Dukung Produktivitas Petani Seram Bagian Barat, Kementan Jalankan Program RJIT

Kementan melalui Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan produktivitas pertanian di Provinsi Maluku.

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 29 Nov 2022, 12:32 WIB
Ilustrasi Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier. (Dok. Kementan).

Liputan6.com, Seram Bagian Barat Kementerian Pertanian melalui Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan produktivitas pertanian di Provinsi Maluku. Salah satunya melalui pelaksanaan kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi tersier (RJIT).

Kali ini, kegiatan RJIT Kementan menyasar Kelompok Tani Mekar Baru, di Desa Waimital, Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku. Kegiatan RJIT yang dilaksanakan adalah sepanjang 150 meter.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, berharap kegiatan RJIT bisa dikawal dan dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat petani.

"RJIT sangat bermanfaat untuk petani. Karena tidak hanya memastikan sawah bisa teraliri air, luas sawah yang mendapatkan pasokan air juga bertambah," jelasnya, Senin (28/11/2022).

Sementara Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Ali Jamil, mengatakan RJIT bisa berdampak baik buat ekonomi petani.

"RJIT bisa membantu petani meningkatkan produktivitas. Karena, pasokan air yang mencukupi membuat indeks pertanaman bisa ditingkatkan. Hal ini tentu akan membuat pendapatan petani ikut naik," katanya.

2 dari 2 halaman

Kementan Minta Petani Jaga Saluran RJIT

Begitu besarnya manfaat RJIT, Ali mengajak petani untuk menjaga saluran irigasi yang telah direhabilitasi.

"Manfaatkan irigasi dengan sebaik-baiknya. Selain itu masyarakat harus sama-sama menjaganya agar tidak ada masalah pada saluran irigasi, khususnya disaluran tersiernya. Sehingga pertanian bisa digarap secara maksimal," ujarnya.

Ketua Kelompok Tani Mekar Baru, Agus Sukarno, mengatakan mata pencarian pokok warga Desa Waimital adalah bertani padi dan juga produk hortikultura

"Warga Desa Waimital merupakan penduduk transmigran sejak tahun 1954. Mata pencaharian utama mereka adalah sebagai petani," katanya. 

Agus menambahkan, potensi desa ini dalam meningkatkan produktivitas pangan perlu didukung dengan infrastruktur pertanian yang memadai salah satunya dengan tersedianya air yang mengalir ke lahan-lahan pertanian dengan jaringan irigasi yang baik.

"Selain itu desa ini sebagai jalur trans Seram (Ambon-Masohi) sehingga sangat mendukung dalam peningkatan ekonomi dari sektor pertanian," terangnya.

 

(*)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya