Laba TBS Energi Melonjak 60,24 Persen hingga September 2022

PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) mencatat pertumbuhan pendapatan dan laba hingga September 2022.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 26 Nov 2022, 18:45 WIB
Ilustrasi Laporan Keuangan atau Laba Rugi. Foto: Freepik/ pch.vector

Liputan6.com, Jakarta - PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) mengumumkan kinerja perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2022. Pada periode tersebut, perseroan berhasil mengantongi laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 54,76 juta atau setara Rp 859,31 miliar (kurs Rp 15.693 per USD).

Laba itu naik 60,24 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD 34,17 juta. Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu (26/11/2022), raihan laba itu sejalan dengan pendapatan yang tumbuh 63,57 persen menjadi USD 469,13 juta dari USD 286,8 juta pada September 2021 sebesar USD 286,8 juta.

Beban pokok pendapatan pada September 2022 tercatat sebesar USD 360,16 juta. Naik 63,57 persen dibandingkan September 2021 sebesar USD 243,75. Meski begitu, laba kotor perseroan masih tumbuh 153,18 persen menjadi USD 108,97 juta dari USD 43,04 juta pada September 2022. Beban umum dan administrasi perseroan tercatat sebesar USD 23,14 juta, beban penjualan dan pemasaran USD 1,21 juta, rugi selisih neto kurs Rp 98,717, dan pendapatan lain-lain USD 35,51.

Dari rincian itu, perseroan memperoleh laba operasi sebesar USD 120,03 juta, naik 72,33 persen dibandingkan September 2021 sebesar USD 69,65 juta. Pada periode ini, perseroan mencatatkan pendapatan keuangan sebesar USD 3,31 juta dan beban keuangan USD 19,95 juta.

Setelah dikurangi pajak, perseroan berhasil mengukuhkan laba periode berjalan sebesar USD 83,77 juta, naik 86,36 persen dibandingkan laba periode berjalan pada September 2021 sebesar USD 44,95 juta.

Dari sisi aset TBS Energi Utama sampai dengan September 2022 tercatat sebesar USD 894,04 juta, naik dari posisi akhir tahun lalu sebesar USD 858,1 juta. Terdiri dari aset lancar USD 236 juta dan aset tidak lancar USD 658,03 juta.

Liabilitas sampai dengan September 2022 tercatat sebesar USD 474,29 juta , turun dibandingkan posisi Desember 2021 sebesar USD 503,88 juta. Terdiri dari liabilitas jangka pendek USD 122,82 juta dan liabilitas jangka panjang USD 351,47 juta. Sementara ekuitas sampai dengan September 2022 naik menjadi USD 419,75 juta dari USD 354,23 juta pada Desember 2021.

 

 

2 dari 4 halaman

Bos TBS Energi Sebut Investasi di Industri Listrik Ciptakan Untung Berlipat

Electrum, usaha patungan antara Gojek dan TBS Energi Utama telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Gogoro (Dok Gojek)

Sebelumnya, Wakil Direktur Utama PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) Pandu Patria Sjahrir mengatakan, kebijakan insentif yang dibutuhkan bagi pengusaha, salah satunya investasi untuk kendaraan listrik.

"Jadi kalau diinvestasikan ke sesuatu yang membuat industri baru yang menjadi produktif itu lebih keren. Subsidi yang sekarang misalnya ke 70 persen ke tempat yang salah. Kalau ini lebih menguntungkan (subsidi kendaraan listrik)," kata Pandu dalam konferensi pers, Rabu (12/10/2022).

Pandu menilai, jika pemerintah investasi ke ranah industri listrik tersebut akan menghasilkan keuntungan berlipat ganda.

"Setiap satu dolar pemerintah investasikan ke industri listrik ini untungnya lima belas kali lipat. Semoga didengarkan (pemerintah)," kata dia.

Sebelumnya, pemerintah menginginkan jumlah motor listrik mencapai 50 persen dibandingkan jumlah motor berbahan bakar minyak (BBM).

"Kalau insentif menurut saya dari sisi pelaku pemerintah mereka ingin melakukan ini. Dari kemarin misalnya, tolong kalau bisa dari semua setengah motor yang ada di Indonesia yaitu motor listrik," kata dia.

Bagaimana pemerintah bisa mempercepat target tersebut?

"Nah ini saya sangat encourage kenapa percobaan enam bulan pertama antusiasme nya sangat besar. Jadi ini penting karena konsumer pak, we are play the consumer game tapi memang satu harga tuh segalanya untuk orang nyoba mau ga mau," ujar dia.

 

3 dari 4 halaman

Investasi di Net Zero Karbon

Electrum, usaha patungan antara Gojek dan TBS Energi Utama telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Gogoro (Dok Gojek)

Sebelumnya, PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) atau TBS menyiapkan sekitar USD 1 miliar atau sekitar Rp 14,3 triliun (kurs Rp 14.287 per USD) untuk investasi pada net zero carbon.

Vice President Director PT TBS Energi Utama Tbk, Pandu Patria Sjahrir mengatakan, perseroan menargetkan net zero carbon pada 2030.

"Kami telah berkomitmen untuk menjadi Net Zero pada tahun 2030 dan itu akan menjadi tugas yang cukup menakutkan. Tapi kami pada dasarnya mengatakan bahwa kami akan berinvestasi hampir USD 1 miliar dari arus kas internal kami," kata Pandu dalam webinar The Future of Mobility in a Net-Zero World, Rabu, 16 Maret 2022.

Pandu menambahkan, bertahun-tahun perseroan juga telah investasi dalam berbagai hal terkait energi terbarukan. Di saat bersamaan, perseroan juga melakukan pengembangan infrastruktur digital lantaran disebut menjadi pasar dengan pertumbuhan tercepat di Indonesia.

4 dari 4 halaman

Bentuk Usaha Patungan

Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pada kuartal IV tahun lalu, TBS membentuk usaha patungan (joint venture) dengan Gojek yang bernaung dalam PT Goto Gojek Tokopedia Tbk.

Lewat usaha patungan ini, Gojek dan TBS akan mengembangkan usaha bisnis dalam bidang manufaktur kendaraan listrik roda dua, teknologi pengemasan baterai, infrastruktur penukaran baterai, hingga pembiayaan kepemilikan kendaraan listrik.

Pada penutupan perdagangan Rabu, 16 Maret 2022, saham TOBA naik 3,7 persen ke posisi Rp 1.120 per saham. Saham TOBA menguat 10 poin ke posisi Rp 1.090 per saham.

Saham TOBA berada di level tertinggi Rp 1.130 dan terendah Rp 1.080 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.412 kali dengan volume perdagangan 83.314. Nilai transaksi harian Rp 9,2 miliar.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya