Waktu yang Tepat Mulai Mengajarkan Anak Membaca, Bukan TK atau SD

Membaca bermanfaat untuk otak kiri dalam menyerap ilmu pengetahuan. Dokter

oleh Benedikta DesideriaRuli Ananda Putri diperbarui 13 Jan 2024, 18:16 WIB
Membaca bermanfaat untuk otak kiri dalam menyerap ilmu pengetahuan. Dengan begitu anak mampu memahami, menganalisis, dan meningkatnya daya konsentrasi. copyright freepik/tirachardz

Liputan6.com, Jakarta - United Nations International Children's Emergency Fund (UNICEF) pada 2017 menyebut, Indonesia salah satu negara yang penduduknya memiliki minat baca yang rendah. Tercatat hanya satu dari seribu anak di Indonesia yang aktif membaca.

Padahal menurut dokter spesialis anak konsultan tumbuh kembang Dr. dr. Hesti Lestari, Sp.A(K), membaca bermanfaat untuk otak kiri dalam menyerap ilmu pengetahuan. Dengan begitu anak mampu memahami, menganalisis, dan meningkatkan daya konsentrasi.

Namun, masih banyak orangtua yang belum teredukasi akan hal ini. Beberapa anak baru mulai diajarkan membaca ketika memasuki usia sekolah. Padahal Hesti mengungkap, seharusnya orangtua mengajarkan anak membaca sedini mungkin sebelum mereka sekolah. Yakni di bulan pertama kehidupannya.

“Mulai dari usia nol hingga tiga bulan, bacakan anak buku dengan warna kontras. Anak mulai belajar tentang bahasa lisan ketika mereka mendengar keluarganya berbicara, tertawa, dan bernyanyi,” jelas Hesti yang juga bertugas di RSUP Kandou Manado.

Menurut Hesti, anak akan memahami bahasa tertulis ketika mendengar orang dewasa membacakan cerita. Hal ini menjadi pengalaman awal anak sebelum akhirnya mulai terbiasa untuk membaca.

“Sebab pembentukan sinaps membutuhkan pengalaman,” kata Hesti dalam acara Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang digelar secara daring pada Kamis, 7 Desember 2023.

Sinaps adalah stimulasi dan pengalaman yang dialami anak akan membentuk sambungan baru antar neuron. Sinaps inilah yang membuat struktur otak semakin rimbun. Ketika anak memperoleh stimulasi atau pengalaman serupa selama beberapa kali, maka sinaps akan menjadi permanen.

2 dari 4 halaman

Manfaat Membaca Sejak Dini

Membaca bermanfaat untuk otak kiri dalam menyerap ilmu pengetahuan. Dengan begitu anak mampu memahami, menganalisis, dan meningkatnya daya konsentrasi. (Photo created by gpointstudio on www.freepik.com)

Bagi Hesti, tidak ada istilah terlalu dini untuk memulai kebiasaan membaca pada anak. Manfaat membaca sejak dini mampu meningkatkan intelligence quotient (IQ) anak sebanyak enam poin.

“Namun, anak yang tidak diajak membaca cenderung mengalami keterlambatan di kelas,” ungkap wanita yang juga Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Tumbuh Kembang Pediatri Sosial Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) ini. 

Kemudian manfaat lainnya dari membaca sejak dini juga diungkapkan oleh Hesti. Menurutnya hal ini akan meningkatkan pengetahuan, empati, dan daya konsentrasi anak.

3 dari 4 halaman

Korelasi Membaca dengan Prestasi Akademik

Membaca bermanfaat untuk otak kiri dalam menyerap ilmu pengetahuan. Dengan begitu anak mampu memahami, menganalisis, dan meningkatnya daya konsentrasi. Foto: Freepik

Membaca buku sangat baik sebagai latihan otak dan pikiran. Membaca dapat membantu menjaga otak agar selalu menjalankan fungsinya secara sempurna.

Saat membaca, otak dituntut untuk berpikir, menganalisis berbagai masalah, mencari jalan keluar dan solusi hingga menemukan hal-hal baru.

“Semakin banyak paparan waktu membaca, berkolerasi dengan prestasi akademik,” ungkap Hesti.

Lebih lanjut, Hesti menjelaskan, manfaat membaca buku ini membuat anak cenderung meningkat dalam keahlian literatur. Skill literatur itu penting untuk kemampuan dan inisiatif membaca secara mandiri.

Bagi anak yang terbiasa membaca, maka mereka dengan senang hati membuka buku pelajaran. Hal itulah yang membuat kebiasaan membaca sangat berkaitan dengan prestasi akademik.

4 dari 4 halaman

Pilihlah Buku untuk Anak Sesuai Usia

Membaca bermanfaat untuk otak kiri dalam menyerap ilmu pengetahuan. Dengan begitu anak mampu memahami, menganalisis, dan meningkatnya daya konsentrasi. (Sumber: freepik.com/jcomp)

Hesti menyarankan agar orangtua memberikan anak buku sesuai dengan usia. Berikut panduannya:

  • Usia 0 - 6 Bulan: beri dan bacakan buku warna kontras
  • Usia 6 - 0 Bulan: bacakan buku satu gambar per halaman. Selain itu sertakan dengan ekspresi wajah dan gerakan tangan yang mendukung. “Tujuannya agar anak mengerti kalimat sederhana,” kata Hesti.
  • Satu tahun, sudah mulai ajak anak membaca buku sampai dua kalimat.
  • Usia dua hingga lima tahun, buku yang mengajarkan anak moral kehidupan.
  • Lima sampai delapan tahun, suguhkan buku tentang satu karakter utama.
  • Delapan sampai 12 tahun,  beri buku dengan cerita lebih kompleks. Tak lebih dari seratus sampai 150 halaman.
  • Pada usia remaja anak akan mulai terbiasa, sehingga biarkan mereka pilih buku dengan genre bervariasi.
Infografis Journal Anak Berpotensi Jadi Pelaku dan Korban KDRT (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya