Stok Beras Impor Bulog Wajib Habis Sebelum Panen Raya Februari 2023

NFA meminta agar Perum Bulog dapat menghabiskan stok beras impor untuk memaksimalkan penyerapan beras dalam negeri pada panen raya mulai Februari-Maret mendatang.

oleh Tira Santia diperbarui 31 Jan 2023, 15:30 WIB
Petugas mendata ketersediaan stok beras di Gudang Bulog Divisi Regional DKI Jakarta, Kelapa Gading, Rabu (29/12/2021). Dirut Perum Bulog Budi Waseso mengungkapkan hingga dengan penghujung 2021 Bulog berhasil melakukan penyerapan beras petani mencapai 1,2 juta ton. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) meminta agar Perum Bulog dapat menghabiskan stok beras impor untuk memaksimalkan penyerapan beras dalam negeri pada panen raya mulai Februari-Maret mendatang.

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menjelaskan Perum Bulog mendapat penugasan untuk menyerap hingga 2,4 juta ton atau 70 persen pengadaan dari keseluruhan panen.

"Saya sudah menugaskan Bulog untuk menyerap (beras) 2,4 juta ton tahun ini sehingga gudang memang harus dikosongkan, jadi nanti Bulog akan mengosongkan untuk operasi pasar sebulan terakhir," kata Arief saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, dikutip dari Antara, Selasa (31/1/2023).

Arief menyebutkan cadangan beras pemerintah (CBP) yang menjadi stok Bulog saat ini mencapai sekitar 300 ribu ton.

Stok tersebut berasal dari importasi yang masuk secara bertahap pada awal 2023, atau bagian dari total impor beras sebanyak 500 ribu ton yang diputuskan Pemerintah untuk menstabilkan harga beras. Sebelumnya, sebanyak 200 ribu ton beras impor sudah masuk pada pertengahan Desember 2022.

Sementara itu, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau Buwas menjelaskan pihaknya sudah menyiapkan 315 ribu ton beras siap edar yang akan disalurkan melalui operasi pasar hingga Maret mendatang.

Di sisi lain, Buwas menargetkan seluruh beras impor yang masuk dapat tersalurkan melalui operasi pasar paling lambat pada Februari.

Hal itu untuk menyiasati agar operasi pasar tidak membuat harga gabah di tingkat petani jatuh saat panen.

"Paling lambat semua yang impor tanggal 15 Februari sudah masuk gudang Bulog, tapi secara bertahap dipakai operasi pasar. Saya berharap sampai Februari ini habis yang (beras) impor maupun yang ada stok," kata Buwas.

 

 

2 dari 4 halaman

Perum Bulog

Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat karung berisi beras di Gudang Bulog Divisi Regional DKI Jakarta, Kelapa Gading, Rabu (29/12/2021). Dirut Perum Bulog Budi Waseso menjamin tahun ini stok beras aman dan tidak ada impor untuk kebutuhan Cadangan Beras Pemerintah. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Adapun Perum Bulog sesuai arahan Presiden Joko Widodo telah menggelontorkan 100 ribu ton beras melalui Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) atau dikenal operasi pasar pada awal Januari 2023 untuk meredam gejolak kenaikan harga beras di pasaran.

Harga pembelian dari gudang Bulog berkisar Rp8.300-Rp 8.900 per kg disesuaikan dengan pembagian zonasi.

Sebagai rincian, beras dijual seharga Rp8.300 per kg untuk wilayah Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi, sedangkan wilayah Sumatera kecuali Lampung dan Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Timur dan Kalimantan Rp8.600 per kg, serta wilayah Maluku dan Papua sebesar Rp8.900 per kg.

3 dari 4 halaman

Ridwal Kamil Tolak Beras Impor, Sebut Jabar Surplus 1,5 Juta Ton

Pekerja saat mengangkut karung berisi beras yang belum terpakai di Gudang Bulog Divisi Regional DKI Jakarta, Kelapa Gading, Kamis (18/3/2021). Dirut Perum Bulog Budi Waseso menegaskan tahun ini Indonesia tidak akan mengimpor beras. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil mengatakan wilayah Jawa Barat tidak memerlukan beras impor, mengingat daerah tersebut setiap tahunnya mengalami surplus sebanyak 1,5 juta ton.

"(Produksi beras) Jawa Barat surplus, kita surplus setiap tahun 1,5 juta ton," kata Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil di Cirebon, Jabar, Rabu, saat melakukan kunjungan kerja di Pasar Pasalaran, Kabupaten Cirebon, dikutip dari Antara, Rabu (25/1/2023).

Menurutnya, kenaikan harga beras di Jawa Barat, sedang dilakukan penelusuran, mengingat daerah tersebut menjadi salah satu lumbung padi nasional dengan setiap tahunnya mengalami surplus 1,5 juta ton.

Kang Emil melanjutkan dengan adanya kenaikan harga beras, pihaknya akan melakukan intervensi ke pasar, baik dengan cara operasi pasar, maupun mengintervensi distribusi melalui subsidi kendaraan logistik.

Ia juga menekankan sebentar lagi memasuki musim panen, sehingga beras impor tidak diperlukan lagi.

"Jawa Barat jangan sampai (ada beras) impor, karena mengalami surplus, kalau daerah lainnya silakan saja," tuturnya.

Kang Emil juga meminta kepada daerah yang berada di Jawa Barat, agar tidak mendatangkan beras impor, apalagi di Kabupaten Indramayu yang menjadi lumbung padi nasional. "Indramayu juga jangan sampai mendatangkan beras impor," katanya.

Sementara itu, Pimpinan Cabang Perum Bulog Indramayu Dandy Arianto memastikan stok beras di daerah itu aman hingga musim panen berikutnya, sehingga tidak perlu mendatangkan beras impor dan petani tak perlu khawatir.

"Kami pastikan stoknya cukup untuk menjelang panen raya di akhir Februari 2023 ini," katanya.

4 dari 4 halaman

Kebutuhan Beras

Warga saat melihat beras Bulog impor dari Vietnam yang banyak tersedia di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Cipinang, Jakarta Timur, Selasa (31/1/2023). Menurut data Food Station hari ini, harga beras medium seperti IR-64 III misalnya, harganya sekarang Rp10.350 per kg, dari sebelumnya Rp9.975 per kg. Kenaikan harga juga dialami beras jenis lain. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Ia mengatakan kebutuhan beras di Kabupaten Indramayu kurang dari 100 ton, mengingat daerah tersebut merupakan lumbung padi, sehingga masyarakat banyak yang menyimpan hasil panen untuk dikonsumsi sendiri.

Dandy menambahkan meskipun stok beras di gudang Bulog Indramayu tidak seperti beberapa bulan lalu yang mencapai 30 ribu ton, namun pihaknya tidak akan mendatangkan beras impor.

Dengan demikian, ia berharap para petani tidak perlu khawatir, karena sebentar lagi menjelang panen raya, agar harga beras di pasaran juga aman tanpa ada penurunan harga.

"Beras impor ke Indramayu baru wacana, barangnya gak ada, akibat adanya wacana pembatalan sisa impor menyusul izin impor Kemendag hanya sampai akhir Januari," katanya. 

INFOGRAFIS JOURNAL Negara dengan Konsumsi dan Produksi Beras Jadi Nasi Terbanyak di Dunia (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya