Cak Nun Sedih dan Marah dengan Tragedi Kanjuruhan Malang, Ini Pesannya

Budayawan yang juga tokoh intelektual muslim Indonesia Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun turut prihatin dengan tragedi Kanjuruhan. Ia mengucapkan belasungkawa atas peristiwa yang menewaskan ratusan nyawa itu.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 05 Okt 2022, 04:30 WIB
Budayawan sekaligus tokoh muslim, Cak Nun. (YouTube CakNun.com)

Liputan6.com, Jakarta - Budayawan yang juga tokoh intelektual muslim Indonesia Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun prihatin dengan tragedi Kanjuruhan. Ia mengucapkan belasungkawa atas peristiwa yang menewaskan ratusan nyawa itu.

Dari hati yang amat dalam, kejadian itu membuat Cak Nun terpukul. Ia sedih, malu, sekaligus marah dengan tragedi Kanjuruhan.

“Sedih karena itu tadi, satu orang mati sama dengan semua orang meninggal dunia, apalagi kalau kematian disebabkan oleh hal-hal yang merupakan ulah manusia sendiri, terserah manusia yang mana,” imbuhnya dikutip dari YouTube CakNun.com, Selasa (4/10/2022).

Cak Nun malu karena ia punya kedekatan dengan Aremania, Bonek, dan suporter sepak bola lainnya. “Sehingga saya ikut merasa malu, meskipun korbannya hampir semuanya Aremania,” ungkap dia.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

Objektif dan Bijaksana

Petugas keamanan menahan seorang suporter saat kerusuhan pada pertandingan sepak bola antara Arema Vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, 1 Oktober 2022. "Dalam kejadian itu, telah meninggal 127 orang, dua di antaranya adalah anggota Polri," kata Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta. (AP Photo/Yudha Prabowo)

Cendekiawan muslim ini marah lantaran ada yang tidak beres, bukan hanya soal sepak bola dan suporter, melainkan soal tatanan hidup bersama.

“Makanya sekarang yang saya perhatikan bagaimana kasus itu diproses. Apakah objektif bijaksana, ataukah sibuk saling menyalahkan dan seterusnya,” sambung Cak Nun.

Cak Nun mendukung semua proses yang tengah dilakukan untuk mengusut tragedi Kanjuruhan. Cak Nun tidak hanya mendukung Aremania, tapi juga mendukung Bonek dan dunia sepak bola pada umumnya.

“Ini yang dari hati saya, kita sedang berproses mengamati itu semua,” katanya.

Seperti diketahui pada 1 Oktober 2022 usai laga lanjutan BRI Liga 1 pekan ke-11 antara Arema FC vs Persebaya terjadi kerusuhan yang mengakibatkan 125 orang meninggal. Peristiwa ini kemudian dikenal dengan Tragedi Kanjuruhan.

Tragedi Kanjuruhan menjadi insiden sepak bola paling mematikan ketiga di dunia. Ini menyusul tragedi Estadio Nacional Lima dan peristiwa Accra Sports’ Stadium Ghana menempati urutan pertama dan kedua paling mematikan di seluruh dunia. Tragedi kemanusiaan ini menjadi sorotan dunia, tak hanya masyarakat Indonesia. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya