Gagal Dicegah di Awal, Macet Horor Pelabuhan Merak Kembali Terulang

Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi berkomentar soal kemacetan horor menuju Pelabuhan Merak, Banten yang kembali terulang pada puncak mudik Lebaran 2024.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 09 Apr 2024, 11:00 WIB
Menurut Dirut PT ASDP Indonesia Ferry, Ira Puspadewi, puncak arus mudik lebaran di Pelabuhan Merak dan Ciwandan diprediksi Selasa (18/4) malam hingga Rabu (19/4) dini hari dengan data jumlah penumpang hingga pukul 06.00 WIB mencapai 106.637 orang. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi berkomentar soal kemacetan horor menuju Pelabuhan Merak, Banten yang kembali terulang pada puncak mudik Lebaran 2024.

Menurut dia, itu merupakan kejadian macet horor berulang di setiap musim mudik Lebaran. Sayangnya, ia menilai PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) maupun Kementerian Perhubungan belum bisa mengantisipasi risiko itu sedari awal.

 

"Antrian puluhan jam dan tiket yang ludes di Pelabuhan Merak, seharusnya sudah bisa diantisipasi sejak awal oleh operator PT ASDP Indonesia Ferry, dan/atau Kemenhub. Apalagi tahun-tahun sebelumnya sudah pernah terjadi," kata Tulus dalam status di aplikasi WhatsApp, dikutip Selasa (9/4/2024).

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi pun telah bongkar alasan mengenai kemacetan parah menuju Pelabuhan Merak. Itu disebabkan oleh banyaknya calon pemudik yang belum memiliki tiket angkutan penyeberangan, namun memaksa masuk ke pelabuhan.

Menhub lantas membuat perbandingan dengan penumpang angkutan kereta api (KA) jarak jauh, yang telah memesan tiket terlebih dulu sebelum berangkat mudik menggunakan moda transportasi tersebut.

"Merak ini memang seperti disampaikan pak Presiden, terdapat jumlah yang melebihi, dan mohon maaf, ketidaktaatan masyarakat pengguna," kata Menhub pada Senin, 8 April 2024.

"Kalau di kereta api mereka kan punya tiket, dia datang 2 jam sebelumnya. Kalau ini belum punya tiket, bahkan jalannya besok pagi, dia datang. Maka terjadilah antrian sepanjang 10 km," bebernya.

Pelabuhan Merak

Belajar dari kasus itu, Menhub berkesimpulan Pelabuhan Merak harus punya kapal penumpang dengan kapasitas angkut lebih besar, dengan kecepatan lebih tinggi. Selain itu, juga diperlukan tambahan dermaga.

Ia sudah melaporkan usulannya kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). RI 1 menyetujui untuk dilakukan penambahan dermaga dan juga kapal angkut penumpang.

"Kalau kapal katakanlah tambah dengan (kecepatan) 15 knot, pasti kurang maksimal, atau dengan 500 (kapasitas penumpang) kurang. Jadi musti kapal yang besar di atas 1.000 (kapasitas penumpang), dan kapal di atas 15 knot, bahkan 20 knot. Jadi kecepatan-kecepatan itu bisa dilaksanakan," urainya.

2 dari 3 halaman

Pelabuhan Merak Macet Parah, Menhub: Banyak Pemudik Bandel Tak Punya Tiket

Situasi di Dermaga Eksekutif Pelabuhan Merak. (Selasa, 09/04/2024). (Yandhi Deslatama/Liputan6.com).

Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyoroti kemacetan parah yang dialami pemudik menuju Pelabuhan Merak, Banten. Menurut dia, Merak jadi salah satu dari tiga tempat paling berjuang di musim mudik Lebaran 2024 ini.

"Darat memang satu tempat yang paling struggling. Ada tiga tempat, Cipali, Merak, Ketapang. Dari tiga itu, dua yang paling kita lakukan dengan luar biasa," ujar Menhub dalam siaran video yang diberikan Kementerian Perhubungan, Senin (8/4/2024).

Sorotan khusus ia berikan kepada kemacetan horor menuju Pelabuhan Merak. Beda halnya dengan penumpang kereta api yang lebih terkoordinasi dengan tiket yang sudah dipesan, pemudik yang hendak menyebrang ke Pelabuhan Bakauheni dari Merak banyak datang dengan tangan kosong.

"Merak ini memang seperti disampaikan pak Presiden, terdapat jumlah yang melebihi, dan mohon maaf, ketidaktaatan masyarakat pengguna," kata Menhub.

"Kalau di kereta api mereka kan punya tiket, dia datang 2 jam sebelumnya. Kalau ini belum punya tiket, bahkan jalannya besok pagi, dia datang. Maka terjadilah antrian sepanjang 10 km," bebernya.

Belajar dari kasus itu, Budi Karya Sumadi berkesimpulan Pelabuhan Merak harus punya kapal penumpang dengan kapasitas angkut lebih besar, dengan kecepatan lebih tinggi. 

 

3 dari 3 halaman

Penambahan Dermaga

Pemudik berjalan menuju kapal di Pelabuhan Dermaga Eksekutif Merak, Kota Cilegon, Banten, Selasa (18/4/2023). PT ASDP Indonesia Ferry memperkirakan puncak arus mudik Pelabuhan Merak akan terjadi pada H-3 serta arus balik pada H+7 Lebaran 2023. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Selain itu, juga diperlukan tambahan dermaga. Menhub sudah melaporkan usulannya kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). RI 1 menyetujui untuk dilakukan penambahan dermaga dan juga kapal angkut penumpang.

"Kalau kapal katakanlah tambah dengan (kecepatan) 15 knot, pasti kurang maksimal, atau dengan 500 (kapasitas penumpang) kurang. Jadi musti kapal yang besar di atas 1.000 (kapasitas penumpang), dan kapal di atas 15 knot, bahkan 20 knot. Jadi kecepatan-kecepatan itu bisa dilaksanakan," urainya.

Selain Pelabuhan Merak, Menhub juga menyebut Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) jadi salah satu tempat dengan tingkat kepadatan mudik melonjak signifikan. Dengan kisaran 13 persen, dan pada satu hari puncak mudik mencapai 23 persen.

"Di Cipali, sekalipun ada satu hari naik 23 persen tetap tidak terjadi kemacetan. Average kenaikan tahun ini 13 persen. Kenaikan-kenaikan di sektor darat itu biasanya tidak lebih dari 5 persen," terangnya.

Infografis Rekayasa Lalu Lintas di Tol Saat Arus Mudik Lebaran 2024. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya