Harga Bitcoin Anjlok Setelah Rilis Data Inflasi AS

Cryptocurrency terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar itu turun 9,66 persen.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 14 Sep 2022, 09:47 WIB
Bitcoin - Image by mohamed Hassan from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Bitcoin kembali melemah pada Selasa (13/9/2022) malam mengikuti saham yang lebih jatuh rendah. Penurunan kedua aset berisiko ini terjadi setelah laporan indeks harga konsumen AS pada Agustus menunjukkan angka lebih tinggi dari yang diharapkan.

Dilansir dari CNBC, Rabu (14/9/2022), cryptocurrency terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar itu turun 9,66 persen pada Selasa, jatuh ke kisaran USD 20.249 atau setara Rp 303 juta per koin. Menurut situs Coin Metrics, itu adalah hari terburuk untuk bitcoin sejak 18 Juni.

Penurunan harga adalah pembalikan dari keuntungan sebelumnya. Bitcoin telah mencapai level tertinggi satu bulan di level USD 22.764 sebelum akhirnya kembali jatuh setelah rilis data inflasi AS.

Sebelumnya, reli yang membawa aset digital kembali di atas level psikologis utama USD 20.000 minggu lalu, didorong oleh melemahnya dolar AS menjelang laporan inflasi yang diharapkan menunjukkan inflasi telah mereda. Pembaruan jaringan yang sangat dinanti untuk Ethereum juga meningkatkan harga koin digital pekan lalu. 

Tetapi data CPI Agustus menunjukkan inflasi AS naik dari bulan ke bulan bahkan ketika harga gas turun. Dolar AS melonjak, dan saham dijual tajam karena Wall Street mengantisipasi kenaikan suku bunga yang lebih agresif dari The Fed.

Tak hanya Bitcoin yang alami pelemahan, kripto jajaran teratas lainnya juga terpantau berada di zona merah. Ethereum misalnya, tergelincir lebih dari 6 persen menjelang The Merge yang sangat dinanti-nantikan, yang diperkirakan akan terjadi antara 13-15 September. Selama penggabungan, Ethereum akan beralih dari model proof-of-work ke model yang menggunakan proof-of-stake.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

2 dari 4 halaman

Harga Kripto Rabu 14 September 2022

Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)

Sebelumnya, harga bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau alami pergerakan yang seragam pada perdagangan Rabu, 14 September 2022. Mayoritas kripto kembali melemah setelah sempat menguat pada hari sebelumnya.

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Rabu (14/9/2022) pagi, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) anjlok 9,82 persen dalam 24 jam terakhir, tetapi masih menguat 6,20 persen sepekan.

Saat ini, harga bitcoin berada di level USD 20.145 per koin atau setara Rp 301,5 juta (asumsi kurs Rp 14.967 per dolar AS). 

Ethereum (ETH) masih melanjutkan terkoreksi pagi ini. Selama 24 jam terakhir, ETH ambles 7,23 persen, tetapi masih menguat tipis 0,53 persen dalam sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level USD 1.589 per koin. 

Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) masih bertengger di zona merah. Dalam 24 jam terakhir BNB turun 5,00 persen. Namun masih naik 4,86 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga USD 277,89 per koin. 

 

3 dari 4 halaman

Harga Kripto Lainnya

Bitcoin adalah salah satu dari implementasi pertama dari yang disebut cryptocurrency atau mata uang kripto.

Kemudian Cardano kembali melemah pagi ini. Dalam satu hari terakhir ADA ambles 7,77 persen, tetapi masih menguat tipis 0,79 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level USD 0,4679 per koin.

Adapun Solana (SOL) kembali bertahan turun ke zona merah. Sepanjang satu hari terakhir SOL melemah 10,17 persen, tetapi masih menguat 8,31 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level USD 33,66 per koin.

Begitupun XRP yang turut melemah pagi ini. XRP merosot 6,81 persen dalam 24 jam terakhir, tetapi masih naik 2,85 persen sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga USD 0,3336 per koin. 

Stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC), pada hari ini sama-sama menguat 0,01 persen. Hal tersebut membuat harga keduanya masih bertahan di level USD 1,00

Sedangkan Binance USD (BUSD) melemah 0,01 persen dalam 24 jam terakhir, membuat harganya turun sedikit ke level USD 0,9999.

Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripto dalam 24 jam kembali turun di bawah USD 1 triliun yaitu di kisaran USD 991,3 miliar.

4 dari 4 halaman

MicroStrategy Bakal Jual Saham Rp 7,4 Triliun untuk Beli Bitcoin

Ilustrasi Bitcoin. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Sebelumnya, perusahaan pengembang perangkat lunak yang telah menjadi perusahaan bitcoin (BTC), MicroStrategy (MSTR), berencana untuk menjual hingga USD 500 juta atau sekitar Rp 7,4 triliun saham untuk mendanai lebih banyak pembelian cryptocurrency.

Dilansir dari CoinDesk, Sabtu (10/9/2022), pengajuan pada Jumat kepada Komisi Sekuritas dan Bursa AS mengungkapkan penawaran saham, yang akan dilakukan untuk tujuan perusahaan umum, termasuk pembelian bitcoin.

Hal ini menjadi sorotan karena tanda nyata pertama dari pendiri MSTR, Michael Saylor, yang baru-baru ini mengundurkan diri sebagai CEO untuk menjadi ketua eksekutif dan fokus membeli bitcoin.

Saylor benar-benar tidak mundur dari rencananya yang berani untuk mengubah MicroStrategy menjadi perusahaan yang memiliki cadangan kripto besar.

Sejak 2020, dia menggunakan uang yang dikumpulkan dari penawaran saham dan obligasi untuk membeli sekitar 130.000 bitcoin, senilai lebih dari USD 2 miliar.

Meskipun begitu, hal ini berdampak cukup buruk bagi perusahaan MicroStrategy, yang harganya menjadi sangat terikat dengan harga bitcoin,  mengakibatkan kerugian USD 1,2 miliar karena penurunan bitcoin  tahun ini.

Namun, saham MSTR sendiri melonjak 12 persen pada Jumat (9/9/2022) karena bitcoin melonjak hampir 10 persen. Namun, saham kembali turun sekitar 1,5 persen dalam perdagangan setelah jam kerja setelah pengumuman penawaran saham, yang akan melemahkan nilai saham yang ada.

Cowen dan BTIG, dua bank investasi paling terkemuka yang mencakup saham terkait kripto, memimpin penawaran saham MSTR. Rencana dari Saylor ini muncul di tengah kasus Saylor dan MicroStrategy baru-baru ini dituntut oleh District of Columbia karena diduga menghindari pajak atas penghasilan Saylor di distrik tersebut.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya