidak konvensional. Akhirnya, terungkap bahwa pembunuhan tersebut dilakukan oleh makhluk mistis bernama "Bob," yang berasal dari dimensi lain dan meneror kota tersebut, dengan mengambil wujud salah satu penduduknya. Namun, siapakah dia sebenarnya? Pertanyaan ini menjadi inti dari misteri yang menakutkan di dalam serial ini.

"Twin Peaks" adalah drama televisi yang pertama kali ditayangkan pada tahun 1990. Pada saat penayangannya, serial ini menjadi fenomenal dan membuka jalan bagi serial-serial TV bergenre serupa, seperti "The X-Files" hingga "Lost." Banyak adegan dalam "Twin Peaks" yang tergolong "aneh" bagi penikmat televisi kala itu, seperti adegan seorang pria kerdil menari di tengah ruangan merah di akhir episode pilotnya. Hal ini tidak mengherankan, mengingat sutradaranya adalah David Lynch, yang dikenal dengan karya-karyanya yang absurd dan sureal.

Dilihat dari segi originalitasnya, "Twin Peaks" memang tak tertandingi. Meskipun pada awalnya terlihat klise, penonton segera disuguhi oleh nuansa yang tak terduga. Sayangnya, seiring berjalannya waktu, kualitas "Twin Peaks" mulai menurun, terutama pada season keduanya. Ceritanya mulai lebih mirip drama opera sabun, terlalu mengeksploitasi karakter-karakter pendukungnya, meskipun tetap menonjolkan elemen misteri. Kasus pembunuhan Laura Palmer yang menjadi daya tarik utama serial ini, dipecahkan dengan cara yang amat "ridiculous" dan mengecewakan menurut banyak penonton. Tak heran, setelah season kedua, serial ini dihentikan penayangannya dengan ending yang amat menggantung. Uniknya, sekitar 20 tahun kemudian serial ini dilanjutkan dengan season ketiga, di mana para pemainnya sudah menua. Namun, kualitasnya jauh lebih baik. Konsepnya benar-benar segar, meskipun melanjutkan kisah hidup para tokoh dari season sebelumnya. Semua keabsurdan di season pertama kembali dilanjutkan, bahkan ke level yang lebih ekstrem.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.