Tekan Angka Kanker Serviks, Bio Farma Jalin Kerja Sama dengan MSD untuk Produksi Vaksin HPV

Jumlah kasus dan kematian akibat kanker serviks di Indonesia cukup tinggi. Untuk itu, Bio Farma bekerja sama dengan MSD untuk memproduksi vaksin HPV.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Des 2022, 18:23 WIB
Sekarang seperti daftar vaksin untuk anak semakin bertambah panjang. Mulai dari vaksin flu, cacar, dan lain sebagainya.

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan obat dan vaksin, MSD, menandatangani perjanjian kerangka kerja terkait kerjasama transfer teknologi dengan Bio Farma untuk memproduksi vaksin human papillomavirus (HPV) MSD secara lokal pada Selasa, 13 Desember 2022.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa transfer teknologi baik keahlian, pengetahuan, dan pengalaman dari MSD ini akan bermanfaat bagi Bio Farma dan untuk kemandirian Sektor Kesehatan di Indonesia terutama dalam pengembangan vaksin.

“Kerjasama antara Bio Farma dan MSD, merupakan bentuk nyata kolaborasi antar pihak untuk mendukung Transformasi Kesehatan di Indonesia, terutama dalam upaya penguatan pilar ketahanan kesehatan yang merupakan salah satu prioritas Kementerian Kesehatan,” kata Budi.

Perjanjian kerangka kerja untuk produksi lokal vaksin HPV ini dapat membantu meningkatkan kemampuan dan kapasitas produksi vaksin dalam negeri di Indonesia. Berdasarkan kerangka tersebut, para pihak akan terus bekerja sama untuk mendukung pembuatan vaksin HPV lokal di Indonesia.

Direktur Bio Farma Honesti Basyir turut mengungkapkan bahwa kerja sama ini bakal menghadirkan vaksin HPV berkualitas untuk Indonesia.

“Kerjasama dengan MSD ini merupakan langkah penting yang dilakukan Bio Farma untuk memperkuat infrastruktur kesehatan Indonesia. Melalui kolaborasi ini, Bio Farma akan menghadirkan vaksin HPV kualitas terbaik untuk diproduksi di Indonesia.”

Perjanjian yang ditandatangani oleh George Stylianou, Managing Director MSD Indonesia dan Honesti Basyir, CEO Bio Farma Induk Holding ini bertujuan untuk membantu pemerintah menekan angka kasus kanker serviks di Indonesia yang cukup tinggi.

Di Indonesia sendiri, terdapat 36.633 kasus kanker serviks di Indonesia dengan angka kematian yang terus meningkat, menurut data Globocan tahun 2021. Menkes menyebut kanker dapat disebabkan oleh banyak faktor mulai dari keturunan, lingkungan dan gaya hidup yang tidak sehat serta virus.

2 dari 4 halaman

Pemberian Vaksin HPV

Vaksin HPV Tak Hanya untuk Perempuan, Laki-laki Juga Perlu

Angka kematian kanker serviks di Tanah Air amat tinggi tapi untuk kanker serviks bisa dicegah. Salah satunya dengan pemberian imunisasi human papillomavirus (HPV), khususnya kepada anak-anak.

“Kita bisa mengeliminasi virus kanker ini, caranya dengan meningkatkan cakupan imunisasi HPV di setiap kota sehingga kita bisa mengurangi angka kematian dan pembiayaan akibat dari kanker,” ujar Budi.

Vaksin HPV sendiri adalah vaksin yang digunakan untuk melindungi tubuh dari infeksi human papillomavirus (HPV). Vaksin ini dapat diberikan kepada anak-anak yang memasuki masa remaja, baik perempuan maupun laki-laki, wanita yang berada dalam masa subur, serta pria yang aktif melakukan aktivitas seksual.

Mengutip dari situs Kemkes, vaksin HPV pada tahun ini telah diberikan di 131 kabupaten/kota di 8 provinsi, terdiri dari 4 provinsi di pulau Jawa yaitu DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Sementara 4 provinsi lainnya berada di luar pulau Jawa yang meliputi Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, dan Bali.

Vaksin HPV juga akan terus diperluas hingga menjadi program skala nasional pada tahun 2023 mendatang.

3 dari 4 halaman

Fokus Sasaran Kelas 5 dan 6 SD

Ilustrasi vaksin HPV yang diperuntukkan bagi perempuan demi mencegah kanker serviks. Credit: pexels.com by Gustavo Fring

Menurut Honesti, pemberian vaksin harus dilakukan sedini mungkin. Fokus sasaran pemberian vaksin ini yaitu anak Sekolah Dasar (SD) kelas 5 dan 6.

Pemerintah menargetkan anak-anak sekolah dasar karena dianggap lebih efektif mengingat mereka belum aktif secara seksual. "Makanya kalau dari pemerintah memang dimulainya dari anak sekolah yang memang secara seksual mereka belum aktif," kata Honesti.

Program pemberian imunisasi HPV sendiri telah menjadi 1 dari 14 imunisasi dasar lengkap pada anak.

Mengenai dosis vaksin, Bio Farma mengungkapkan pihaknya menyiapkan 1,4 juta dosis vaksin untuk tahap pertama.

 "Tahap pertama itu sekitar 1,4 juta, ya, anak sekolah kelas 5, 6 SD yang menjadi bagian dari putaran pertama vaksinasi HPV milik pemerintah," tutur Honesti.

Vaksin HPV ini akan diberikan 2 kali per tahun. Ini berarti, jumlah vaksin yang diproduksi yaitu 2,8 hingga 3 juta dosis per tahun untuk vaksinasi tahap pertama.

4 dari 4 halaman

Wanita Usia Subur Juga Perlu Divaksin

Pemberian Vaksin HPV

Fokus utama adalah anak sekolah dasar, perluasan vaksinasi akan menyasar wanita usia subur. "Mulai dari usia 10 sampai usia lima puluhan tahun, ya. Wanita usia subur, itulah targetnya," ucap Honesti.

Tidak hanya wanita, vaksin juga akan diberikan kepada pria yang aktif melakukan kegiatan seksual.

Sempat beredar berita bahwa vaksin HPV dapat menyebabkan kemandulan, tetapi hal itu tidak benar. Sebaliknya, vaksin ini sangat penting untuk didapatkan demi mencegah terkena kanker serviks.

Selain dapat mencegah terkena kanker serviks, vaksin HPV disebut tidak memiliki efek samping membahayakan. Bahkan, menurut laman Kemkes, vaksin ini juga boleh diberikan kepada ibu menyusui.

Sementara itu, efek umum yang sering dikeluhkan setelah mendapatkan vaksinasi yaitu bengkak, nyeri dan kemerahan di sekitar lokasi suntikan serta sakit kepala.

 

(Adelina Wahyu Martanti)

Infografis Yuk Kurangi Mobilitas Cegah Lonjakan Kasus Covid-19 Saat Periode Nataru. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya