Bertemu Presiden Palestina, Menlu Blinken Janjikan Buka Kembali Konsulat AS di Yerusalem Timur

Konsulat Amerika Serikat di Yerusalem Timur ditutup pada era pemerintahan Donald Trump.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 01 Feb 2023, 12:00 WIB
Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken saat bertemu di Ramallah, Tepi Barat yang diduduki pada Selasa (31/1/2023). (Dok. AFP)

Liputan6.com, Ramallah - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengumumkan akan kembali membuka konsulat AS di Yerusalem Timur yang ditutup semasa pemerintahan Donald Trump. Hal tersebut disampaikan Menlu Blinken saat bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Ramallah pada Selasa (31/1/2023).

Dalam kesempatan yang sama, Blinken menegaskan, pemerintah AS menentang tindakan apa pun dari Israel dan Palestina yang membuat solusi dua negara, yang menjadi komitmen Presiden Joe Biden, sangat sulit dicapai.

Selain itu, Blinken juga mengumumkan dukungan baru kepada United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugee (UNRWA) yang menangani pengungsi Palestina, yakni sebesar US$ 50 juta. Menurutnya, itu merupakan bagian dari upaya untuk membangun hubungan AS dengan rakyat Palestina dan Otoritas Palestina. Demikian seperti dikutip dari kantor berita Wafa, Rabu (1/2).

Tidak ketinggalan, Blinken menyampaikan belasungkawa kepada keluarga warga Palestina yang tewas dibunuh pasukan Israel dalam kekerasan yang terjadi selama beberapa hari terakhir.

Pertemuan Blinken dengan Abbas merupakan rangkaian dari kunjungan menlu AS itu ke kawasan, di mana ia telah lebih dulu bertatap muka dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

2 dari 3 halaman

Palestina: Israel Bertanggung Jawab Atas Kemunduran Penyelesaian Konflik

Orang-orang berkumpul di sekitar bangunan yang dirusak dan dibakar oleh pasukan Israel selama penggerebekan di kamp pengungsi Jenin Tepi Barat, pada 26 Januari 2023. Serangan Israel di kamp pengungsi Jenin hari ini menewaskan 9 warga Palestina termasuk seorang wanita lanjut usia, kata pejabat Palestina. (AFP/Jaafar Ashtiyeh)

Sementara itu, dalam pertemuannya dengan Blinken, Presiden Abbas mengatakan bahwa pemerintah Israel bertanggung jawab atas kemunduran penyelesaian konflik kedua negara yang terjadi di lapangan.

"Kami menyambut Anda dan kami menegaskan bahwa pemerintah Israel bertanggung jawab atas apa yang terjadi hari ini karena praktiknya merusak solusi dua negara dan melanggar perjanjian yang ditandatangani... upaya internasional masih kurang untuk mengakhiri pendudukan, menghentikan perluasan pemukiman, dan gagal mengakui negara Palestina dan keanggotaan penuhnya di PBB," kata Presiden Abbas.

"Penentangan terus-menerus terhadap upaya rakyat Palestina untuk mempertahankan keberadaan mereka dan hak-hak sah mereka di forum dan pengadilan internasional serta untuk memberikan perlindungan internasional bagi rakyat kami adalah kebijakan yang mendorong penjajah Israel melakukan lebih banyak kejahatan dan melanggar hukum internasional," tambahnya.

Abbas lebih lanjut mengatakan bahwa dunia mengabaikan Israel, tanpa pencegahan dan pertanggungjawaban, membuat negara itu terus melanjutkan operasi sepihaknya, termasuk soal pencaplokan tanah, membunuh warga Palestina, melanggar status quo Kompleks Masjid Al Aqsa, dan banyak lagi.

"Penghentian total tindakan sepihak Israel, yang melanggar perjanjian yang ditandatangani dan hukum internasional adalah titik masuk utama untuk mengembalikan cakrawala politik, mengakhiri pendudukan sesuai dengan referensi internasional dan Prakarsa Perdamaian Arab, untuk membuat perdamaian, stabilitas, dan keamanan bagi semua," tegas Abbas.

"Kami selalu menunjukkan komitmen terhadap resolusi legitimasi internasional, penolakan kekerasan dan terorisme, serta menghormati perjanjian yang kami tanda tangani. Kami siap bekerja sama dengan pemerintah AS dan komunitas internasional untuk memulihkan dialog politik guna mengakhiri pendudukan Israel atas tanah Negara Palestina, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya. Rakyat kami tidak akan menerima kelanjutan pendudukan selamanya dan keamanan regional tidak akan diperkuat dengan melanggar kesucian tempat-tempat suci, menginjak-injak martabat rakyat Palestina dan mengabaikan hak sah mereka atas kebebasan, martabat, dan kemerdekaan."

3 dari 3 halaman

Komitmen AS untuk Israel Tak Tergoyahkan

Warga Palestina membakar ban dan mengibarkan bendera nasional saat protes terhadap serangan militer Israel terhadap kamp pengungsi Jenin di perbatasan Israel-Palestina, sebelah timur Kota Gaza, 26 Januari 2023. Brigade Martir Al Aqsa, milisi bersenjata yang berafiliasi dengan Fatah mengatakan, salah satu anggotanya bernama Izz al-Din Salahat turut menjadi korban tewas. (AP Photo/Fatima Shbair)

Saat bertemu dengan PM Netanyahu, Blinken menegaskan kembali komitmen kuat AS terhadap Israel.

"Penting bagi pemerintah dan rakyat Israel untuk mengetahui komitmen AS terhadap keamanan mereka tetap kuat," tegas Blinken seperti dikutip dari Al Jazeera, dalam konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di Yerusalem pada Senin (30/1). "Komitmen itu nyata melalui hampir 75 tahun dukungan AS. Komitmen AS tidak pernah goyah, dan itu tidak akan pernah terjadi."

Blinken menekankan kembali pula bahwa AS di bawah pemerintahan Presiden Joe Biden akan mendorong upaya normalisasi antara Israel dan negara-negara Arab untuk mengintegrasikan Israel ke kawasan.

Dalam kunjungan perdananya sejak Netanyahu kembali menjabat akhir tahun lalu itu, Blinken memuji aliansi AS-Israel, memberikan penghormatan kepada para korban dari pihak Israel, menyatakan dukungan lisan AS bagi status quo Kompleks Masjid Al Aqsa dan solusi dua negara. Namun, ia tidak secara eksplisit mengkritik kebijakan Israel yang memperluas pemukiman ilegal Yahudi di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.

Infografis Rentetan Konflik Terbaru Israel - Palestina. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya