10 Provinsi yang Laporkan Kasus Rabies di Indonesia pada 2023, Tertinggi Bali

Kemenkes membuka data jumlah kasus rabies pada hewan yang dilaporkan ke iSIKHNAS sepanjang 2023. Bali masih menjadi provinsi dengan kasus rabies tertinggi.

oleh Diviya Agatha diperbarui 03 Jun 2023, 07:00 WIB
Ada 10 provinsi di Indonesia yang melaporkan kasus rabies dengan 234 kasus sepanjang 2023. Secara keseluruhan, Bali masih melaporkan kasus rabies tertinggi. (Foto:Dok.Kementerian Pertanian RI)

Liputan6.com, Jakarta Kasus rabies pada hewan maupun manusia masih terjadi di Indonesia. Laporan yang paling baru muncul di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), NTT dengan 46 kasus rabies yang sudah tertular pada manusia.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI pun membuka data jumlah kasus rabies pada hewan yang dilaporkan ke iSIKHNAS (sistem informasi kesehatan hewan Indonesia) sepanjang tahun 2023.

Data itu menunjukkan ada 234 kasus yang tersebar pada 10 provinsi berbeda. Lantas, mana saja provinsi yang melaporkan kasus rabies pada hewan di Indonesia pada 2023? Berikut datanya:

  1. Bali
  2. Jambi
  3. Kalimantan Selatan
  4. Lampung
  5. Nusa Tenggara Barat
  6. Nusa Tenggara Timur
  7. Riau
  8. Sulawesi Selatan
  9. Sulawesi Tengah
  10. Sumatera Utara

Bali Jadi Provinsi Tertinggi yang Laporkan Rabies

Selain itu, gambaran situasi per provinsi di Indonesia selama dua tahun berturut-turut pada 2022 dan 2023 menunjukkan bahwa Bali masih menjadi provinsi tertinggi yang melaporkan kasus rabies secara keseluruhan.

Pada 2022, data yang disajikan oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes RI, Dr Imran Pambudi menunjukkan ada 38.009 kasus rabies di Bali.

Meski masih tertinggi, Bali melaporkan adanya penurunan kasus rabies. Dari semula lebih dari 38 ribu kasus pada tahun sebelumnya menjadi 14.827 kasus selama Januari hingga April 2023.

Imran menambahkan, berbeda dalam hal kasus kematiannya. Kematian akibat rabies saat ini justru ditunjukkan oleh provinsi lain yakni di Sulawesi Selatan.

"Kematian yang paling banyak justru saat ini yang tercatat ada di Sulawesi Selatan. Dilaporkan ada tiga kematian," kata Imran saat konferensi pers Update Kondisi Rabies di Indonesia pada Jumat, (2/6/2023).

2 dari 4 halaman

Hanya 8 Provinsi yang Bebas Rabies

Warga membawa anjing peliharaannya untuk disuntikkan vaksin rabies di Kecamatan Duren Sawit, Jakarta, Selasa (7/6/2022). Vaksin rabies yang diberikan secara gratis ini juag untuk mewujudkan Jakarta menjadi wilayah zona bebas rabies. (merdeka.com/Imam Buhori)

Sebelumnya, Imran turut mengungkapkan bahwa dari 25 provinsi yang mengalami endemi rabies di Indonesia, hanya ada delapan diantaranya yang bebas rabies.

Berikut diantaranya provinsi yang dinyatakan bebas rabies.

  1. Kepulauan Riau
  2. Bangka Belitung
  3. DKI Jakarta
  4. Jawa Tengah
  5. DI Yogyakarta
  6. Jawa Timur
  7. Papua Barat
  8. Papua

"Memang rabies itu tantangannya cukup besar, karena gigitan hewan pembawa rabies rata-rata setahunnya lebih dari 80 ribu," kata Imran.

3 dari 4 halaman

Rabies Juga Bisa Ditularkan ke Manusia

Dokter hewan menyuntikkan vaksin Neo Rabivet pada seekor musang pandan saat program Vasinasi Rabies Gratis bagi Hewan Penular Rabies (HPR) di Kantor kelurahan Jati Padang, Jakarta Selatan, Rabu (31/8/20222). Program vaksinasi gratis yang diadakan oleh Suku Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian Kota Jakarta Selatan ini bertujuan mencegah penyebaran rabies sekaligus memberikan perlindungan kepada manusia dari dampak gigitan. (merdeka.com/Arie Basuki)

Seperti diketahui, rabies dapat menular dari hewan ke manusia lewat gigitan. Imran mengungkapkan bahwa ada beberapa gejala rabies yang bisa muncul usai seseorang terkena gigitan anjing liar.

"Pada tahapan awal itu timbul demam, lemas, lesu, insomnia, sakit kepala hebat. Kemudian sering ditemukan nyeri (karena sakit tenggorokan), ini yang akhirnya membuat kaku sehingga dia tidak bisa menelan," ujar Imran.

"Setelah itu akan lanjut ke rasa kesemutan, panas di lokasi gigitan, kemudian timbul fobia yaitu hidrofobia, dia takut air. Kemudian aerofobia, dan fotofobia. Jadi dia takut dengan cahaya. Akhirnya bisa meninggal dunia," sambungnya.

4 dari 4 halaman

Pasien Rabies Berat Bisa Meninggal Dunia

Vaksinasi rabies secara gratis dilakukan kepada hewan peliharaan warga seperti kucing, kera, dan anjing. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Lebih lanjut, Imran mengungkapkan bahwa karena gejala-gejala berupa fobia itulah, pasien rabies yang masuk kategori berat harus melakukan isolasi.

Sebab, saat tidak isolasi di tempat yang tempat, pasien rabies bisa menjadi ganas karena kehilangan kendali.

"Tata laksana pada orang yang sudah masuk ke gejala rabies yang berat itu mereka harus diterapkan isolasi di rumah sakit di ruang yang gelap karena mereka takut kena cahaya. Kalau kena cahaya mereka akan meraung-raung jadi ganas," kata Imran.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya