Belum Final, Stafsus Erick Thohir Sebut Proses BSI Jadi BUMN Masih Panjang

Stafsus Erick Thohir menyatakan, masih butuh proses yang tidak sebentar untuk BSI bisa jadi perusahaan pelat merah. Dia tak ingin publik tenggelam dalam euforia BSI jadi BUMN.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 30 Sep 2022, 11:12 WIB
Aktivitas pekerja di kantor cabang Bank Syariah Indonesia, Jakarta Selasa (2/2/2021). PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) resmi beroperasi dengan nama baru mulai 1 Februari 2021. (Liputan6.com/Johan Tallo)
Liputan6.com, Jakarta
Menteri BUMN Erick Thohir melalui Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga, memberikan klarifikasi terkait Bank Syariah Indonesia (BSI) yang dikabarkan tengah berproses menjadi bank BUMN, dan sudah masuk tahap finalisasi.
 
Arya menyatakan, masih butuh proses yang tidak sebentar untuk BSI bisa jadi perusahaan pelat merah. Dia tak ingin publik tenggelam dalam euforia BSI jadi BUMN
 
"Jadi, kalau proses mengenai BSI akan menjadi BUMN, itu prosesnya masih panjang. Butuh waktu lama dan mungkin kita tidak tergesa-gesa saat ini," ujar Arya dalam rekaman suara yang dibagikannya kepada media, Jumat (30/9/2022).
 
"Sehingga, diharapkan informasi mengenai BSI sudah clear," pinta dia. 
 
Tak ditampik Arya, pemerintah saat ini memang sudah memiliki 1 lembar saham merah putih sebagai bentuk kendali negara atas BSI. 
 
Namun, Arya memandang kalau itu masih belum cukup. Maka, salah satu cara memperkuat posisi BSI yakni menjadikanya sebagai bank BUMN secara mandiri. 
 
"Saat ini saham merah putih sudah ada di BSI, dan itu merupakan kontrol pemerintah terhadap BSI. Itu sangat kuat, dan itu sebenarnya membuat posisi BSI sudah hampir mirip dengan BUMN lainnya," tuturnya. 

Mengacu porsi saham yang ada di BSI, Bank Mandiri memiliki saham sebesar 50,83 persen. Kemudian, Bank Negara Indonesia atau BNI di angka 24,85 persen, Bank Rakyat Indonesia atau BRI sebesar 17,25 persen, dan pemegang saham lainnya, termasuk publik 7,08 persen.

Saat ini, pemerintah memiliki 1 lembar saham yang disebut saham merah putih. Ini disebut jadi bukti kendali pemerintah di BSI. 

2 dari 3 halaman

Kata Erick Thohir

Nasabah BSI, Samin (kedua kanan), penjaga SD Negeri Lodjiwetan di Solo, Jawa Tengah yang uang tabungan haji habis dimakan rayap didampingi istri membuka tabungan haji di Bank Syariah Indonesia (BSI) Cabang Solo, Jawa Tengah.

Diberitakan sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir buka suara kembali soal rencana Bank Syariah Indonesia menjadi bank BUMN. Menyusul rencana yang sebelumnya ia kemukakan beberapa bulan lalu.

Erick enggan berkomentar panjang mengenai rencana tersebut. Hanya saja, ia menekankan posisi porsi saham pemerintah yang ada di BSI.

Untuk diketahui, pemerintah memiliki 1 lembar saham di BSI. Sisanya, ada BRI, BNI, dan Mandiri dengan kepemilikan terbesar sekitar 50 persen.

1 lembar saham ini dianggap sebagai syarat yang bisa memberikan kesan bahwa ada kendali pemerintah terhadap BSI. Disamping saham dari 3 bank BUMN tadi.

"Kan BSI udah punya saham merah putihkan," kata dia saat ditemui di komplek DPR RI, Jakarta, Selasa (20/9/2022).

 

3 dari 3 halaman

Bidik Dana Rp 5 Triliun

Pekerja menghitung uang di kantor cabang Bank Syariah Indonesia, Jakarta Selasa (2/2/2021). PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) resmi beroperasi dengan nama baru mulai 1 Februari 2021. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sementara itu, soal rencana Right Issue BSI guna membidik dana Rp 5 triliun, Erick belum mengamini itu akan dilakukan pada Kuartal IV tahun ini. Meski ia tak merinci soal aksi korporasi tersebut.

Ia masih menimbang kondisi ekonomi makro Indonesia sebagai momentum tepat dalam melakukan aksi korporasi.

"Sabar, kan kondisi makro ekonomi kita harus pas gitu," ujarnya.

Infografis: Deretan Bank Digital di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya